Vladimir Putin tidak peduli dengan kedaulatan Ukraina, dia hanya peduli tentang pengaruh dan kekuasaannya sendiri, jadi misi Macron pada dasarnya akan gagal. Yang dihasilkan Macron hanyalah penundaan.
"membangun bersama dan sejalan dengan jaminan keamanan fundamental bagi anggota Uni Eropa, bagi negara-negara di kawasan Ukraina, Georgia, Belarus, dan Rusia tepatnya tantangan yang perlu kami ambil. Kami melakukan percakapan yang melihat sejumlah proposisi muncul, di mana saya pikir antara Rusia dan Prancis, saya dapat mengatakan kami bertemu menuju konvergensi." Kata Macron di pertemuan itu.
Pernyataan itu akan mengkhawatirkan Kiev. Emmanuel Macron menghubungkan keamanan Eropa dengan keamanan Rusia. Jika Rusia tidak merasa aman maka Eropa tidak akan aman.
Tapi inilah masalahnya, ketika Putin merasa aman dia menyerang Georgia, mencaplok Krimea, dan sekarang bersiap-siap di perbatasan Ukraina.
Jadi pertanyaannya adalah, kapan Vladimir Putin akan benar-benar merasa aman?
Ribuan mil jauhnya, dua pemimpin mencoba untuk menghilangkan pertanyaan ini, presiden AS Joe Biden dan kanselir Jerman Olaf Scholz bertemu di White House, Washington DC.
Agenda mereka cukup sederhana, jika Putin ingin merasa aman, dia harus merasa aman menurut persyaratan NATO. Biden telah memperingatkan sanksi terhadap Rusia.
Tetapi semua mata tertuju pada Olaf Scholz, akankah kanselir "abu-abu" itu menunjukan warnanya? jawaban singkatnya, belum.
Joe Biden menawarkan untuk menggambar garis merah kepada Putin, kalau sampai menyerang Ukraina, proyek saluran pipa Nord Stream akan dibatalkan.
Begini yang dikatakan Biden pada pertemuan tersebut yang saya lansir dari Reuters.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!