Kebanyakan ahli berbicara tentang tiga alasan kegagalan BlackBerry. Apa saja itu?
Tiga Kesalahan BlackBerry
Satu, mereka mengabaikan layar sentuh dan terjebak dengan keyboard Qwerty.Â
Dua, obsesi dengan sistem operasi sendiri BBOS. Seperti iOS butuh iPhone (dan perangkat Apple lainnya), untuk menjalankan BBOS, pengguna diwajibkan memiliki ponsel BlackBerry.
Alasan nomor tiga, desain mereka yang tidak praktis. Ponsel flip dan ponsel slide kedengarannya menarik, tapi orang-orang akhirnya menginginkan kehandalan bukan desain megah.
Sekarang muncul pertanyaan, bagaimana jika saat itu BlackBerry mau meninggalkan Qwerty dan beralih ke layar sentuh? Siapa tahu mungkin mereka masih akan menjadi salah satu pemain dominan pasar ponsel.
Namun di dunia korporat "bagaimana jika" tidak masalah. Faktanya adalah Apple berinovasi dan menang, BlackBerry tidak berinovasi dan akhirnya kalah.Â
Mungkin 10 tahun dari sekarang para pakar akan mengatakan hal yang sama tentang Apple.
Sekarang, Apple masih bersikeras mengandalkan keamanan data pengguna dibanding fleksibilitas untuk memproduksi semua perangkatnya.Â
Apple bersikeras menggunakan sistem operasi sendiri, tidak menyediakan slot kartu memori, kebanyakan file yang hanya boleh diunduh dari iStore atau Apple Store, dan yang terakhir mungkin tidak terlalu penting tapi desainnya yang kelihatan nya "itu-itu saja".
Berapa lama sebelum pukulan besar dari pesaing baru muncul? Saya tahu kedengarannya tidak mungkin pada saat ini, tetapi hal-hal aneh telah terjadi dalam dunia bisnis. Masih ingat Skype? Mereka memelopori panggilan video di dekade terakhir.
Namun pada saat pandemi, justru Zoom yang keluar sebagai juara. Skype bermasalah dengan masalah panggilan yang sering terputus, mereka terus mengubah antarmuka, tetapi Zoom lebih dapat diandalkan karena fokus hanya pada satu hal, yaitu menawarkan panggilan yang jelas dan tidak terputus.