Semua ini berkat tujuan net zero UE. Jadi sebenarnya Eropa telah mencapai kemajuan yang luar biasa tetapi sekarang tujuan net zeronya gagal dan Eropa ingin batubara menghidupkan pembangkit listriknya.Â
Darimana Eropa akan mendapatkan batubara? darimana lagi selain dari negara berkembang. Uni Eropa telah mengesahkan perburuan batubara untuk mengamankan pasokan energi.Â
Di bulan Juni saja, UE mengimpor 7,9 juta ton batubara termal. Sebagai perspektif, angka itu hanya sekitar 2 juta ton saja tahun lalu pada periode yang sama. Jadi terjadi lompatan yang sangat besar pada impor batubara, hampir empat kali lipat.
Sekarang mari kita lihat sumbernya. 1,2 juta ton batu bara berasal dari Kolombia. 854.000 ton dari afrika selatan dan 1,1 juta ton dari Australia.Â
Dan itu hanya pemasok besarnya, Eropa juga mengimpor lebih banyak batubara dari Indonesia, Mozambik, Namibia, Nigeria, dan Amerika Serikat.Â
Polisi global dalam segala hal termasuk perubahan iklim juga ikut memasok batubara ke Eropa. Pada bulan juni, impor batubara dari AS ke UE mencapai 618.000 ton, naik 28 persen dari tahun lalu.
Apa dampak dari keputusan Eropa ini? emisi karbon diperkirakan mencapai rekor tertinggi. Menurut analis, impor batubara ke uni Eropa akan naik 43 persen lebih tinggi tahun depan, dan ini akan melepaskan tambahan 10 juta ton karbon  dioksida ke atmosfer.
Kemana janji Eropa untuk menjadi netral karbon? UE belum membahasnya sama sekali, sepertinya menyalakan AC mereka lebih penting. Sementara studi seperti berikut ini ditawarkan sebagai pembenaran.Â
Sebuah analisis dirilis oleh Ember, kelompok riset nirlaba yang berbasis di Inggris ini mengatakan bahwa "ketergantungan jangka pendek pada batu bara untuk penggunaan darurat akan berdampak kecil pada komitmen iklim Eropa". (Jadi tidak perlu gaduh dengan perubahan langkah putus asa Eropa sekarang).
Menariknya, di situs webnya, kelompok riset ini pernah menulis dengan gagah berani "tenaga batu bara harus diakhiri untuk membalikkan krisis iklim. Batu bara merupakan satu-satunya penyumbang terbesar perubahan iklim."
Dan yang paling munafik dan bikin jengkelnya, Ember juga pernah menunjuk jari ke negara-negara berkembang dan mengatakan kalau kita "tidak cukup berusaha untuk mengadopsi energi hijau".