Semakin banyak kita membeli, semakin cepat kita perlu memberi ruang di lemari kita, yang berarti semakin banyak yang perlu kita singkirkan seiring berlalunya musim fesyen.
Model "fast-fashion" ini terdengar seperti konsep yang bagus, tetapi sangat berbahaya bagi lingkungan. Produksi pakaian menggunakan sumber daya yang sangat besar. Misalnya, 700 galon air digunakan untuk membuat satu kaos katun saja! Karena kualitas pakaian bukanlah yang terbaik, dan konsumen membeli pakaian lebih cepat, sejumlah besar tekstil berakhir di tempat pembuangan sampah setiap tahun.Â
Faktanya, 26 miliar pon pakaian dan tekstil berakhir di tempat pembuangan sampah setiap tahun, miris sebenarnya karena sekitar 95 persen sampah fesyen tersebut dapat digunakan kembali atau didaur ulang, alih-alih 5% saja yang didaur ulang. Tapi daur ulang juga memerlukan energi, artinya pelepasan karbon yang banyak juga.
Cara paling efektif mencegah pakaian menuju ke tempat sampah dan merusak lingkungan adalah dengan tidak beli terlalu banyak, dan belajarlah untuk merawat pakaian.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H