Keduannya menegaskan bahwa sejatinya tak ada pelanggan setia.Â
Pelanggan tidak peduli apa yang perusahaan pikir.Â
BlackBerry pikir Qwerty itu keren, pelanggan tidak peduli. Skype mengira antarmuka yang ramai itu keren, pelanggan tidak peduli.Â
Pada akhirnya pelanggan yang memutuskan.
Kasus mereka memberi tahu kita seberapa kuat pelanggan yaitu dapat meroketkan atau menghancurkan sebuah merek.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI