Mohon tunggu...
Dean Ruwayari
Dean Ruwayari Mohon Tunggu... Human Resources - Geopolitics Enthusiast

Belakangan doyan puisi. Tak tahu hari ini, tak tahu esok.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Great Resignation, Ikutan atau Jangan?

3 Januari 2022   22:42 Diperbarui: 4 Januari 2022   14:19 829
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah resesi besar (2007-2009) tren bertahan pada pekerjaan kembali, orang ingin kepastian ekonomi. 

Kemudian datang Covid-19 yang memberi realita lain, orang mulai memeriksa kehidupan orang terkasih yang selamat dari virus, dan mulai "lebih menghargai" hidup yang selama ini terlalu banyak dikompromikan kepada pekerjaan.

Linkedin mempelajari tren itu, menemukan bahwa persentase anggota Linkedin yang memperbarui profil mereka dan menemukan kalau pergantian pekerjaan telah meningkat 54 persen dari tahun ke tahun. 

Generasi Z yang paling banyak berganti pekerjaan, transisi pekerjaan mereka meningkat 80%; Milenial berikutnya 50%; kemudian gen X 31%; dan Boomer 5%.

Data transisi pekerjaan per generasi. Sumber: Linkedin (Gambar: The Economists)
Data transisi pekerjaan per generasi. Sumber: Linkedin (Gambar: The Economists)

Sektor paling menderita karena great resignation termasuk perhotelan dan layanan kesehatan. 

Jadi ini adalah cerita dari sisi karyawan. Bagaimana dengan para majikan?

Tahun pertama pandemi cukup sulit, pabrik dan perkantoran ditutup, karyawan di PHK. Ketika buka kembali, pasokan barang macet, mantan pekerja sudah tidak ingin kembali, talenta baru yang cocok juga susah dicari. Operasional perusahaan tercekik, dan sekarang pekerja mulai resign, rasanya seperti keluar dari penggorengan ke dalam api.

Saat ini ada 10 juta lowongan pekerjaan di Amerika Serikat. Jerman membutuhkan setidaknya 400.000 pekerja.

Apa yang dilakukan majikan untuk mempertahankan talenta perusahaan dengan baik? 

Beberapa perusahaan menawarkan kenaikan gaji yang lebih tinggi, dan laporan bonus mengatakan upah untuk pekerja bergaji rendah naik pada tingkat tercepat sejak resesi besar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun