Mohon tunggu...
Dea Aprillia Purwanto
Dea Aprillia Purwanto Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Airlangga

little dreamer.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Eksistensi Perpustakaan di Tengah Tren Baca Buku Digital

27 Juni 2022   22:06 Diperbarui: 27 Juni 2022   22:24 600
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada platform tersebut, menyediakan banyak fitur yang dapat memuaskan pelanggan. Pada aplikasi iPusnas terdapat menu katalog online untuk mencari koleksi bahan pustaka dengan cukup mengetikkan kata kunci judul maupun pengarang koleksi bahan pustaka, tidak hanya terdapat menu itu saja, 

namun juga terdapat fitur-fitur layaknya sosial media, sehingga antar pengguna dapat saling terhubung maupun berkirim pesan, dan pada informasi koleksi bahan pustaka, terdapat juga rate penilaian dari buku tersebut serta bagaimana komentar para pengguna yang telah membaca buku tersebut. (Zakiah et al., 2022). 

Dengan berbagai fitur tersebut eksistensi perpustakaan mampu bersaing dengan platform digital lainnya di kalangan generasi Z. 

Hal tersebut juga membuat perpustakaan dapat dijangkau oleh semua kalangan pemustaka di berbagai wilayah. Era new normal kini, generasi ini juga tidak dapat bergantung pada e-book digital. Namun harus tetap berkunjung ke perpustakaan. Hal tersebut agar generasi ini mendapatkan suasana secara langsung dalam membaca buku. Selain itu juga jika ada yang diperlukan dapat langsung menuju pustakawan. 

Pandemi covid-19 memberi dampak kepada segala aspek. Salah satunya pada dunia informasi. Hal tersebut menyebabkan transformasi dari membaca buku secara langsung di perpustakaan menjadi membaca buku di rumah. Bahan bacaan berupa fisik berubah menjadi e-book. 

Transformasi tersebut mengakibatkan tren baca buku digital yang semakin marak. Hal ini dapat menggoyahkan eksistensi perpustakaan sebagai sumber informasi. Sejumlah platform baca buku digital bermunculan. Perpustakaan konvensional harus mampu meningkatkan kualitas layanan mereka. 

Terutama layanan penyediaan koleksi dalam bentuk digital. Hal itu untuk mempertahankan eksistensi perpustakaan di tengah tren baca buku digital. Sehingga perpustakaan konvensional harus menjadi perpustakaan digital. 

Dengan begitu generasi Z dengan mudah mengakses bahan referensi meskipun era pandemi telah usai. Untuk itu sebagai upaya meningkatkan eksistensi lembaga perpustakaan harus konsisten dalam berinovasi dalam pengembangan koleksi serta fasilitas baik itu secara offline maupun online.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun