Mohon tunggu...
Dean Ruwayari
Dean Ruwayari Mohon Tunggu... Human Resources - Geopolitics Enthusiast

Belakangan doyan puisi. Tak tahu hari ini, tak tahu esok.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Rencana Erdogan Menginvasi Suriah, Teater Baru Rusia vs NATO?

6 Juni 2022   12:56 Diperbarui: 6 Juni 2022   15:41 895
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Awalnya, Erdogan mengisyaratkan bahwa Turki tidak merasa "positif" tentang negara-negara Nordik. Lalu menegaskan pendiriannya minggu lalu, dengan mengatakan "Kami telah memberi tahu sekutu bahwa kami akan mengatakan tidak kepada keanggotaan NATO Finlandia dan Swedia." dikutip dari Guardian News.

Turki juga memblokir upaya NATO untuk mempercepat aksesi kedua negara nordik ke aliansi. Erdogan mengatakan, kedua negara ini akan mengubah NATO menjadi "tempat di mana perwakilan organisasi teroris terkonsentrasi."

Untuk mengesahkan keanggotaan NATO Finlandia dan Swedia, butuh ratifikasi dari semua (30) negara anggota NATO. Jadi, persetujuan Erdogan sangat dibutuhkan dalam ekspansi NATO, dan sebagai imbalannya dia bisa meminta bantuan dana apapun atau dalam hal ini lampu hijau untuk operasi Suriah. Pokoknya Turki bisa memanfaatkan situasi ini sebagai alat tawar dengan NATO.

Sudah pasti AS tak tinggal diam. Sekretaris negara Anthony Blinken mengatakan langkah tersebut akan merusak stabilitas regional.

"Kekhawatiran yang kami miliki adalah bahwa setiap serangan baru akan merusak stabilitas regional. Seperti memberikan peluang kepada aktor jahat untuk mengeksploitasi ketidakstabilan demi tujuan mereka sendiri. Kami secara efektif terus melakukan perlawanan melalui mitra. Kami secara efektif terus melakukan perlawanan melalui mitra untuk memerangi ISIS di Suriah, dan kami tidak ingin melihat ada hal yang membahayakan upaya yang dilakukan untuk terus mempertahankan ISIS ke dalam kotak di mana kami mengurung mereka." Ucap Blinken dikutip dari AFP.

Rusia juga memberi peringatan kepada Turki.  Kementerian Luar Negeri mereka mengatakan bahwa Rusia "berharap Ankara akan menahan diri dari tindakan yang dapat menyebabkan kerusakan berbahaya dari situasi yang sudah sulit di Suriah."

Rusia memperingatkan bahwa akan terjadi eskalasi  jika Turki tetap melancarkan serangan ke Suriah. Jadi baik AS dan Rusia memperingatkan Turki. Tak satu pun dari mereka ingin operasi Turki dilanjutkan. 

Tapi apakah peringatan cukup untuk menghalangi Erdogan? 

Mari kita lihat masa lalu, sejak 2016 Turki telah meluncurkan tiga operasi ke Utara Suriah. Pada ketiga operasi tersebut, mereka bertempur melawan pejuang Kurdi. Dan setiap kali mereka mendapat lebih banyak wilayah. Jadi tidak ada alasan untuk berpikir bahwa Erdogan menggertak. 

Sebenarnya kali ini Erdogan punya lebih banyak alasan untuk menyerang. 2023 adalah tahun pemilihan di Turki. Ekonomi pasti tidak akan membuat erdogan terpilih kembali. Tapi operasi militer mungkin bisa. Pemilih nasionalis di Turki umumnya mendukung serangan terhadap Kurdi. 

Juga kali ini Erdogan punya asuransi karena baik NATO dan Rusia tertarik untuk menyenangkan presiden berusia 68 tahun ini. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun