Tentu saja aturan  penjatahan gas membantu sampai batas tertentu tetapi kebanyakan surplus ini terjadi karena Eropa telah membeli gas dari sumber alternative selain Nord Stream.
Ada gula ada semut. Ada demand supply pun berdatangan. Semua perusahaan energi yang menjual gas membanjiri pasar Eropa. Kapal-kapal khusus pengangkut gas  memasok gas ke Eropa dari negara-negara seperti Amerika Serikat, Qatar, bahkan Rusia.
Eropa kemungkinan akan terus mengejar lebih banyak kesepakatan, bisa dibilang cukuip agresif. Kanselir Jerman Olaf Scholz mengunjungi Athena untuk bertemu dengan Perdana Menteri Yunani untuk membahas pasokan energi.
Kedua negara kini bergabung untuk meningkatkan lebih banyak pasokan gas.Â
Saya kutip kata Olaf Scolz dalam pertemuan tersebut, "Kami ingin menggunakan kekuatan bersama kami untuk membentuk konsorsium yang dapat membeli gas bersama-sama. Ini akan menyebabkan harga yang lebih rendah. Kami ingin menciptakan kemungkinan, misalnya kapasitas penyimpanan. Bersama-sama dan secara keseluruhan kami ingin berkontribusi untuk mendorong spekulasi keluar dari pasar dengan keputusan yang telah diambil sehubungan dengan menangani harga Puncak yang sangat sangat penting."
Jadi Jerman ingin agar punya konsorsium sendiri untuk pasokan gas. Mereka betul-betul ingin lepas dari ketergantungan akan gas Rusia.
Ada lagi yang terjadi di Brussel. Menteri energi Uni Eropa bertemu minggu ini untuk membahas tentang menjaga stabilitas harga gas. Bagaimana mereka akan melakukannya?
Salah satu opsinya adalah dengan membuat batasan harga gas. Jadi meski surplus sekarang, Eropa  masih harus menemukan lebih banyak solusi untuk mengatasi gangguan rantai pasok gas. Karena surplus bukan berarti masalah mereka sudah selesai.Â
Demand dari konsumen gas bisa meningkat dalam beberapa hari mendatang, yang berarti stok gas Eropa bisa mulai menurun. Dan untuk mengisisnya, berarti harus membeli lebih banyak gas lagi.
Dan situasi bisa menjadi lebih sulit dalam beberapa minggu mendatang. Dengan musim dingin yang sudah di depan mata, ada banyak negara-negara di luar Eropa juga yang membutuhkan lebih banyak gas jadi harga gas bisa melambung lagi.
Ekonomi besar seperti China mungkin mulai membeli lebih banyak cadangan. Ekonomi China belum sepenuhnya terbuka berkat kebijakan zero Covid.Â