Mohon tunggu...
Dealicious
Dealicious Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya Maulidia, tapi lebih familiar ketika saya dipanggil Dea. Hobi saya membaca, menulis dan melakukan hal-hal baru. Saya tidak tahu harus mulai dari mana, tapi semoga Kompasiana membantu talent yg saya miliki.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Ibuku dan Setumpuk Puisi Miliknya

1 April 2024   17:00 Diperbarui: 2 April 2024   19:52 341
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Enji yang manis, penulisan puisi mu terlalu datar. Segeralah memperbaiki itu atau puisi mu akan ditolak oleh media”

Siapa?

Tulisannya bukan milik ibu, bukan juga tulisan ayahnya. Lalu?

Dan mengapa dia tahu bahwa Enji sedang berniat mempublikasikan tulisannya.

Ada yang aneh.

Enji mengabaikan itu sementara, karena harus mengurus surat-surat untuk perawatan rumah sakit.

2 Hari Berlalu

Ibu Enji telah dipulangkan dari rumah sakit, meski demikian, biaya perawatannya mencapai sekitar 2 juta. Selang beberapa jam disana, Enji memberanikan diri untuk bertanya siapakah gerangan pengirim segulung surat kecil itu. “Ibu, Enji menemukan ini” katanya sembari memberikan gulungan surat kecil itu.

“Tapi Enji tidak tahu siapa pengirimnya” lanjut Enji

“Mungkin ayahmu?“ Jawab ibunya dengan suara rendah

“Pasti tidak mungkin, ibu seharusnya juga tahu bahwa tulisan ayah tidak se-rapi itu”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun