Mohon tunggu...
Dean Ruwayari
Dean Ruwayari Mohon Tunggu... Human Resources - Geopolitics Enthusiast

Belakangan doyan puisi. Tak tahu hari ini, tak tahu esok.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Salah Diplomasi, Panggilan Telepon Biden Ditolak Pemimpin Saudi dan UEA

10 Maret 2022   12:11 Diperbarui: 10 Maret 2022   12:20 428
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar: Shiitenews.org

Sejarah akan menilai Joe Biden. Para penikmat hubungan internasional akan senang menghabiskan sore hari membahas kegagalan diplomasi Biden yang mengantarkan Ukraina ke jalur perang, dan bagaimana kegagalan berikutnya memberi keuntungan kepada Rusia.

Apakah Anda ingat apa yang dikatakan Biden setelah resmi mengambil alih White House dari tangan Donald Trump?

Joe Biden menguraikan visinya untuk agenda kebijakan luar negeri Amerika dalam pidatonya di departemen luar negeri. Biden menegaskan kembali, perlunya AS untuk memperkuat aliansi global setelah empat tahun Donald Trump meremehkan hubungan tersebut.

"Kami akan memperbaiki aliansi kami dan terlibat dengan dunia sekali lagi, bukan untuk memenuhi tantangan kemarin tetapi hari ini dan besok," kata Biden. "Kita tidak bisa melakukannya sendiri."

Tapi saya akan fokus ke kalimat pembuka Biden di pidato tersebut, "America is back, diplomacy is  back." Kembali ke mana tepatnya?

Prioritas Biden adalah menstabilkan harga minyak dengan membuat negara-negara Asia Barat memompa lebih banyak minyak.

Hanya ada satu masalah: Biden tidak bisa berbicara kepada sekutunya di Asia Barat. Maksud saya secara harfiah! Menurut laporan media AS, para pemimpin Arab Saudi dan UAE (Uni Emirat Arab) tidak menjawab panggilan telepon Biden.
Kapan persisnya kejadian penolakan dari kedua negara tersebut?

Belum ada laporan tentang tanggal pastinya. Tetapi laporan tersebut mengatakan dalam beberapa minggu terakhir White House mencoba untuk mengatur dua panggilan: satu, dengan putra mahkota Saudi Mohammed bin Salman; yang kedua dengan sheikh UAE Mohammed bin Zayed Al-nayan. Keduanya, penguasa Saudi dan Sheikh UAE, menolak untuk menerima telepon

Tetapi yang lebih memalukan Biden adalah kedua pemimpin tersebut berbicara dengan Vladimir Putin. Apa yang coba dikatakan dua pemimpin tersebut kepada Biden via penghinaan tersebut? Saya kira, DEFISIT KEPERCAYAAN.

Arab Saudi dan UAE merupakan mitra utama pertahanan AS di Asia Barat. Sebelumnya, kedua negara bergantung pada senjata dan kepemimpinan AS. Namun Biden telah gagal memberikan keduanya.

Saat perang di Yaman, Biden memangkas dukungan militer untuk perang kepada kedua negara tersebut. Biden juga mendeklasifikasi dokumen yang terkait dengan pembunuhan Jamal Khashoggi.

Khashoggi merupakan seorang jurnalis Washington Post dan warga AS. Penulis kolom kritis tentang putra mahkota Saudi itu dibunuh oleh agen Saudi di dalam konsulat Saudi di Turki pada Oktober 2018, namun pemimpin Saudi mengatakan tidak memerintahkan pembunuhan tersebut. Dengan menolak membuka dokumen Khashoggi, AS secara tidak resmi menudingkan pembunuhan brutal Khashoggi kepada penguasa de facto kerajaan Arab Saudi, Putra Mahkota Mohammed bin Salman.

Mungkin saja niat Biden baik, tapi sudah hukum alam bahwa setiap tindakan punya konsekuensinya masing-masing.

Kita tidak bisa mengasingkan diri dari para pemimpin dan kemudian mengandalkan dukungan mereka saat diperlukan. Jika kita melakukannya, mereka tidak akan mengangkat panggilan saat kita telepon. Joe biden harus tahu tentang norma diplomasi 101 ini.

Biden terus membanggakan 50 tahun karir dan kebijakan luar negerinya, tetapi apa yang telah dicapainya dengan semua pengalaman ini?
Dia bahkan tidak bisa menyatukan barat. Setiap negara mengatakan sesuatu yang berbeda. Saat Biden mengatakan Nord Stream 2 harus dibatalkan, Jerman menolak berkomentar.
Biden mengatakan secara terbuka untuk memotong Rusia dari SWIFT, eropa enggan menanggapinya.
Dan yang terakhir, saat mengatakan rencananya melarang minyak dan gas Rusia, lagi, eropa enggan menanggapinya.

Mungkin Eropa secepatnya mengalah pada ajakan Biden terkait Nordstream dan SWIFT,  tapi saat itu terjadi, semua sudah terlambat. Rusia sudah mencapai gerbang Kiev.

Biden punya cukup waktu untuk bersiap dan menjangkau sekutunya untuk bekerja pada sanksi bersama. Tapi presiden AS terlambat bereaksi. Para pendukungnya membelanya dan mengatakan kalau itu bagian dari diplomasi Biden yang tenang.

Mungkin memang begitu, tapi diplomasi Biden terlalu tenang, Rusia bahkan tidak bisa mendengarnya. Dan Biden punya sejarah terkait hal ini. Sebagian besar masalah kebijakan luar negeri Joe Biden terbukti salah.

Apa saja kesalahan Biden? Saya coba buat daftar kesalahan Biden.
Pada tahun 1991, Biden menentang perang melawan Irak tapi ternyata berubah menjadi penumpukan militer dan kegagalan diplomasi.
Pada tahun 2003, dia mendukung invasi Irak. Kita semua tahu bahea itu ternyata merupakan kesalahan.

Kesalahan ketiga, pada tahun 2011 Biden mengubah posisinya di Irak, dia mendorong presiden Barack Obama untuk menarik tentara AS. Dan apa yang terjadi selanjutnya? kekerasan sektarian meledak. Lebih banyak campur tangan dari Iran  dan akhirnya muncul ISIS.

Kesalahan keempat, Biden mengatakan runtuhnya pemerintah sipil Afghanistan "tidak mungkin terjadi". Ternyata salah (lagi). Taliban berhasil menaklukkan Afghanistan bahkan sebelum Amerika selesai melakukan evakuasi. Kalau mau dilihat, dalam mengambil keputusan besar tentang kebijakan luar negeri AS, Biden hampir selalu salah.

Contoh lain pada tahun 1997, ketika masih menjabat senator AS, Biden menanggapi pertanyaan sederhana: jika NATO ber-ekspansi jauh ke timur, akankah Rusia bergerak lebih dekat ke China? Begini jawaban Biden:
"Mereka (Rusia) berbicara tentang mereka tidak ingin ekspansi NATO. Mereka terus berbicara tentang kepentingan keamanan mereka, mereka tak henti-hentinya berkata "baiklah, jika kalian melakukannya (ekspansi), kami (Rusia) mungkin harus melihat ke arah China." Semoga beruntung, dan jika tidak berhasil, cobalah Iran."

Saya kira jawaban Biden tersebut merendahkan Rusia, konyol, dan yang paling penting SALAH. Rusia bergerak lebih dekat ke China

Kedua negara tersebut telah menyepakati kemitraan strategis untuk menumpulkan sanksi barat.

Zelensky juga telah membuat kesalahan perhitungan besar dengan baik, tapi setidaknya Zelensky  adalah seorang pemula politik, sedangkan Biden tidak bisa menggunakan alasan yang sama.

Biden telah gagal untuk meramalkan dua realitas politik utama hari ini: larangan Rusia terhadap ekspansi NATO dan kebangkitan China. Sebagai presiden, kesalahan itu masih menghantuinya.

Pikirkan saja, seluruh dunia mulai menyalahkan siapa agresor sebenarnya dari perang Ukraina. Secara keseluruhan, dunia bersimpati dengan Ukraina setidaknya secara pribadi, namun Joe Biden telah gagal untuk menciptakan koalisi global.

Persatuan Eropa yang terus dibicarakan Biden sebagai harapan menghentikan invasi Rusia, ternyata retak. Bagaimana dengan sekutu Asia Barat? Bagaimana dengan Indo-Pasifik? Keduanya masih belum bergabung dalam sanksi melawan Rusia.

Faktanya, Eropa akan marah, karena setelah semua usaha dan pengorbanan yang dilakukan, api peperangan di kompleks masih belum berhasil dipadamkan. Eropa akan mulai mempertanyakan kepemimpinan AS.

Setelah perang dingin, AS dipandang sebagai polisi dunia untuk mengamankan perdamaian dunia. Ada istilah untuk posisi AS tersebut, yaitu "Pax Americana".
Cuma mau bilang, hanya dalam waktu satu tahun kepresidenannya, Joe Biden telah menjungkirbalikkan Pax Americana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun