Mohon tunggu...
Dean Ruwayari
Dean Ruwayari Mohon Tunggu... Human Resources - Geopolitics Enthusiast

Belakangan doyan puisi. Tak tahu hari ini, tak tahu esok.

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Peristiwa yang Menyebabkan Liz Truss Mundur

22 Oktober 2022   03:41 Diperbarui: 24 Oktober 2022   16:04 747
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Perdana Menteri Inggris Liz Truss menyampaikan pidato di luar 10 Downing Street di pusat kota London pada 20 Oktober 2022 untuk mengumumkan pengunduran dirinya. (AFP PHOTO/DANIEL LEAL via KOMPAS)

Belakangan ini viral sebuah vidio tentang selada berbentuk kepala dengan wig pirang yang "diperkirakan" hidup lebih lama dari masa jabatan Liz Truss sebagai PM Inggris. Vidio tersebut diunggah hanya sebagai lelucon. Tidak disangka, lelucon itu benar-benar terjadi.

Peristiwa 24 jam terakhir menancapkan paku terakhir di atas peti mati pemerintahan Liz Truss. Beliau akan meninggalkan jabatan perdana menteri dalam hitungan satu minggu.

Kemarin Liz Truss memberikan komentar, "Saya tidak dapat memenuhi mandat yang dipilih oleh partai konservatif. Oleh karena itu saya telah berbicara dengan Yang Mulia Raja untuk memberitahu bahwa saya mengundurkan diri sebagai pemimpin partai konservatif."

Dengan begitu, salah satu masa jabatan paling bergejolak dalam politik Inggris akhirnya berakhir. Liz Truss pindah ke 10 Downing Street 44 hari yang lalu. Hanya dalam 44 hari pemerintahannya runtuh, dan menjadikannya sebagai perdana menteri yang menjabat terpendek dalam sejarah Inggris.

Sampai Rabu kemarin Truss menantang terpaan msalah, dan mengatakan kepada Parlemen kalau dirinya merupakan seorang pejuang dan bukan orang yang mudah menyerah. Namun pengunduran dirinya telah membuatnya kehilangan rasa hormat dari partainya dan kredibilitas sebagai seorang politisi.

Semuanya bermula kemarin dari satu pengunduran diri dan kekacauan di Parlemen Inggris. Berikut rekapan peristiwa dalam 24 jam terakhir.

Bermula dari pengunduran diri Suella Braverman. Braverman menjabat sebagai Home Secretary dalam pemerintahan Liz Truss. Pada dasarnya setara  menteri dalam negeri di Indonesia. Jadi, Truss kehilangan menteri senior keduanya dalam seminggu. Yang pertama tentu saja Kwasi Kwarteng yang dipecat dari jabatan menteri keuangan.

Suella Braverman mengundurkan diri setelah melanggar peraturan pemerintah yaitu menggunakan email pribadinya untuk berbagi dokumen resmi. 

Braverman ditunjuk hanya 43 hari yang lalu, sehari setelah pelantikan Liz Truss. Mengirimkan email menggunakan akun pribadi, alih-alih email resmi pemerintahan, merupakan pelanggaran serius terhadap peraturan menteri di pemerintahan Inggris.

Menurut satu klaim, Braverman tercatat menjadi Menteri Dalam Negeri Inggris dengan masa jabatan terpendek sejak 1834.

Suella Braverman adalah seorang konservatif garis keras dan pendukung kebijakan imigrasi yang ketat. Dirinya menjadi terkenal karena membela kolonialisme Inggris. 

Komentarnya kepada surat kabar Inggris menjadi viral. "Jelas, ada hal-hal buruk tentang kerajaan. Tapi saya tidak akan meminta maaf untuk kerajaan, untuk sejarah kita. 

Saya bangga dengan kerajaan Inggris." Kata Braverman dalam sebuah wawancara dengan majalah mingguan Inggris 'The Spectator'.

Komentar tersebut berbicara  tentang Kerajaan Inggris yang menjajah dan menjarah lebih dari sepertiga belahan bumi selama 200 tahun. Braverman mengaku tidak akan meminta maaf atas masa lalu Kolonial Inggris. 

Dirinya juga tampaknya tidak menyesal menggunakan email pribadi untuk bekerja. Kemudian, Braveman menggunakan pengunduran dirinya untuk melancarkan serangan pedas pada Liz Truss.


Berikut beberapa kutipan dari suratnya. Awalnya ada kesan menyesal, "Saya telah membuat kesalahan. Saya menerima tanggung jawab. 

Saya mengundurkan diri." Tetapi sisa surat itu lebih terkesan seperti pencopotan brutal perdana menteri yang akan dipecat. 

Coba saja bandingkan kalimat akhir surat tersebut berikut, "berpura-pura kita belum melakukan kesalahan, terus berlanjut seolah-olah semua orang tidak dapat melihat bahwa kita telah melakukannya, dan berharap bahwa hal-hal akan menjadi benar secara ajaib bukanlah politik yang tidak serius.

Saya kutip lagi, "jelas bagi setiap orang bahwa kita sedang melalui waktu yang penuh gejolak. Saya memiliki kekhawatiran tentang arah pemerintahan ini. Saya memiliki kekhawatiran serius tentang komitmen pemerintah ini."

Braveman menyebutkan kata "kekhawatiran" sebanyak dua kali. Bisa dibilang, komentar Braveman tersebut memalukan bagi pemerintahan Truss.  Mulai dari sini, hari-hari perdana menteri Inggris semakin buruk.  

Kemarin pemungutan suara penting dijadwalkan di Parlemen tentang larangan fracking pada gas serpih. 

Pemerintahan Trus ingin melanjutkan fracking dan konservatif menikmati mayoritas di Parlemen jadi pemungutan suara seharusnya hanyalah formalitas. Tapi bukan itu yang terjadi. Sebaliknya anggota parlemen konservatif mencoba menentang Truss.

Sky News melaporkan bahwa beberapa anggota parlemen konservatif diduga diganggu dan dianiaya selama pemungutan suara. Tampaknya tim Truss dikatakan telah menggunakan taktik bersenjata yang kuat untuk mengamankan suara yang butuhkan.

Diduga rekan-rekan konservatifnya menangis dalam ruang parlemen. Laporan skandal tersebut menyebabkan kegemparan di Parlemen. Kemuadian Anggota parlemen dari Partai Buruh Chris Bryan menyerukan penyelidikan di Dewan Perwakilan. 

"Saya melihat anggota secara fisik dianiaya ke Lobi lain dan diintimidasi. Jika kita ingin melawan intimidasi terhadap staf kita di dewan ini, kita harus menghentikan intimidasi di ruang ini juga."

Wakil jurubicara Dewan Perwakilan Eleanor Laing menanggapi, "kami memiliki sistem yang sangat baik untuk menyelidiki tuduhan intimidasi atau perilaku buruk. 

Dan jika yang terhormat (Chris Bryan) peduli untuk membawa bukti dan fakta kepada saya, saya berjanji bahwa masalah ini akan diselidiki dengan sebaik-baiknya."

Tampaknya ada anggota parlemen yang mengklaim bahwa pemungutan suara ini diperlakukan seperti "Mosi tidak percaya" terhadap pemerintahan Liz Truss. 

Anggota parlemen dari Partai Konservatif Charles Walker "Saya sudah muak dengan orang-orang yang tidak berkemampuan melakukan voting bukan karena untuk kepentingan Nasional, tetapi karena untuk kepentingan pribadi mereka sendiri untuk mencapai posisi menteri."

Ada selusin anggota parlemen konservatif yang secara terbuka meminta Truss untuk berhenti dari pekerjaannya sebaagai Perdana Menteri. 

Lebih banyak lagi yang membuat tuntutan serupa secara pribadi. Kini permintaan mereka terkabul. Jadi siapa yang akan melangkah untuk mengambil kursi kosong itu?

Pengunduran diri Liz Truss seolah menjadi bom yang dilemparkan ke hadapan Partai Konservatif, oposisi mengatakan bahwa Partai Konservatif telah kehilangan mandat untuk memerintah. 

Partai Buruh, Demokrat liberal, dan Menteri pertama Skotlandia Nicola Sturgeon, semuanya menyerukan pemilihan umum bahkan sekutu Inggris tidak dapat mengabaikan ketidakstabilan politik ini.

Sementara itu Presiden Prancis Emmanuel Macron berbicara tentang situasi hari ini. "Saya ingin mengatakan bahwa Prancis sebagai teman rakyat Inggris menginginkan stabilitas sebelum semua (ini terjadi) dan dalam konteks saat ini, konteks Perang, ketegangan energi dan perang, dan krisis yang lebih luas, penting bagi Inggris untuk mendapatkan kembali stabilitas politik.

Hanya itu yang saya inginkan. Secara pribadi, sedih melihat seorang rekan pergi. Dan yang ingin saya katakan adalah bahwa saya ingin stabilitas kembali secepat mungkin."

Sumber: The Guardian, KOMPAS

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun