Di tengah kesibukan sehari-hari, seringkali kita mendengar dari berita atau kita pernah merasakan langsung kejadian ketika membutuhkan pertolongan, namun diabaikan oleh masyarakat disekitarnya. Fenomena ini biasa disebut dengan Bystander Effect, yang terjadi ketika individu mengalami kesulitan atau membutuhkan bantuan tetapi tidak ada satu orangpun yang menolong. Mengapa hal ini bisa terjadi? Yuk, kita simak tuntas bersama-sama!
Kalau dilihat dari dua kata bystander effect ini berasal dari bahasa Inggris yaitu kalau bystander memiliki arti pengamat sedangkan effect memiliki arti efek. Yang dimana bahwa bystander effect itu artinya, efek pengamat.Â
Dalam lingkup psikologi sosial, bystander effect merupakan suatu kondisi ketika seseorang ini mengalami kesulitan dan sedang membutuhkan bantuan tetapi tidak ada yang peduli untuk membantu nya. Bisa saja masyarakat ini sudah menyadari dan hanya mengamati tapi tidak ada tindakan untuk membantu karena berpikir bahwa nanti akan ada yang membantunya (Tiara & Mustika, 2024)
Dua psikolog aliran sosial yakni Latane dan Darley memberikan artian kalau bystander effect adalah seseorang lebih cenderung merasa enggan untuk membantu apabila di keadaan darurat ketika ada orang lain disekitarnya yang menjadi saksi. Sebaliknya kalau seseorang di kejadian tersebut dengan kondisi sendirian, kemungkinan besar akan lebih memiliki dorongan untuk bertindak. Sebenarnya bystander effect ini memiliki dampak yang terjadi diantaranya:
Dampak
Fenomena bystander effect menggambarkan situasi di mana individu cenderung tidak memberikan bantuan kepada korban dalam keadaan darurat ketika ada orang lain di sekitar. Di Indonesia, fenomena ini dapat menyebabkan berbagai dampak negatif dalam kehidupan bermasyarakat. Berikut beberapa dampak yang telah diidentifikasi:
Penurunan Perilaku PrososialÂ
Kehadiran banyak orang dalam situasi darurat seringkali menyebabkan individu merasa kurang bertanggung jawab untuk membantu, yang mengakibatkan menurunnya perilaku tolong-menolong dalam masyarakat.
Meningkatnya Kasus Kekerasan SeksualÂ
Bystander effect dapat menghambat intervensi dalam kasus kekerasan seksual, di mana saksi mata enggan bertindak karena berbagai hambatan psikologis dan sosial.
Kurangnya Intervensi dalam Kasus Perundungan
Dalam konteks perundungan, bystander effect menyebabkan saksi mata memilih diam dan tidak mendukung korban, yang dapat memperparah dampak negatif pada korban.
Pengabaian dalam Situasi Darurat
Fenomena ini juga menyebabkan individu cenderung mengabaikan situasi darurat karena adanya difusi tanggung jawab, di mana setiap orang menganggap orang lain akan bertindak.Â
Dampak-dampak tersebut menunjukkan bahwa bystander effect dapat mengurangi simpati dan kepedulian dalam masyarakat Indonesia, yang berpotensi memperburuk masalah sosial yang ada.
Penyebab Bystander Effect
Adapun Faktor-faktor yang mempengaruhi bystander effect  menurut Widyastuti (2014) meliputi : Â
1) Penyebaran tanggung jawab Â
Penyebaran tanggung jawab yang timbul karena kehadiran orang lain, jika  hanya satu orang yang menyaksikan korban yang sedang mengalami  kesulitan maka orang itu memiliki tanggung jawab untuk memberikan  respon terhadap situasi tersebut dan akan menanggung rasa bersalah dan  rasa sesal jika tidak melakukan upaya apapun. Â
2) Efek ambiguitas Â
Penolong terkadang tidak yakin apakah situasi tertentu benar-benar situasi  darurat. Terkadang ketenangan orang lain yang juga hadir menyebabkan  subjek menginterpretasikan situasi tersebut sebagai situasi yang tidak berbahaya. Â
3) Rasa takut dinilai Â
Ketika mengetahui bahwa orang lain memperhatikan perilaku kita,  mungkin kita akan berusaha melakukan apa yang diharapkan oleh orang  lain dan memberikan kesan yang baik.Â
4) Kondisi lingkungan Â
Keadaan fisik juga mempengaruhi kesediaan untuk membantu. Stereotip  yang umum adalah bahwa orang kota tidak ramah dan tidak suka  menolong dibandingkan orang desa yang ramah dan kuat akan budaya  tolong menolong. Kebisingan juga mempengaruhi perilaku menolong  karena disebabkan suara yang keras menyebabkan orang mengabaikan  orang lain disekitarnya dan memotivasi mereka untuk meniggalkan situasi tersebut secepatnya. Â
5) Tekanan waktu Â
Rasionalitas (akal sehat) dan penelitian menunjukkan bukti bahwa  terkadang kita berada dalam keadaan tergesa-gesa untuk menolong lain  sehingga kita memutuskan untuk tidak memberikan pertolongan.Â
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa faktor yang mempengaruhi bystander effect antara lain Pengaruh sosial (social influence), Hambatan penonton (audience inhibition), Penyebaran tanggung jawab (diffusion of responsibility).Â
Contoh Bystander effect dan kenapa orang tidak ingin membantu? Â
Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Misalnya, ketika Anda melihat tetangga yang dilukai oleh pasangannya, tetapi tidak melakukan apa-apa.Â
Dalam sebuah kecelakaan lalu lintas, seorang pria terkapar di tengah jalan, dan hari sudah malam. Ada banyak orang yang hanya melihat korban kecelakaan yang mungkin tidak sadarkan diri tanpa ada niat untuk membantunya
Ketika ada orang yang sedang kehabisan bensin di tengah jalan dan mendorong kendaraannya sendirian menuju ke Pom Bensin terdekat, masih ada orang yang enggan untuk membantunya
Kejadian di Sekolah. Bullying sering terjadi di depan banyak orang, tetapi saksi sering kali tidak bertindak karena merasa tidak ingin terlibat.
Ada berbagai latar belakang mengapa seseorang takut menolong orang lain. Mulai dari takut salah hingga merasa dirugikan setelah membantu orang tersebut. Sehingga fenomena Bystander Effect ini sangat sering terjadi. Sebenarnya, mengatasi fenomena Bystander Effect ini bisa dilakukan dengan cukup mudah, asalkan ada niat yang kuat untuk memberikan bantuan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H