Penulis : Gustina Nasution
RingkasanÂ
Deskripsi
Pendidikan yang berhasil adalah pendidikan yang sanggup menghantar subjek menjadi seperti dirinya sendiri selaku anggota masyarakat. Selanjutnya pengembangan yang utuh dapat dilihat dari berbagai segi, yaitu wujud dimensi dan arahnya (Suryana, 2018). Tuhan  telah  memberi  kita  tanggung  jawab  untuk  merawat  dan  mengasuh  anak-anak  sebaik mungkin. Masa yang paling optimal untuk mendorong pertumbuhan jasmani dan rohani anak adalah pada usia dini.Pendidikan anak usia dini adalah pendidikan pra-sekolah dasar yang menargetkan anak-anak  antara usia 0 dan 6  tahun, yang dikenal sebagai Golden Age. Pendidikan  anak usia  dini sangat penting bagi tumbuh kembang anak  agar dapat memajukan mereka ke jenjang yang lebih tinggi. Ini termasuk komponen keyakinan  agama, perkembangan fisik, perkembangan kognitif, perkembangan linguistik, perkembangan sosial dan emosional, dan perkembangan kreatif (Yenti, Suryana, dan Mahyuddin 2023: 3042).Â
Context (Konteks):
Konteks ini melibatkan lingkungan sosial, budaya, dan ekonomi di mana pendidikan anak usia dini berlangsung. Orang tua merupakan bagian integral dari konteks ini. Mereka membawa pengalaman, nilai, dan keyakinan mereka sendiri ke dalam proses pendidikan anak. Keterlibatan orang tua dalam pendidikan anak usia dini dapat memperkuat hubungan antara sekolah dan keluarga serta memperluas dukungan yang tersedia untuk anak-anak di luar lingkungan sekolah. Perlibatan orang tua dalam pendidikan anak usia dini merupakan bagian yang penting dalam mencapai tujuan pendidikan. Orang tua adalah pemangku kepribadian dan pengarah yang mempengaruhi anak dalam pendidikan. Evaluasi ini bertujuan untuk mengetahui apakah tujuan pendidikan yang diingikan telah tercapai atau tidak.
Input (Masukan):
Masukan dalam model CIPP mencakup sumber daya yang diperlukan untuk melaksanakan program, dalam hal ini, keterlibatan orang tua membutuhkan dukungan dari pihak sekolah dan komunitas. Sekolah harus menyediakan sarana dan forum yang memungkinkan orang tua terlibat aktif dalam pendidikan anak, seperti pertemuan orang tua-guru, lokakarya pendidikan, atau sumber daya online. Pelatihan dan dukungan bagi staf sekolah diperlukan untuk memfasilitasi keterlibatan orang tua secara efektif.
Tentu saja evaluasi harus dilakukan ketika melaksanakan program. Penilaian  ini  memudahkan untuk melihat tingkat keberhasilan Anda dan apakah tujuan Anda telah tercapai. Dalam kata-kata Smith (2002) yang diterbitkan dalam majalah Yoga, penilaian ini memudahkan untuk memperbaiki kesalahan dan memotivasi siswa dan guru untuk berbuat lebih baik.Â
Process (Proses):
Model evaluasi CIIP merupakan model evaluasi yang dikembangkan oleh Stufflebeam yang tidak hanya membantu penyempurnaan kurikulum , tetapi juga membantu menentukan apakah suatu program harus dihentikan. Model ini mencakup empat komponen: konteks, masukan, proses, dan produk, yang masing-masing memerlukan evaluasi tersendiri. Penilaian kontekstual mencakup studi tentang lingkungan sekolah dan pengaruh di luar sekolah. Jika evaluasi kontekstual diperlukan, maka masukan evaluasi, dan strategi implementasi kurikulum, ditinjau dari sudut pandang efektivitas dan ekonomi. Selanjutnya dilakukan evaluasi terhadap proses dan produk, seperti kesesuaian antara kegiatan yang direncanakan dengan kegiatan yang sebenarnya
Model ini mengutamakan penilaian formatif berkelanjutan sebagai salah satu cara untuk meningkatkan hasil pembelajaran. Namun fokus penelitian tidak hanya pada hasil pembelajaran saja, namun pada kurikulum dan lingkungan secara keseluruhan. Evaluasi dilakukan dengan membandingkan kinerja aktual dengan standar yang  disepakati. Banyak faktor yang dipertimbangkan ketika menetapkan standar, termasuk kinerja siswa di bidang kognitif, emosional, dan psikomotorik, keterampilan pengajaran guru, manajemen sekolah, fasilitas, bahan dan bahan ajar, kurikulum, strategi pengajaran, penentu kurikulum, dan filosofi perlu dipertimbangkan.
Product (Produk):
Produk dalam model CIPP merujuk pada hasil yang diinginkan atau diharapkan dari program atau kebijakan. Dalam hal ini, produknya adalah dampak positif yang dihasilkan dari keterlibatan orang tua dalam pendidikan anak usia dini. Anak-anak cenderung mencapai hasil pendidikan yang lebih baik ketika orang tua aktif terlibat dalam pembelajaran mereka, baik secara akademis maupun sosial.
Metode
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik tinjauan literatur sistematis. Penelitian dengan jenis studi kepustakaan ini menggunakan penelitian dengan menggunakan sumber informasi berupa foto, bahan statistik, bahan bacaan dan surat (Yusuf, 2005).Â
pembahasan
Orangtua, keluarga dan pendidikan anak merupakan tiga hal yang akan selalu terkait. Orangtua memainkan peranan penting dalam membentuk anak -- anak bahkan sejak dalam kandungan, pengaruh orangtua terhadap anak-anak sudah banyak dibuktikan oleh penelitian penelitian terdahulu. Sampai anak-anak tersebut masuk kedalam sistem pendidikan formal atau sekolah, pengaruh terbesar dalam pembentukan diri mereka tetap orangtua dan keluarga. Pendidikan anak usia dini (PAUD) seringkali merupakan langkah awal dalam penentu keterlibatan orangtua. Seberapa jauh orangtua mau terlibat aktif dalam pendidikan anaknya dan benar-benar memahami bahwa proses pendidikan anak tidaklah selesai sewaktu anak -- anak mereka pulang dari sekolah.
Proses pembelajaran tetap akan berlangsung baik itu di rumah maupun di sekolah. Orangtua dan guru, harus terlibat aktif dalam komunikasi dan koordinasi untuk memastikan hasil yang optimal pada anak. Keterlibatan orangtua ini tidak dapat terbangun dalam waktu yang singkat tetapi dalam waktu yang lama dan membutuhkan konsistensi dari orangtua, keluarga dan juga guru. Guru atau sekolah tetap berperan karena seringkali kurangnya keterlibatan orangtua bukan disebabkan orangtua tidak mau terlibat tetapi juga karena adanya hambatan dari guru itu sendiri maupun dari value budaya. Sebagai contoh, dalam beberapa budaya, guru dianggap sebagai pihak yang sangat memahami bagaimana pendidikan terhadap anak harus diberikan, sehingga tidaklah sopan jika orangtua ikut campur dalam pembelajaran yang diajarkan oleh guru (Hardiyanti, 2021).
Pengaruh dan perubahan sebagai akibat terlibatnya keluarga dalam pendidikan tersebut meliputi, 1) dukungan terhadap prestasi akademik, tingkat kehadiran siswa, timbulnya kesadaran tentang hidup sehat dan peningkatan perilaku positif; 2) persepsi orangtua terhadap sekolah semakin baik sebagai akibat peningkatan kepuasan orangtua terhadap guru, dan semakin eratnya hubungan dengan anak; 3) perbaikan iklim sekolah serta peningkatan kualitas dan disiplin sekolah.
Beberapa peran yang dapat dilakukan oleh keluarga dan masyarakat dalam mendukung pendidikan anak adalah, 1) menciptakan lingkungan belajar di rumah yang menyenangkan dan mendorong perkembangan budaya prestasi anak; 2) menjalin interaksi dan komunikasi yang hangat dan penuh kasih saying dengan anak; 3) memberikan motivasi dan menanamkan rasa percaya diri pada anak; 4) menjalin hubungan dan komunikasi yang aktif dengan pihak sekolah untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif; 5) berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran dan kegiatan ekstrakurikuler yang dilakukan anak di sekolah; 6) menyelenggarakan dan menjaga keberlangsungan penyelenggaraan proses pendidikan yang menjadi tanggungjawab bersama antara pemerintah, masyarakat dan keluarga; 7) menyelenggarakan dan mengendalikan mutu layanan pendidikan, baik dilakukan secara perseorangan, kelompok, keluarga, organisasi profesi, dunia usaha, maupun organisasi kemasyarakatan (Direktorat, 2017).
kesimpulanÂ
Pelibatan orang tua dalam penyelenggaraan pendidikan anak usia dini perlu tetap dilakukan. Satuan PAUD, baik berbasis agama maupun umum, diharapkan dapat menjaga hubungan baik dengan orang tua. Perlibatan keluarga dalam pendidikan anak usia dini adalah penting karena mereka memiliki peran penting dalam proses pendidikan karakter, yang merupakan bagian dari perawatan. Orang tua memiliki tugas dalam mengoptimalkan potensi anak dan membantu mereka menyelesaikan tugas perkembangan. Dengan menerapkan model CIPP, pentingnya keterlibatan orang tua dalam pendidikan anak usia dini menjadi jelas, karena hal itu tidak hanya memperkuat hubungan antara sekolah dan keluarga, tetapi juga meningkatkan hasil pendidikan anak.
ReferensiÂ
Pramesti, S. L. D. (2020). Evaluasi Pembelajaran Matematika Pada Boarding School Berdasarkan Model Cipp. Integral:Pendidikan Matematika, 11(1), 17--32. https://ejournal.umc.ac.id/index.php/JNR/article/view/1139
Sangadji, K. (2014). Model Cipp Untuk Evaluasi Pengembangan Ktsp Pada Jenjang Pendidikan Persekolahan. Jurnal Biologi, 3(2), 79--87.
Suharsimi Arikunto, Evaluasi Program Pendidikan (Jakarta : Bumi Aksara, 2010), 45
Suryana, D. (2018). Stimulasi dan Aspek Perkembangan Anak. Jakarta: Premada Nedia Grup.
Yenti, Suryana, Mahyuddin., (2023). Upaya MeningkatkanKemampuan LiterasiAnakmelalui Buku Cerita di TamanKanak-Kanak Negeri Pembina Painan. Jurnal Pendidikan dan Konseling, 5 (1): 3024.
Zulherma, F. M. N. E. S. L. (2019). Penerapan Model Evaluasi Cipp Dalam Mengevaluasi Pembelajaran Seni Grafis Stencil Print Di Taman Kanak-Kanak. , 3(2), 1434--1439.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H