“Enji yang manis, penulisan puisi mu terlalu datar. Segeralah memperbaiki itu atau puisi mu akan ditolak oleh media”
Siapa?
Tulisannya bukan milik ibu, bukan juga tulisan ayahnya. Lalu?
Dan mengapa dia tahu bahwa Enji sedang berniat mempublikasikan tulisannya.
Ada yang aneh.
Enji mengabaikan itu sementara, karena harus mengurus surat-surat untuk perawatan rumah sakit.
2 Hari Berlalu
Ibu Enji telah dipulangkan dari rumah sakit, meski demikian, biaya perawatannya mencapai sekitar 2 juta. Selang beberapa jam disana, Enji memberanikan diri untuk bertanya siapakah gerangan pengirim segulung surat kecil itu. “Ibu, Enji menemukan ini” katanya sembari memberikan gulungan surat kecil itu.
“Tapi Enji tidak tahu siapa pengirimnya” lanjut Enji
“Mungkin ayahmu?“ Jawab ibunya dengan suara rendah
“Pasti tidak mungkin, ibu seharusnya juga tahu bahwa tulisan ayah tidak se-rapi itu”