Sebab, bisa jadi jika kalimat yang digunakan adalah bahasa Indonesia dalam kalimat yang ingin disampaikan, makna atau maksudnya akan terdengar kurang pas.
Selain itu, penggunaan banyak bahasa dalam sekali bicara juga akan membantu daya ingat, kreativitas, dan kepandaian penuturnya.
Kita pun sebenarnya sudah melakukan campur bahasa dari dulu. Di Kompasiana juga, banyak penulis yang melakukannya, karena merasa mencampurkan bahasa lebih terasa bermakna dalam menyampaikan isi kepala.
Oktober 2020, admin sempat mengangkat topil bahasa ngeblog, karena kebanyakan blogger yang menulis tidak sesuai kaidah kebahasaan. Saya termasuk salah satu dari banyak yang setuju kalau penggunaan bahasa ngeblog harus dirayakan. Karena itu menandakan kreativitas berpikir manusia. Pendapat saya, kelenturan suatu bahasa menunjukan kreatifitas penuturnya.
Seperti halnya bahasa Jaksel, sepatutnya kita rayakan sebagai salah satu kreatifitas berfikir bangsa.
Meski berpotensi (besar) akan hilang dengan sendirinya, kehadiran bahasa Jaksel (dan kebanyakan 'bahasa gaul' lainnya) bisa kita jadikan sebagai bahan analisa, kebutuhan apa yang mengakibatkan munculnya bahasa Jaksel? Apa bahasa Indonesia belum bisa menjawab kebutuhan tersebut? Langkah apa yang harus dilakukan untuk memenuhi kebutuhan tersebut?
Misalnya, kata-kata seperti 'jujurly', 'literally', 'actually' dan kata-kata berakhiran '-ly' lainnya yang sering digunakan anak Jaksel, bikin kita bertanya: apakah penggunaan kata-kata tersebut dirasa lebih efisien daripada padanan Bahasa Indonesianya?
Karena sifat bahasa yang akan terus berkembang (tak tertahankan) untuk mencari efisiensi komunikasi.
Artinya, bahasa akan terus berkembang mencari jalan untuk menyederhanakan konsep panjang menjadi kata sependek mungkin. Sependek mungkin kata tersebut, semakin baik, karena semakin efisien.
Kata-kata tersebut ('jujurly', 'literally', 'actually') merupakan kata-kata yang dijadikan kata sifat dari kata dasarnya lewat cara menambahkan akhiran '-ly'. Bahasa Inggris punya akhiran '-ly' yang mampu "men-sifatkan" kata-kata.