Prosesi Nyobeng atau nyabangk dalam bahasa dayak bakati sara
Nyobeng adalah aktivitas upacara ritual adat yang sangat sakral. Yang diselenggarakan setiap tahun guna untuk menghormati para roh leluhur nenek moyang dan memberi makan secara spiritual kepada tariu kamang, tengkorak dan berbagai pusaka peninggalan nenek moyang zaman dahulu yang tersimpan dirumah-rumah atau dirumah adat dio pungo.
Bagi suku dayak bakati sara dusun segonde desa pisak kecamatan tujuh belas kabupaten bengkayang berbagai pusaka dan tengkorak kayau atau kayo peninggalan nenek moyang zaman dahulu yang bersemayam di rumah adat memiliki roh yang dapat menjaga keselamatan kampung dan memberi keselamatan bagi masyarakat dayak.
Terutama kesejahteraan di bagian pangan peladang.
Nariu / tariu
Nyobeng ini merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan setiap tahun sekali, pertepatan usai panen padi yang telah dikerjakan sebelumnya guna mengucap syukur kepada roh leluhur dan jebata atau tuhan allah yang telah memberi kesehatan kemakmuran untuk melaksanakan aktivitas tersebut.
#Kayau / #Kayaow / #Mengayau adalah tradisi beberapa suku Dayak. Beberapa suku di Indonesia mengenal tradisi Mengayau. Pengayauan menurut orang Dayak adalah Adat, ritual yang tidak bisa sembarang dilakukan, tetapi mempunyai banyak aturan. Banyak pantang yang harus dilakukan seperti tidak boleh menjarah dan memperkosa dan lain-lain. Perlu diketahui bahwa tidak semua subsuku Dayak mengenal tradisi mengayau. Tetapi mayoritas suku Dayak mengenal tradisi ini. Tidak diketahui sejak kapan tradisi pengayauan mulai dilakukan, tetapi dipercaya sudah ada sejak ribuan tahun silam. Berdasarkan cerita dari beberapa orang tua yang saya temui dan dari beberapa literatur yang saya baca. Ada beberapa alasan yang penyebab pengayauan ini terjadi.