Mohon tunggu...
Dean Ruwayari
Dean Ruwayari Mohon Tunggu... Human Resources - Geopolitics Enthusiast

Belakangan doyan puisi. Tak tahu hari ini, tak tahu esok.

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Konflik Ukraina, Raksasa Teknologi dalam Pusaran Perang Informasi

13 Maret 2022   14:00 Diperbarui: 16 Maret 2022   08:11 1132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Para pengunjuk rasa mengambil bagian dalam demonstrasi menentang intervensi militer Rusia di Ukraina di alun-alun Sol di Madrid, Spanyol, Jumat, 25 Februari 2022. Foto: AP Photo/Manu Fernandez via Kompas.com

Untuk membantu militer AS dalam operasinya yaitu dengan menyediakan alat digital yang dapat digunakan dalam perang.Alat apa saja itu? Basis data penting, layanan komputasi awan (cloud computing), pengawasan, teknologi drone, bahkan MENDORONG NARASI. 

Laporan tersebut mengatakan bahwa Facebook sendiri menjual iklan senilai USD 350 ribu untuk mempromosikan ekstremisme yang didanai dewan pengawas federal Amerika yang mencakup cerita dan tren ekstremisme kekerasan di negara-negara Islam. 

Facebook membantu platform milik pemerintah ini mempromosikan cerita-cerita kekerasan di negara Islam. Dan ini hanyalah laporan dari satu kontrak saja.

Laporan lain mengatakan bahwa ada ratusan kontrak dan subkontrak lain yang diberikan kepada raksasa teknologi Amerika dan belum dipublikasikan. 

Hanya untuk memperjelas bahwa kita berbicara tentang platform yang memiliki hubungan langsung dengan hati dan pikiran miliaran orang di dunia, lebih dari 2,7 miliar  orang menggunakan Facebook setiap hari. 206 juta pengguna harian Twitter. YouTube punya 122 juta pengguna aktif setiap hari (Dilansir dari Statista). 

Bayangkan jenis jangkauan dan potensi raksasa teknologi dalam memanipulasi opini global tentang tindakan Amerika. 

Dalam mengendalikan pembincangan tentang sebuah konflik, pejabat AS terlibat. Keadaan menjadi tampak lebih suram ketika kita melihat siapa yang menjalankan platform-platform pengendali opini ini. 

Laporan kelompok aktivis HAM AS mengatakan bahwa ratusan mantan pejabat pemerintah AS saat ini menjabat di posisi kunci di perusahaan raksasa teknologi, termasuk pejabat dari Departemen Pertahanan, Departemen Keamanan dan Keadilan Dalam Negeri, Badan Keamanan Nasional, dan Biro Investigasi Federal (FBI). 

Berikut nama beberapa pejabat pemerintah AS tersebut:

Joe Kohen yang merupakan perencana kebijakan di Departemen Luar Negeri AS. Saat ini Kohen menjalankan Jigsaw, sebuah inkubator teknologi yang dibuat oleh google untuk mengembangkan alat kontra-terorisme untuk platform media sosial. 

Steve Pandelines, bekerja di FBI selama 20 tahun. Saat ini dia menjabat Direktur Keamanan di layanan web Amazon. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun