Artinya:
Menjelma menjadi manusia itu adalah sungguh-sungguh utama, Â karena ia dapat menolong dirinya dari keadaan samsara (lahir dan mati berulang- ulang) dengan jalan karma yang baik; demikian keutamaannya menjadi manusia.
Manusia adalah makhluk hidup yang utama yang dilengkapi dengan Tri Pramana, yaitu meliputi Bayu, Sabda , dan Idep. Dimana dengan Tri Pramana ini artinya manusia memiliki kemampuan untuk bergerak, berbicara, dan berpikir. Manusia merupakan satu-satunya makhluk hidup yang dianugerahi idep atau kemampuan untuk berpikir, sehingga manusia mampu memperbaiki karmanya dan dapat melepaskan dirinya dari ikatan hukum karma untuk dapat  mencapai kesempurnaan hidup dan kebahagiaan abadi yakni Moksha melalui perbuatan baik yang sesuai dengan Dharma (kebenaran). Itulah salah satu cara termudah agar penyesalan tidak datang kemudian.
Agar senantiasa kita dapat memperoleh karma baik dan terhindar dari karma buruk, maka diperlukan upaya-upaya yang patut kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam ajaran agama Hindu terdapat ajaran Tri Kaya Parisudha sebagai salah satu pedoman yang dapat kita lakukan dalam bertingkah laku, Â yang mana mengajarkan umat manusia untuk senantiasa berpikir, berkata, dan berbuat yang baik dan benar. Adapun bagian-bagian dari Tri Kaya Parisudha tersebut, yaitu:
1. Manacika yaitu mengajarkan umat manusia untuk selalu berpikir positif dalam segala situasi serta tidak berburuk sangka kepada orang lain, dan tidak berpikiran kotor. Sehingga pikiran yang baik dan benar harus benar-benar kita terapkan dalam setiap tingkah laku kita karena pikiran akan menjadi pusat dari semua ucapan dan tindakan kita. Semakin baik dan bersih pikiran kita maka semakin baik pula ucapan dan tindakan yang kita lakukan. Â Pikiran yang baik juga dapat memberikan ketenangan dalam kehidupan kita dan membuat kita terbebas dari keinginan untuk melakukan hal-hal negatif.
2. Wacika merupakan cara berkata yang baik tanpa menyinggung perasaan orang lain, tidak memfitnah orang lain dan berkata jujur sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Orang yang mengamalkan ajaran Kayika dengan benar banyak dipercaya oleh orang lain karena kejujurannya, tetapi orang yang sering berbohong akan sulit dipercaya oleh orang lain. Selain itu, kata-kata yang tidak sopan juga dapat menyinggung perasaan orang lain.
3. Kayika meliputi tata cara untuk bertindak atau berperilaku sesuai dengan ajaran agama. Beberapa bentuk pengamalan ajaran Kayika, yaitu tidak berperilaku kasar kepada orang lain, rajin menolong orang yang kesusahan, dan tidak mengambil hak milik orang lain (mencuri). Orang yang mengamalkan ajaran Kayika mencerminkan rasa kasih sayang di dalam dirinya dan bersifat lembut dengan tidak menyakiti sesama.
Di sisi lain, umat Hindu juga memahami bahwa hukum karmaphala bersifat universal yang berlaku untuk semua orang tanpa terkecuali, karena tidak ada yang dapat menghindari kemutlakan dari hukum karmaphala. Memahami hukum karmaphala dapat membantu kita untuk menjalani kehidupan yang lebih bertanggung jawab dan selaras dengan Dharma (kebenaran). Dengan menyadari bahwa setiap tindakan memiliki konsekuensi, kita dapat lebih berhati-hati dalam mengambil setiap tindakan yang kita lakukan dengan selalu berlandaskan pada pikiran, perkataan, dan perbuatan yang baik sehingga nantinya kita dapat melepaskan diri dari ikatan karma dan kelahiran kembali (punarbahawa) untuk dapat mencapai tujuan utama dari ajaran agama Hindu yaitu "Moksartham Jagadhita Ya Ca Iti Dharma" ialah mencapai kesejahteraan di dunia dan mencapai Moksha (kebahagiaan abadi).
Om Santih, Santih, Santih Om