"Jika Rusia menyerang, artinya (jika) tank dan pasukan melewati perbatasan Ukraina, lagi, maka tidak akan ada lagi Nord Stream 2, kami akan mengakhirinya."
Memang ancaman itu tegas, tapi masalahnya Nord Stream 2 bukan milik Amerika, melainkan Jerman. Jika barat ingin memanfaatkan jalur pipa ini untuk menggertak Rusia, Berlin harus ikut. Tapi Olaf Scholz masih belum menunjukan sikap.
Saat ditanya tentang komitmennya untuk mematikan jalur pipa Nord Stream 2, Scholz menjawab:
"Seperti yang sudah saya katakan kita bertindak bersama, kita mutlak bersatu dan kita tidak akan mengambil langkah yang berbeda. Kita akan melakukan langkah yang sama dan akan sangat sangat menyulitkan Rusia dan mereka (Rusia) harus mengerti itu." Dilansir dari CNBC.
Diplomasi ideal barat telah mencapai dua hambatan, satu di Moskow dan yang kedua di Washington DC. Emmanuel Macron berbicara tentang mengakomodasi kepentingan Rusia, Olaf Scholz enggan untuk berkomitmen 100 persen, sementara itu, penumpukan militer terus berlanjut di perbatasan Ukraina.
Pasukan Amerika menetap di Polandia, Humvee dan semua senjata AS telah tiba di sana dan NATO ingin menjadikan Polandia sebagai pos militer permanen, bukan sekedar bantuan sementara.
Sekjen NATO mengatakan aliansi sedang mempertimbangkan penempatan jangka panjang. Dengan kata lain lebih banyak kehadiran NATO di eropa timur.
"Kami sedang mempertimbangkan penyesuaian jangka yang lebih panjang untuk postur atau kehadiran kami di bagian timur. Belum ada keputusan resmi mengenainya, tetapi ada pembicaraan di dalam NATO. juga tentu saja dalam konsultasi erat dengan komandan militer kami untuk menyesuaikan di bagian timur."
Inilah yang ditentang oleh Vladimir Putin, dia ingin NATO mengosongkan eropa timur, alih-alih NATO sedang mempertimbangkan untuk memperluas kehadiran mereka di wilayah tersebut.
Sedangkan pasukan Moskow terus menumpuk di Belarus, latihan militer sedang berlangsung dengan kekuatan penuh; manuver udara, latihan laut, dan latihan darat.
Tidak ada pihak yang ingin mengalah. Jet NATO terbang di atas Laut Ionia, pembom nuklir Rusia terbang di atas Belarus. Senggolan terkecil bisa menjadi perang terbesar abad ini.Â