Belum saja sampai pada tempat tujuan, baru saja jalan, menghirup polusi, tiba-tiba
"ahhhh...." Suaraku dengan penuh kesakitan dan memegang dada ini terasa terikat.
Ternyata asmaku kambuh.
"kamu kenapa day ?" Tanya Riski dengan penuh kepanikan.
"ahhh...." Untuk kedua kalinya semakin sakit dada ini.
Dan akhirnya akupun pingsan di sela kita jalan. Dengan sigap Riski membawaku ke puskesmas terdekat. Sangat terharu diri ini, selalu merepotkan orang yang selalu ada buat aku. Sampai pada saat aku tak tahu harus berbuat apa untuk membalasnya.
Mendengar asmaku kambuh dan semakin parah menurut dokter, akhirnya aku bisa dibawa pulang. Tergeletak sudah tubuh ini merasa tak berdaya.
"kamu harus kuat, aku akan selalu ada untukmu, tanpa meninggalkanmu tenang" ujar Riski.
Mendengar kalimat tersebut mataku mulai berlinang tanpa berhenti airpun keluar dari mata ini untuk membuktikan bahwa aku sudah tidak bisa apa-apa selain aku berdoa dan bersyukur kenal dengan Riski.
Riski pun pulang.
3 hari kemudian Riski datang kerumah membawa sate daging biawak yang dianggap ampuh menyembuhkan penyakit asmaku. Tanpa disangka dia menceritakan bagaimana mencari daging biawak itu. Padahal, mencari daging biawak itu sangat sulit sekali. Penuh pegorbanan untuk mendapatkannya, sampai-sampai dia harus ke plosok-plosok untuk mendapatkannya.