Mohon tunggu...
De Baron Martha
De Baron Martha Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

I am an architect of my own life.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Vacuum Cleaner

29 Oktober 2014   10:28 Diperbarui: 17 Juni 2015   19:20 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Kalau ayah tidak pulang lagi, apakah ibu masih akan menangis lagi?” Aku bertanya pada perempuan paruh baya berwajah sendu yang sedang sibuk membersihkan ruang tamu dengan vacuum cleanernya.

Ibuku  menghentikan pekerjaannya sejenak. Dia taruh vacuum cleaner itu di atas karpet, lalu menghampiri dan menaruhku di atas pangkuannya. “Setelah dewasa, kamu harus mengerti satu hal. Kamu tahu guna vacuum cleaner itu?” Tanyanya sambil menunjuk alat penyedot debu itu.

Aku hanya mendongakkan kepala, menatap ke arahnya.

“Vacuum cleaner adalah alat untuk membersihkan debu dan kotoran. Agar rumah kita bersih dan segar.” Ucapnya sambil tersenyum. Senyum yang sudah lama tak kulihat menggaris di bibirnya.

Aku masih terlalu kecil untuk memahami apa yang dikatakan ibuku tentang vacuum cleaner kala itu.

Tapi waktu terus berjalan. Aku terus tumbuh. Dan hari ini, setelah aku cukup dewasa, aku kembali teringat suatu waktu dimana ibuku membersihkan debu di ruang tengah.

Kini aku mengerti; itu bukan debu. Yang tersedot oleh vacuum cleaner itu adalah serpihan tubuh ayahku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun