Kemarin pemungutan suara penting dijadwalkan di Parlemen tentang larangan fracking pada gas serpih.Â
Pemerintahan Trus ingin melanjutkan fracking dan konservatif menikmati mayoritas di Parlemen jadi pemungutan suara seharusnya hanyalah formalitas. Tapi bukan itu yang terjadi. Sebaliknya anggota parlemen konservatif mencoba menentang Truss.
Sky News melaporkan bahwa beberapa anggota parlemen konservatif diduga diganggu dan dianiaya selama pemungutan suara. Tampaknya tim Truss dikatakan telah menggunakan taktik bersenjata yang kuat untuk mengamankan suara yang butuhkan.
Diduga rekan-rekan konservatifnya menangis dalam ruang parlemen. Laporan skandal tersebut menyebabkan kegemparan di Parlemen. Kemuadian Anggota parlemen dari Partai Buruh Chris Bryan menyerukan penyelidikan di Dewan Perwakilan.Â
"Saya melihat anggota secara fisik dianiaya ke Lobi lain dan diintimidasi. Jika kita ingin melawan intimidasi terhadap staf kita di dewan ini, kita harus menghentikan intimidasi di ruang ini juga."
Wakil jurubicara Dewan Perwakilan Eleanor Laing menanggapi, "kami memiliki sistem yang sangat baik untuk menyelidiki tuduhan intimidasi atau perilaku buruk.Â
Dan jika yang terhormat (Chris Bryan) peduli untuk membawa bukti dan fakta kepada saya, saya berjanji bahwa masalah ini akan diselidiki dengan sebaik-baiknya."
Tampaknya ada anggota parlemen yang mengklaim bahwa pemungutan suara ini diperlakukan seperti "Mosi tidak percaya" terhadap pemerintahan Liz Truss.Â
Anggota parlemen dari Partai Konservatif Charles Walker "Saya sudah muak dengan orang-orang yang tidak berkemampuan melakukan voting bukan karena untuk kepentingan Nasional, tetapi karena untuk kepentingan pribadi mereka sendiri untuk mencapai posisi menteri."
Ada selusin anggota parlemen konservatif yang secara terbuka meminta Truss untuk berhenti dari pekerjaannya sebaagai Perdana Menteri.Â
Lebih banyak lagi yang membuat tuntutan serupa secara pribadi. Kini permintaan mereka terkabul. Jadi siapa yang akan melangkah untuk mengambil kursi kosong itu?