Mohon tunggu...
Dean Ruwayari
Dean Ruwayari Mohon Tunggu... Human Resources - Geopolitics Enthusiast

Belakangan doyan puisi. Tak tahu hari ini, tak tahu esok.

Selanjutnya

Tutup

Gadget Artikel Utama

Pengalaman Pertama Main TikTok: Bikin Pusing, Parno, tapi Ketagihan

8 Februari 2022   11:15 Diperbarui: 11 Februari 2022   08:57 1796
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi TikTok (KOMPAS)

Di TikTok, kita diputarkan secara otomatis klip video yang "menuntut" perhatian.

2. Orang tidak terdengar seperti orang normal

Alasan kedua ini terkait dengan alasan pertama. Sementara di alasan pertama kita disuguhkan gambar orang yang terlihat seperti binatang atau punya fitur wajah yang berlebihan, alasan ini memberi pengalaman mendengar orang dengan cara yang tidak biasa layaknya orang normal. 

Berbagai efek digunakan agar orang bisa menyinkronkan lagu-lagu populer. Orang juga bisa lip-sync lagu atau perkataan orang lain yang tujuannya untuk melucu.

Saya akui kalau fitur ini agak lucu. Tapi seperti alasan pertama, terpapar secara konstan ke berbagai klip pendek menggunakan fitur ini punya efek yang agak aneh pada saya.

3. Kita tidak tahu apa yang akan kita lihat selanjutnya

Saya tidak bisa menebak sedikit pun tentang apa yang akan saya lihat selanjutnya. Terutama bagi pengguna yang baru pertama kali menggunakan aplikasi ini.

AI (Kecerdasan buatan) yang digunakan oleh TikTok belum disesuaikan dengan preferensi pribadi pengguna pada awalnya sehingga akan memberi satu set klip acak bagi pengguna baru.

Kita tidak akan pernah tahu apa yang akan ditunjukkannya kepada kita, tidak tahu apakah klip berikutnya akan menunjukkan seseorang yang berteriak atau meneriakkan sesuatu menggunakan suara yang bukan miliknya.

Kita juga tidak tahu apakah seseorang akan menari atau bernyanyi mengikuti tren terbaru, atau apakah seseorang akan memberikan lelucon atau mencoba mem-prank kita dengan gendoruwo sampai badut setan ala film IT hanya untuk sekedar lucu-lucuan.

Semua yang disuguhkan ini merupakan rentetan klip pendek yang terus-menerus mencoba menarik perhatian pengguna, tetapi sebelum sepenuhnya memahami arti sebuah klip, kita didesak untuk beralih ke yang berikutnya.

Saya kira di sinilah perbedaan kecil yang menjadikan TikTok sukses dibanding aplikasi berbagi konten lainnya. Zhang Yiming percaya bahwa sebenarnya kita tidak pernah tahu apa yang akan menarik perhatian kita.

Jadi, alih-alih percaya dengan penilaian pengguna tentang apa yang akan menarik perhatian pengguna itu sendiri, Zhang Yiming percaya lebih percaya dengan perilaku kita di TikTok. Sehingga 'apa yang akan menarik untuk kita tonton' ditentukan oleh AI, berdasarkan perilaku kita, bukan pengakuan kita tentang preferensi pribadi yang kita sampaikan di awal pembuatan akun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun