"Tapi bukan cuma imperialis yang dibunuh Bolshevik. Bagaimana dengan pembersihan dan eksekusi terhadap partai sosialis dan anarkis lain, sekutu lama mereka? Bagaimana dengan Pemberontakan Tambov, saat petani menentang penyitaan gabah dan malah dibunuh dengan gas beracun? Atau mengirim tentara untuk menumpas buruh di Kronstadt, yang menuntut swa-kelola demokratis? Apa ini masih berjuang untuk rakyat?"
"Ya! Itu tindakan yang sulit, tapi masa itu sulit. Pemerintahan baru, perlu melindungi diri dari serangan segala penjuru agar tatanan sosialis dapat terbangun."
"Dan apa manfaat tatanan sosialis ini? Setelah menang perang saudara pun, terjadi kelaparan, represi dan jutaan dieksekusi atau mati di kamp, sementara penerus Lenin, Stalin, membuat kultus individu dan kekuasaan absolut."
"Itu tak direncanakan Lenin yang tak peduli pada keuntungan pribadi, bahkan musuhnya mengakui bahwa ia meyakini penuh perjuangannya, hidup sederhana dan kerja tanpa lelah sejak masa pelajar hingga kematiannya yang terlalu cepat. Ia melihat betapa Stalin haus kuasa dan coba memperingatkan partai tapi sudah terlambat."
"Dan berdekade totaliterianisme setelahnya?"
"Tuan Pembela, anda bisa menyebutnya apa saja, tapi upaya Lenin-lah yang mengubah Rusia dalam beberapa dekade saja, dari monarki terbelakang dan tak berkembang dipenuhi petani buta huruf, menjadi adidaya modern industrial dengan penduduk yang termasuk paling berpendidikan di dunia, kesempatan yang belum pernah ada bagi wanita di dunia saat itu. Karena Lenin-lah, Rusia menghasilkan sejumlah kemajuan ilmu pengetahuan yang terpenting dalam seabad. Kehidupan rakyat mungkin tidak mewah tapi hampir semua memiliki atap di atas kepalanya dan makanan di piringnya, sesuatu yang hanya dicapai oleh sedikit negeri bahkan sampai dunia hari ini."
"Tapi kemajuan ini masih dapat terjadi bahkan tanpa Lenin dan rezim represif yang didirikannya."
"Ya, aku pun bisa jadi penyanyi rock n roll terkenal. Tapi seperti apa aku kedengarannya? Sudahlah Tuan Penuntut, Lenin mungkin bersalah tapi ia hanya melakukan apa yang menurutnya terbaik di saat itu untuk membangun negerinya. Jadi, terpaksa sidang saya tutup untuk hari ini, dan ditunda sampai ada bukti baru yang lebih relevan."
Kita tak pernah bisa yakin apa yang akan terjadi bila yang berkuasa orang berbeda atau keputusan yang dibuat berbeda, tapi untuk menghindari kesalahan masa lalu kita harus selalu siap menempatkan tokoh sejarah untuk diadili dan mengambil hikmah darinya.
Dilan meletakan pena. Puas terlukis di wajahnya. Hmm...kurasa laporannya sudah cukup bagus.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H