Mohon tunggu...
Dean Ruwayari
Dean Ruwayari Mohon Tunggu... Human Resources - Geopolitics Enthusiast

Belakangan doyan puisi. Tak tahu hari ini, tak tahu esok.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Masuki Hari-11, Akankah Perang Ukraina Mencetus Perang Dunia III?

6 Maret 2022   21:50 Diperbarui: 13 Maret 2022   14:57 540
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hasil pemungutan suara resolusi mengenai Ukraina ditampilkan dalam rapat darurat Majelis Umum PBB dimarkas besarPBB, Rabu, 2 Maret 2022 (Seth Wenig/KOMPAS)

Perang Putin vs Rusia telah memasuki hari ke-10. Berikut rekap singkat kejadian minggu lalu.

Senin minggu lalu Rusia mengurung Ukraine. Kiev mengajukan diri untuk bergabung dengan Uni Eropa. 

Selasa, konvoi Rusia berkumpul di luar Kiev presiden Ukraina. Zelensky meminta barat untuk memberlakukan zona larangan terbang bagi pesawat tempur Rusia. 

Rabu, Rusia mengatakan Kherson telah jatuh ke Kremlin. Serangan terhadap Kharkiv menghancurkan gedung konsulat Slovenia. Stockholm menuduh Rusia melanggar wilayah udara Swedia. 141 negara memilih melawan Rusia di PBB (Persatuan Bangsa-bangsa). 

Kamis, Rusia membombardir Ukraina. Ledakan besar melanda Kiev. PBB mengatakan lebih dari satu juta orang telah mengungsi meninggalkan Ukraina menuju ke Polandia, Rumania, Jerman, Slovakia, Rusia, dan Belarus.

Jika dicermati, terdapat pola pada invasi Putin. Setiap hari perang ini menjadi lebih besar, dari hari ke hari perang ini menarik lebih banyak keterlibatan negara lain. Inilah yang membuat banyak orang khawatir kalau Putin telah memulai Perang Dunia III. 

Orang-orang mulai bertanya: apakah ini akan menjadi Perang Dunia III? Atau apakah PD III sedang berlansung sekarang dan telah dimulai semenjak hari pertama Putin menginvasi Ukraina?

Salah satu media berita Inggris Express punya halaman resmi tentang perang dunia ketiga. Saat ini, halaman tersebut dibanjiri dengan berita dari Ukraina.

Di benua lain, seorang politisi Afrika Adamu Garba mengatakan bahwa benuanya membutuhkan Perang Dunia III. Kata Garba, perang tersebut akan berdampak baik untuk Afrika. What? iya, saya juga kaget jadi jangan tanya saya alasan logisnya.

Mantan wakil presiden AS Dan Quayle baru-baru ini mengatakan bahwa dunia di ambang PD III. Ahli geopolitik AS percaya kita sedang berada dalam PD III.

Bagaimana dengan si biang kerok? ini yang dikatakan menteri luar negeri Rusia Sergey Lavrov: PD III akan melibatkan nuklir.

Ratu inggris dilaporkan punya pidato yang disiapkan untuk PD III. Pidato ini awalnya ditulis pada tahun 1983 saat dunia sedang berada pada puncak perang dingin, namun baru dirilis ke publik pada tahun 2013. Berikut potongan pidato Ratu Inggris yang dilansir dari BBC:

"saya tidak pernah melupakan kesedihan dan kebanggaan yang saya rasakan saat saudara perempuan saya dan saya meringkuk di sekitar perangkat nirkabel mendengarkan kata-kata inspirasi ayah saya pada hari yang menentukan pada tahun 1939. Tidak sedetik pun saya membayangkan bahwa tugas khusyuk  dan berat ini suatu hari akan jatuh kepada saya, tetapi teror apa pun yang menunggu kita semu, kualitas yang telah membantu menjaga kebebasan kita tetap utuh dua kali selama abad yang menyedihkan ini akan  sekali lagi menjadi kekuatan kita."

Hari pertama Rusia menginvasi Ukraina (24/2), #worldwar3 menjadi tren di Twitter, dan membawa artikel ini kembali ke pertanyaan saya Desember tahun lalu: apakah konflik Rusia vs Ukraina merupakan ancaman PD III?

Artikel terkait: Krisis Ukraina vs Rusia: Ancaman Perang Dunia III?

Untuk menjawabnya, kita perlu melihat definisi dan syarat sebuah perang agar bisa disebut perang dunia yang ditetapkan oleh sejarah. perang dunia adalah perang yang melibatkan seluruh atau setidaknya sebagian besar negara di dunia. PD I misalnya, melibatkan semua negara ini.

Peta negara-negara yang terlibat Perang Dunia I (heeve.com)
Peta negara-negara yang terlibat Perang Dunia I (heeve.com)

Saat sedang membahas perang yang hanya melibatkan dua negara saat ini, Ukraina dan Rusia, negara-negara lain tidak berada di garis depan sehingga sejarah tidak akan setuju jika ada yang menyebut perang di Ukraina sebagai perang dunia.

Tetapi ada hal lain yang dikatakan sejarah, bahwa perang dunia sering dimulai dengan peperangan kecil. Kilas balik ke 28 Juni 1914 ketika Archduke Franz Ferdinand dibunuh di Bosnia. 

Dia adalah pewaris kekaisaran Austria-Hungaria (yang masih bersatu). Pembunuhnya adalah seorang nasionalis Serbia. Sebulan setelah pembunuhan, Austria-Hungaria menyatakan perang dengan Serbia.

Efek domino tak bisa dihindari. Awalnya hanya dua negara yang berperang. Kemudian, lebih banyak lagi negara yang bergabung di tahun-tahun mendatang. 

Sampai pada tahun 1917, saat Amerika Serikat ikut bergabung pada perang tersebut, hampir semua negara juga ikut berperang. Jadi, awalnya dari sebuah pembunuhan, dua negara yang berperang, lalu terjadi PD I.

Bagaimana dengan PD II? Kilas baliknya pada tahun 1939. Jerman menginvasi Polandia pada tanggal 1 september, dua hari kemudian Inggris dan Perancis menyatakan perang terhadap Jerman. 

Sekali lagi berefek domino, dan sebelum dunia menyadarinya, hampir seisi bumi sudah terlanjur berubah menjadi medan pertempuran. Setidaknya 50 juta orang mati. 

Sekali lagi, semuanya dimulai dengan satu negara menyerang negara lain, sehingga sejarah berkata bahwa perang dunia tidak perlu perang besar-besaran untuk menarik lebih banyak negara ke dalam pertempuran, bahkan perang antara dua negara dapat meningkat menjadi perang dunia.

Terdapat aliansi yang jelas menonjol pada perang dunia di mana negara-negara menonjol menjadi terbagi. PD I punya Triple Entente dan Triple Aliansi. Pihak pertama ada Perancis, Rusia, dan Inggris. Pihak Aliansi ada Jerman, Austria-Hungaria, dan Italia.

PD II punya kekuatan blok Poros dan blok Sekutu. Jerman, Itali, dan Jepang adalah kekuatan poros. Perancis, Inggris, AS, dan Uni Soviet adalah sekutu.

Sekilas hanya ada dua negara yang tampaknya berperang di Ukraina sekarang, tapi jika memanas dan merambah keluar, kita akan melihat dunia yang terbagi menjadi Poros dan Sekutu baru. 

Setiap negara telah menyisihkan suara pada sidang majelis umum PBB baru-baru ini merupakan bukti bahwa dunia sedang terbagi. Sidang Majelis PBB tersebut dilakukan sebagai voting pada resolusi yang menyerukan penarikan pasukan Rusia dari Ukraina. Pemungutan suara untuk resolusi berarti pemungutan suara untuk menentang Rusia dan mendukung Ukraina.

141 negara memberikan suara mendukung Ukraina termasuk Amerika Serikat, Inggris Raya, Kanada, dan Indonesia, dan Australia. Empat negara yang memilih mendukung Rusia adalah Belarus, Korea Utara, Suriah, dan Eritrea. 35 negara abstain, artinya memutuskan untuk tidak memihak, dan menolak terlibat dalam sebuah  perang yang tidak mereka ciptakan.

Amerika juga berada dalam posisi yang "abstain" selama PD I. Pada awalnya perang hanya terjadi di Eropa sampai kepentingan Amerika mulai berdarah, dan perang pun berubah dengan cepat.

Pada tahun 1917, PD I memasuki tahun keempat. Jerman meluncurkan blokade angkatan laut kepada UK. Kapal perang dan kapal selam Jerman ditempatkan di jalur perdagangan utama dan bertugas  menenggelamkan kapal yang membawa persediaan penting dan bahan mentah ke Inggris Raya. Idenya adalah membuat Inggris kelaparan dan akhirnya menyerah.

Antara 16 dan 18 Maret, kapal selam Jerman menenggelamkan tiga kapal dagang AS. Ada banyak korban jiwa presiden AS Woodrow Wilson memutuskan untuk mendeklarasikan perang terhadap Jerman.

Kembali ke perang di Ukraina, ini yang terjadi dalam satu minggu terakhir saja:

Pada tanggal 2 Maret, seorang mahasiswa India terbunuh di Ukraina. Pada hari yang sama gedung konsulat Slovenia di Kharkiv dibom.

Pada 3 Maret, Swedia menuduh Rusia melakukan pelanggaran wilayah udara; pada hari yang sama Ukraina mengatakan bahwa mereka menerima pejuang asing untuk ikut berjuang bersama Ukraina.

Pada 4 Maret, Rusia menempatkan seluruh benua Eropa dalam bahaya dengan menyerang pembangkit listrik tenaga nuklir.

Akankah negara-negara ini dibiarkan tanpa pilihan selain terpaksa bergabung dalam perang ini, jika kepentingan mereka atau rakyat mereka sendiri terus berdarah?

NATO sudah siap untuk melakukan eskalasi. Aliansi itu telah meningkatkan kekuatan militernya di Eropa Timur, kecuali Perancis yang mempertahankan untuk tidak ikut berperang melawan Rusia (setidaknya belum).

Pada tanggal 3 Maret, presiden Prancis Emmanuel Macron melakukan panggilan telepon dengan Vladimir Putin, putin memberi tahu Macron bahwa dia ingin seluruh wilayah Ukraina. Setelah selesai dari panggilan telepon 90 menit itu, Macron mengatakan bahwa "yang terburuk belum tiba."

Seperti apa sebenarnya 'yang terburuk' versi Macron? Apakah frasa tersebut akan menjadi konflik Eropa skala besar? atau konflik bersenjata yang lebih luas yang melibatkan negara-negara dari seluruh dunia?

Pikirkan tentang hal ini, Bumi kita sudah berperang berulang kali. Beberapa ahli percaya konflik China dengan Taiwan akan berubah menjadi konflik militer suatu saat  dalam dekade berikutnya. 

China juga memerangi beberapa negara seperti Filipina, Vietnam, Malaysia, Brunei di Laut China Selatan. India, dan China terjebak dalam kebuntuan. 

Ada konflik antara Iran dan Israel. Iran dan AS. AS dan Korea Utara adalah musuh bebuyutan. Begitu pun AS dan Kuba. Ada juga perang di Suriah dan perang di Yemen. Israel dan Palestina baru saja keluar dari pertempuran berdarah. Uni Emirat Arab baru-baru ini terkena rudal.

Selain itu, sulit untuk mengesampingkan bahwa negara atau aktor non-negara akan berhenti di dunia yang terganggu dan mengejar impian geopolitik masing-masing. Sulit untuk mengesampingkan bahwa perang di Ukraina akan menyeret lebih banyak negara.

Saya berharap, Sergey Lavrov benar saat mengatakan bahwa PD III akan melibatkan nuklir. Ada sembilan negara yang dikabarkan punya senjata nuklir hari ini,yaitu AS, Rusia, Perancis, China, UK, Pakistan, India, Israel dan Korea Utara. Totalnya ada 13.000 senjata, yang lebih dari cukup untuk memusnahkan dunia kita. 

Tapi ada alasan, kenapa Jepang menjadi satu-satunya negara di dunia yang pernah merasakan kengerian bom nuklir. Setelah Hiroshima dan Nagasaki, seluruh dunia menjadi sadar akan kengerian kekuatan nuklir. 

Semoga saat kemungkinan terburuk terjadi di mana salah satu negara menembakan nuklir, sejarah terulang kembali. Alih-alih saling tembak, pemimpin-pemimpin negara sadar dan meletakan senjatanya masing-masing.

Rusia telah menempatkan tim pencegah nuklirnya dalam siaga tinggi. Amerika Serikat telah menunda uji coba rudal balistik yang dijadwalkan. Kenapa? mungkin untuk menghindari "salah kirim sinyal".

Dunia kita tidak mampu untuk melakukan perang dunia. Awal minggu ini seorang Aktivis Ukraina Daria Kaleniuk menentang Perdana Menteri Boris Johnson selama konferensi pers di Warsawa pada 1 Maret. Kaleniuk mempertanyakan kurangnya tanggapan NATO.

NATO mengatakan kekhawatirannya bahwa PD III akan terjadi namun Kaleniuk menegaskan bahwa perang telah dimulai.

Memang susah untuk memastikan apa yang sedang terjadi sekarang di Ukraina: apakah perang di Ukraina adalah kata pengantar untuk PD III? apakah ini merupakan akhir dari era pasca perang dingin? atau apakah ini perang dingin 2.0? 

Jawaban dari pertanyaan terakhir yang diajukan kepada pembaca sekalian, mungkin sudah dijawab presiden AS Joe Biden, seorang jurnalis bertanya kepadanya apakah kita sedang dalam masa perang dingin baru? Biden menjawab "tergantung".

Dari kacamata saya, perang Unkraina menunjukan tanda-tanda yang cukup untuk sebuah perang dingin baru. Ada dua sisi yang jelas, satu dipimpin oleh AS, sisi sebelah oleh Rusia. 

Lalu ada  negara-negara yang memilih untuk tetap tidak ikut campur. Ada pembicaraan tentang kemungkinan perang dunia seperti tanda-tanda konflik yang meningkat dan seorang presiden yang menolak untuk mundur.

Satu hal yang pasti, ke sisi mana pun dunia kita berayun, kita sedang memasuki era geopolitik yang sama sekali baru.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun