Selain itu, sulit untuk mengesampingkan bahwa negara atau aktor non-negara akan berhenti di dunia yang terganggu dan mengejar impian geopolitik masing-masing. Sulit untuk mengesampingkan bahwa perang di Ukraina akan menyeret lebih banyak negara.
Saya berharap, Sergey Lavrov benar saat mengatakan bahwa PD III akan melibatkan nuklir. Ada sembilan negara yang dikabarkan punya senjata nuklir hari ini,yaitu AS, Rusia, Perancis, China, UK, Pakistan, India, Israel dan Korea Utara. Totalnya ada 13.000 senjata, yang lebih dari cukup untuk memusnahkan dunia kita.Â
Tapi ada alasan, kenapa Jepang menjadi satu-satunya negara di dunia yang pernah merasakan kengerian bom nuklir. Setelah Hiroshima dan Nagasaki, seluruh dunia menjadi sadar akan kengerian kekuatan nuklir.Â
Semoga saat kemungkinan terburuk terjadi di mana salah satu negara menembakan nuklir, sejarah terulang kembali. Alih-alih saling tembak, pemimpin-pemimpin negara sadar dan meletakan senjatanya masing-masing.
Rusia telah menempatkan tim pencegah nuklirnya dalam siaga tinggi. Amerika Serikat telah menunda uji coba rudal balistik yang dijadwalkan. Kenapa? mungkin untuk menghindari "salah kirim sinyal".
Dunia kita tidak mampu untuk melakukan perang dunia. Awal minggu ini seorang Aktivis Ukraina Daria Kaleniuk menentang Perdana Menteri Boris Johnson selama konferensi pers di Warsawa pada 1 Maret. Kaleniuk mempertanyakan kurangnya tanggapan NATO.
NATO mengatakan kekhawatirannya bahwa PD III akan terjadi namun Kaleniuk menegaskan bahwa perang telah dimulai.
Memang susah untuk memastikan apa yang sedang terjadi sekarang di Ukraina: apakah perang di Ukraina adalah kata pengantar untuk PD III? apakah ini merupakan akhir dari era pasca perang dingin? atau apakah ini perang dingin 2.0?Â
Jawaban dari pertanyaan terakhir yang diajukan kepada pembaca sekalian, mungkin sudah dijawab presiden AS Joe Biden, seorang jurnalis bertanya kepadanya apakah kita sedang dalam masa perang dingin baru? Biden menjawab "tergantung".
Dari kacamata saya, perang Unkraina menunjukan tanda-tanda yang cukup untuk sebuah perang dingin baru. Ada dua sisi yang jelas, satu dipimpin oleh AS, sisi sebelah oleh Rusia.Â
Lalu ada  negara-negara yang memilih untuk tetap tidak ikut campur. Ada pembicaraan tentang kemungkinan perang dunia seperti tanda-tanda konflik yang meningkat dan seorang presiden yang menolak untuk mundur.