Mohon tunggu...
Dean Ruwayari
Dean Ruwayari Mohon Tunggu... Human Resources - Geopolitics Enthusiast

Belakangan doyan puisi. Tak tahu hari ini, tak tahu esok.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Artikel Utama

Bahasa Anak Jaksel Seharusnya Dirayakan

16 Januari 2022   20:45 Diperbarui: 30 November 2022   10:53 2000
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebab, bisa jadi jika kalimat yang digunakan adalah bahasa Indonesia dalam kalimat yang ingin disampaikan, makna atau maksudnya akan terdengar kurang pas.

Selain itu, penggunaan banyak bahasa dalam sekali bicara juga akan membantu daya ingat, kreativitas, dan kepandaian penuturnya.

Kita pun sebenarnya sudah melakukan campur bahasa dari dulu. Di Kompasiana juga, banyak penulis yang melakukannya, karena merasa mencampurkan bahasa lebih terasa bermakna dalam menyampaikan isi kepala.

Boombastis.com
Boombastis.com

Oktober 2020, admin sempat mengangkat topil bahasa ngeblog, karena kebanyakan blogger yang menulis tidak sesuai kaidah kebahasaan. Saya termasuk salah satu dari banyak yang setuju kalau penggunaan bahasa ngeblog harus dirayakan. Karena itu menandakan kreativitas berpikir manusia. Pendapat saya, kelenturan suatu bahasa menunjukan kreatifitas penuturnya.

Seperti halnya bahasa Jaksel, sepatutnya kita rayakan sebagai salah satu kreatifitas berfikir bangsa.

Meski berpotensi (besar) akan hilang dengan sendirinya, kehadiran bahasa Jaksel (dan kebanyakan 'bahasa gaul' lainnya) bisa kita jadikan sebagai bahan analisa, kebutuhan apa yang mengakibatkan munculnya bahasa Jaksel? Apa bahasa Indonesia belum bisa menjawab kebutuhan tersebut? Langkah apa yang harus dilakukan untuk memenuhi kebutuhan tersebut?

Misalnya, kata-kata seperti 'jujurly', 'literally', 'actually' dan kata-kata berakhiran '-ly' lainnya yang sering digunakan anak Jaksel, bikin kita bertanya: apakah penggunaan kata-kata tersebut dirasa lebih efisien daripada padanan Bahasa Indonesianya?

Karena sifat bahasa yang akan terus berkembang (tak tertahankan) untuk mencari efisiensi komunikasi.

Artinya, bahasa akan terus berkembang mencari jalan untuk menyederhanakan konsep panjang menjadi kata sependek mungkin. Sependek mungkin kata tersebut, semakin baik, karena semakin efisien.

Kata-kata tersebut ('jujurly', 'literally', 'actually') merupakan kata-kata yang dijadikan kata sifat dari kata dasarnya lewat cara menambahkan akhiran '-ly'. Bahasa Inggris punya akhiran '-ly' yang mampu "men-sifatkan" kata-kata.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun