Mohon tunggu...
dea gio
dea gio Mohon Tunggu... -

perempuan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

"putus"

23 Januari 2012   18:31 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:32 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"klik-klik" suara hp enda -1 pesan diterima-

" sayang kita ntar weekend yuk udah lama ini gak weekend bareng,kangen jalan2 berdua sama kamu"  sms dari elga

asal tau yah elga itu sayang banget sama enda, cinta mati selamanyah dah pokoknya. Tapi how about Enda?

Dua sejoli ini udah setahun setengah pacaran. Menurutku mereka sih akur akur aja.

Enda sms " oke sayang aku akan jemput kamu ntar sore "

sore hari..

Enda menjemput Elga. Saat bertemu Elga, Si Enda kelihatan bahagia banget bahkan sempet memeluk Elga dan mencium keningnya , lalu mereka  pergi ke Red cafe.

Sesampai disana,

"El, aku mau ngomong sesuatu" Enda

"Apa beybi?, serius amat mukanya, lucu deh "

...

Enda menunduk "Kita Putus"

"Hmm? putus?" Elga

"Hey sayangg, kamu kenapa sih? ngigau yaa?Hey boyyy?" tambah Elga

Enda enggak segera ninggalin Elga begitu saja , yang aku tau sih kalau orang mutusin ceweknya gitu langsung ditinggal, kalok gak bertengkar, tapi kayaknya keputusan Enda itu gak digubris sama Elga.

"Sayang, kamu kenapa?,aku gak percaya deh" Sahut Elga gak percaya.

Kemudian Elga memindahkan tempat duduknya tepat disebelah Enda.

Enda kemudian memeluk Elga.

Sepertinya mereka masih saling mencintai. Lalu kenapa "PUTUS"?

Enda melepaskan pelukannya lalu memegang tangan Elga. Mendekap erat terus tangan Elga, menciumnya sembari menempelkan jari jemari Elga kepipinya berulang ulang .

"Tes.." -Air mata Enda terasa sampek ke tangan Elga.

"Enda.?" Elga mencoba memulai pembicaraan supaya gak larut dalam kesedihan Enda yang makin gak jelas.

-Enda memeluk erat Elga lagi-

Semakin erat dan semakin erat semakin melarut perasaan Enda.

Gerakan tubuh Enda sepertinya mengisyaratkan kalo dia seperti ketakutan.

Elga mencoba menenangkan Enda " Ndaa, aku disini sayang,jangan takut ya" Elga pun semakin dibuatnya bingung

Kali ini Pelukan Enda sangat lama, dan semakin lemahh dan akhirnya.

"Enda.. Enda Enda..?" Elga mencoba memanggil namanya karena Si Enda tak kunjung melepas pelukannya.

Elga mencoba kuat menopang tubuh Enda untuk melepaskan pelukannya.

"Enda.. Enda!!!!!!, Ya Tuhan, Endaaaa!!!" Sebuah tangisan tragis tidak bisa dibendung lagi oleh Elga.

Semenjak itu Elga tidak pernah terlihat selalu bersama Enda.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun