Dalam kutipan di atas, Dika sempat menceritakan pacarnya, yang bernama Cyn, yang begitu mengagumi sebuah doraemon hingga merasakan rindu yang teramat dalam. Cyn sendiri ialah tipikal wanita yang rajin, alim, dan suka belajar. Wanita ini divisualisasikan sebagai wanita yang sangat sempurna oleh si Penulis. Cyn memiliki tubuh yang kecil, rambut tidak terlalu panang dan senyumnya sangat manis. Ini terbukti pada kutipan :
"Cyn adalah cewek yang rajin, alim, dan suka belajar. Secara fisik, dia kecil, rambut tidak terlalu panjang dan luar biasa manis (apalagi kalo kecebur duren)." (halm. 92)
"Dia memang model cewek yang manis manja, juara kelas, sopan, dan rajin solat." (halm. 92)
Dalam novel ini, Raditya Dika selaku tokoh utama, dia menggambarkan dirinya sebagai seseorang yang suka mempermalukan dirinya sendiri, cengengesan dan dia menganggap dirinya sebagai gembel. Dia membandingkan sifat-sifat yang ada di dalam dirinya dan dalam diri Cyn seperti langit dengan cacing tanah. Dika yang menganngap dirinya sebagai anak yang cupu tidak cocok bersanding dengan Cyn yang memiliki kualitas yang sangat tinggi. Ini terbukti dari kutipan,
"Gue dan Cyn seperti langit dan tanah." (halm. 92)
"Gue orangnya gembel, cuek, cengengesan dan malu-maluin." (halm. 92)
Selain dengan Cyn, Dika juga pernah menyukai sesosok wanita yang bernama Sistha dan Katie. Mereka berdua merupakan wanita idaman Dika. Dengan kondisi fisik yang menawan, dengan sekejap saja mereka bisa memikat hati Radit. Kecanduan Dika terhadap wanita-wanita cantik terlihat dalam kutipan,
"Sekali lagi, gue suka banget sama Sistha." (hal. 14)
"Sekali lagi, gue gak pengen kesan pertama yang buruk." (hal.14)
Hubungan cinta seorang Raditya Dika tidak akan berjalan mulus tanpa hadirnya seorang sahabatnya. Ratih ialah sahabat Dika yang selalu ada disaat Dika sedang kesusahan. Ratih merupakan seorang wanita yang memiliki jidat lebar dan sedikit pendek. Ratih membantu Dika  ketika mobil Dika, yang biasa ia panggil 'Timor Kaleng', air radiatorya habis saat sedang pergi bersamanya. Ini terbukti dari kutipan,
"Eh? Kayaknya Timor gue kumat lagi nih.." (halm.9)
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!