Lalu diikuti oleh Perang Anglo-Afghanistan Kedua pada tahun 1878. Inggris menyerang Afghanistan lagi. Kali ini, Inggris memenangkan perang. Dan menduduki wilayah Afganistan.
Tapi mereka tidak berniat untuk menetap di seluruh wilayah Afghanistan. Mereka mendukung seorang Emir baru bernama Abdur Rahman. Dia kemudian dikenal sebagai Iron Emir.
Inggris membiarkan aturan internal tetap di Afghanistan. Mereka hanya ingin memiliki pengaruh di zona penyangga dengan Kekaisaran Rusia. Untuk menjalin hubungan persahabatan. Dan tetap ada stabilitas di Afghanistan.
Pada tahun 1893, Garis Perbatasan Internasional ditarik antara Afghanistan dan India Britania. Perbatasan itu terkenal dengan nama "Garis Durand".
Pada tahun 1907, ada kesepakatan antara kerajaan Inggris dan Rusia di mana Rusia mengakui bahwa Afghanistan berada di bawah lingkup kerajaan Inggris.
Dan Rusia berjanji untuk menjauh dari Afghanistan. Sekitar waktu ini, pada tahun 1918, Revolusi Komunis terjadi di Rusia. Dan Lenin berkuasa.
Ini kemudian berpengaruh di Afghanistan. Setelah hanya setahun, Perang Inggris-Afghanistan ketiga terjadi pada tahun 1919. Perang itu kemudian dikenal sebagai Perang Kemerdekaan di Afghanistan. Karena Afghanistan melawan Inggris untuk mendapatkan kemerdekaan penuh.
Sampai saat itu, Afghanistan memiliki status sebagai "Negara yang Dilindungi Inggris". Dimana Inggris menguasai Luar Negeri Afganistan. Afghanistan memperoleh kemerdekaan penuh dari Inggris setelah perang ini. Dan Inggris mengakui kemerdekaan penuh Afghanistan.
Penguasa Afghanistan, Emir Amanullah Khan, Â memenangkan perang tersebut melawan Inggris. Beberapa orang percaya bahwa Inggris sengaja kalah dalam perang ini karena alasan strategis agar Garis Durand menjadi perbatasan yang jelas antara Afghanistan dan British India.
Hingga saat ini, Garis Durand ini merupakan perbatasan sebenarnya antara Afghanistan dan Pakistan.
Tapi bagaimana Perang Anglo-Afghanistan ini terkait dengan Afghanistan dan Taliban saat ini?
Memang ada hubungan.
Invasi sebelumnya ke Afghanistan oleh Inggris dan kemudian invasi oleh Amerika, dan baru-baru ini oleh Uni Soviet, semuanya memiliki penyebab dan keprihatinan yang sama.
Negara adikuasa ini telah memberikan alasan yang sama atas keputusan mereka untuk menyerang Afghanistan.
Alasan umum yang sering diberikan adalah bahwa penduduk asli yang tinggal di sana merupakan masyarakat belum beradab dan mereka yang ingin menguasai ini beradab, dan karenanya mereka akan pergi ke sana untuk mengajari penduduk asli di Afghanistan cara hidup dan pemerintahan yang benar.
Semua negara adikuasa ini, bahkan yang pernah menjadi negara adikuasa memiliki kepentingan egois dan alasan geopolitik di balik invasi ke Afghanistan.