Judul Buku   :Cinta Brontosaurus
Pengarang    : Raditya Dika
Genre         : Komedi, Percintaan
Penerbit      : Gagas Media
Tahun Terbit  : 2006
Tebal Buku   : 160 Halaman
Tak banyak orang yang mampu mengembangkan kisah-kisah dari kehidupannya dalam bentuk kata-kata, terebih menyusunnya ke dalam sebuah buku. Salah satu penulis ini mengambil kisah-kisah masalunya untuk dijadikan inspirasi dalam menulis karya-karyanya. Raditya Dika, penulis novel-novel bertemakan komedi ini tak habis-habis nya untuk terus berkarya.
Salah satu karyanya yang menjadi best seller pada masanya ialah novel yang berjudul Cinta Brontosaurus. Di dalam novel ini, Dika menuangkan kisah-kisah cintanya yang berbumbukan komedi dan pengalaman-pengalaman menyedihkannya melalui sebuah komedi. Seperti pada kutipan-kutipan berikut ini,
"Gue bukannya ketawa, tapi justru heran, kenapa kok bisa ada orang kangen ama robot kucing kelebihan kumis yang bersuara om-om senang?" (halm.93)
"Di Rumah Sakit Pertamina, gue masuk ke Unit Gawat Darurat dan dengan sukses kuku kaki gue yang setengah patah itu dicabut menggunakan tang." (ham.72)
Dalam kutipan di atas, Dika sempat menceritakan pacarnya, yang bernama Cyn, yang begitu mengagumi sebuah doraemon hingga merasakan rindu yang teramat dalam. Cyn sendiri ialah tipikal wanita yang rajin, alim, dan suka belajar. Wanita ini divisualisasikan sebagai wanita yang sangat sempurna oleh si Penulis. Cyn memiliki tubuh yang kecil, rambut tidak terlalu panang dan senyumnya sangat manis. Ini terbukti pada kutipan :
"Cyn adalah cewek yang rajin, alim, dan suka belajar. Secara fisik, dia kecil, rambut tidak terlalu panjang dan luar biasa manis (apalagi kalo kecebur duren)." (halm. 92)
"Dia memang model cewek yang manis manja, juara kelas, sopan, dan rajin solat." (halm. 92)
Dalam novel ini, Raditya Dika selaku tokoh utama, dia menggambarkan dirinya sebagai seseorang yang suka mempermalukan dirinya sendiri, cengengesan dan dia menganggap dirinya sebagai gembel. Dia membandingkan sifat-sifat yang ada di dalam dirinya dan dalam diri Cyn seperti langit dengan cacing tanah. Dika yang menganngap dirinya sebagai anak yang cupu tidak cocok bersanding dengan Cyn yang memiliki kualitas yang sangat tinggi. Ini terbukti dari kutipan,
"Gue dan Cyn seperti langit dan tanah." (halm. 92)
"Gue orangnya gembel, cuek, cengengesan dan malu-maluin." (halm. 92)
Selain dengan Cyn, Dika juga pernah menyukai sesosok wanita yang bernama Sistha dan Katie. Mereka berdua merupakan wanita idaman Dika. Dengan kondisi fisik yang menawan, dengan sekejap saja mereka bisa memikat hati Radit. Kecanduan Dika terhadap wanita-wanita cantik terlihat dalam kutipan,
"Sekali lagi, gue suka banget sama Sistha." (hal. 14)
"Sekali lagi, gue gak pengen kesan pertama yang buruk." (hal.14)
Hubungan cinta seorang Raditya Dika tidak akan berjalan mulus tanpa hadirnya seorang sahabatnya. Ratih ialah sahabat Dika yang selalu ada disaat Dika sedang kesusahan. Ratih merupakan seorang wanita yang memiliki jidat lebar dan sedikit pendek. Ratih membantu Dika  ketika mobil Dika, yang biasa ia panggil 'Timor Kaleng', air radiatorya habis saat sedang pergi bersamanya. Ini terbukti dari kutipan,
"Eh? Kayaknya Timor gue kumat lagi nih.." (halm.9)
"DIH! OGAH BANGET GUE MATI BARENG ELO! KAYAK GA ADA YANG LEBIH BAGUS AJA!"kata Ratih.(hal.9)
"Iya, air radiatornya habis." (hal.11)
Kedua orang tua Dika pun diceritakan seolah-olah berperilaku konyol dalam novel ini. Papanya sendiri digambarkan dengan sesosok yang suka berbicara hal-hal konyol. Mamanya digambarkan sebagai seorang yang sangat protektif. Ini terbukti dari kutipan,
"Ini untuk kamu, Dik." Dia bilang itu dengan antusiasme tinggi. Gue ngeliat ke tumpukan kolor baru. Untuk gue? Kolor bergambar Dinosaurus ditengahnya ini untuk gue?" (hal. 18)
"Nyokap tiba-tiba muncul dari dalam rumah terus lalu dengan sepenuh hati tereak, 'Hah? Kamu mo nyetirin adek? Gak bisa! Gak bisaa!'"(hal.4)
"Memang, sudah menjadi naluri seorang ibu untuk melindungi anak-anaknya." (hal.4)
Kejadian-kejadian aneh yang Dika alami dan dia tuangkan di dalam novel Cinta Brontosaurus ini pun terjadi diberbagai tempat dan kondisi. Dika pernah menderita sakit cantengan yang mengakibatkannya harus dioperasi. Dika sangat takut akan operasi, hingga malam sebelum dia dibawa ke rumah sakit dia menelpon temannya. Akhirnya besok sorenya, Dika dibawa ke rumah sakit dan malam harinya langsung mendapatkan penanganan untuk operasi.
"Besok sorenya, gue berada di dalam ruangan putih.."(hal. 74)
"Beberapa menit kemudian suster membawa gue ke ruangan operasi." (hal.75)
Dikarenakan saat itu sedang liburan sekolah naik-naikan kelas 3 SMA, mamanya pun dengan semangat mendaftarkan dika untuk mengikuti program homestay di Perth. Di Perth, Dika bertemu dengan orang orang baru. Contohya Joshua, dia adalah orang yang akan menjadi teman satu kamar Dika selama dia di Perth. Joshua memiliki sifat yang sangat panikan. Ini terbukti lewat kutipan,
"Dia bilang lagi,'Gak ada! PASSPORT GUE BENERAN ILANG!'" (hal. 143)
"Dia lalu merogoh tas pinggangnya, 'Ah! Ternyata ada!'" (hal.144)
Selain Joshua, Dika bertemu dengan anak kecil bule yang dia beri nama Abu ( anak bule ) yang tak lain adalah anak  pemilik rumah yang Dika tumapangi. Seperti pada umumnya, abu memiliki sifat yang hiperaktif. Hingga pada akhirnya pada saat Dika, Joshua dan Abu sedang bermain di ruang tamu, tanpa sengaja bola yang ditendang Abu mengenai patung milik ibunya hingga pecah. Karena Abu merasa takut, Dika pun memanfaatkan kondisi ini untuk membuat Abu patuh dan takut padanya.
"Dia bilang dengan suara kejepit,'oh no. I broke the banana.'" (hal.118)
'Noo...Noooo...Stop it.... Please don't tell Mommy...... Pleeaasseee.." (hal.118)
"Gue bilang,'only if you being nice.'" (hal.118)
Saat sedang merasakan indahnya menjalin sebuah hubungan dengan wanita yang ia cintai, yaitu Cyn, Dika harus merasakan pahitnya diputuskan oleh seorang wanita. Berbulan-bulan ia menjlin hubungan, pada malam itu di atas kursi kayu yang ada di kamarnya, Cyn menelpon nya dan memutuskan hubungan cinta itu. Hati Dika hancur.
"Tiduran dengan punggung menghadap langit-langit kamar, gue menutup mata. Ketika hubungan kita berakhir dengan seseorang, kita pasti jadi inget suatu hal yang kita lakuin bersama." (hal.98)
Putus cinta tak berarti menghalangi dika untuk jatuh cinta kembali. Dengan bantuan sahabatnya, Dika pun dikenalkan oleh seorang cewek yang bernama Alin. Â Hingga akhirnya pada hari sabtu ketika jam pulang sekolah di pinggir jalan raya, Dika pun menyatakan cintanya kepada Alin. Â Namun, Alin ternyata sudah memiliki seorang kekasih.
"Rencana untuk menembak Alin akan segera diwujudkan pada hari Sabtu." (hal.138)
"Tai gak keliatan, sampe pada akhirnya gue lagi mo ke arah jalan raya, teryata Alin lagi nyebrang jalan raya untuk sampe ke mobilnya." (hal.139)
Dika tak selalu konsisten dalam menuliskan runtutan ceritanya. Dia memulai awal cerita pada saat dia sedang belajar menyetir mobil dan tiba-tiba mobilnya macet. Lalu tiba-tiba ia menceritakan masa-masa diwaktu dia masih TK dan SD. Lalu, ia menceritakan pengalamannya saat ia telah dewasa.
"Kebrutalan dalam menyetir dilengkapi dengan ketololan gue dalam menghadapi jalan." (hal.2)
"Tragedi kolor membawa gue kembali ke tahun 1991, saat masih TK." (hal.19)
"Waktu itu gue masih SD dan gue masih bengong saat denger dua kata itu pertama kali dari mulut nyokap gua: cinta monyet." (hal.27)
"Padahal gue baru aja pulang dari liburan di Jakarta, kembali kuliah di Adelaine, Australia." (hal.77)
Salah satu latar sosial yang Dika ambil ialah keadaan di kota Perth. Ketika dia berada di Perth dia merasa kebingungan dan kesusahan dalam berkomunikasi karena menurutnya semua orang berbicara Bahasa Inggris dengan nada yang sangat cepat. Keadaan bangunan-bangunannya yang membuat keadaan diri tidak nyaman karena suasana gelapnya.
 "Bangunan gelap di berbagai sisi dengan batu bata merah yang agak basah membuat hari yang gue lalui ibarat hari yang indah untuk bunuh diri." (halm. 112)
"Di dunia nyata, bule-bule berbicara dengan kecepatan dengan kecepatan yang engga bisa disaring oleh kuping gue ini." (halm.112)
Dika memnceritakan semua pengalamannya melalui prespektif dirinya sendiri. Dia menggunakan kata "gue" untuk menceritakan semua kisah-kisahnya. Dalam kata lain sudut pandang yang ada di novel ini adalah sudt pandang orang pertama. Ini sudah terlihat dari awal sejak ia menceritakan kisahnya,
"Gue dulu punya bom-bom car." (hal. 1)
Dika pun menuliskan novelnya dengan bahasa-bahasa yang bisa kita sebut dengan bahasa-bahasa kekinan, dimana dia mengganti kata bapak dengan sebutan 'bokap' dan ibunya dengan istilah "nyokap." Terdapat bahasa-bahasa yang memang tidak disaring terlebih dahulu atau bisa kita sebut dengan vulgar.
"Bokap gua punya fetish sama kolor." (hal.17) Â Â Â Â
"Waktu itu gue masih SD dan gue masih bengong saat denger dua kata itu pertama kali dari mulut nyokap gua: cinta monyet." (hal.27)
Penulis yang bernama asli ketika lahir Dika Angkasaputra Moewarni ini lahir di Jakarta, 28 Desember 1984. Dika merupakan seorang yang pintar. Dika mengganti namanya menjadi Raditya Dika karena merasa tidak cocok dengan nama sebelumnya. Dia merupakan lulusan dari Universitas Indonesia dan Uiversitas Adelaine ( Australia ). Walaupun penulis bukan merupakan jurusan dari kuliahnya, namun Dika tetap menekuni ini sebagai hobi.
Kemampuan Dika dalam menulis sebuah novel dan kemahiran Dika dalam memilih kisah-kisahnya yang 'remaja banget' itu mampu menarik hati para remaja dengan cepat. Pemilihan gaya Bahasa yang tidak terlalu berat menjadi magnet bagi para remaja itu tersendiri. Tak tanggung-tanggung 6 novel dari karyanya menjadi best seller di pasaran.
Keunikan lain dari seorang Raditya Dika ialah dalam pemilihan judul disetiap novelnya. Ia selalu menggunakan nama-nama binatang sebagai selipan dalam judul novelnya. Salah satunya ialah Cinta Brontosaurus. Brontosaurus sendiri merupakan spesies Dinosaurus yang lebih dikenal dengan nama Apatosarus. Banyak orang yang menganggap Brontosaurus ialan binatang yang setia. Mungkin saja Raditya Dika menamainya Cinta Brontosaurus karena dia ialah seorang yang setia terhadap pasangannya. Namun, dalam kisah nya yang dituangkan di sini, ia selalu dikhianati pasangan-pasangannya. Cinta yang dimaksud ialah ketika cinta bisa kadaluarsa.
Yang dapat diambil dari kisah-kisah yang telah dituliskan oleh si Penulis ialah kita harus menjalani semua dengan pikiran yang positif. Meskipun kisah yang kita alami terkadang tidak sesuai dengan apa yang kita inginkan, kita harus tetap menerima kenyataan itu dan tidak berputus asa. Seperti si Penulis yang kisah cintanya selalu berakhir tragis, namun dia tetap mencoba untuk menemukan wanita yang baik untuknya.
Resensi :
http://www.biografipedia.com/2015/07/biografi-raditya-dika-penulis-novel.html
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H