Mohon tunggu...
davi kurniawan
davi kurniawan Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sejarah Tokoh-tokoh Pendidikan di Indonesia dan Luar Negeri

23 November 2010   11:26 Diperbarui: 4 April 2017   17:53 3142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Pada tanggal 3 februari 1928, genap berusia 40
tahun, ia berganti nama yang kemudian menjadi sangat tenar.


  1. Kyai H. Ahmad Dahlan


Ahmad Dahlan adalah orang yang
mendirikan organisasi Islam pada tahun 1912 di Yogyakarta, yang kemudian
berkembang menjadi pendidikan agama islam. Pendidikan Muhammadiyah ini sebagian
besar memusatkan diri pada pengembangan agama Islam. Asas pendidikannya adalah
islam dengan tujuan mewujudkan orang-orang yang berakhlak mulia, cakap, percaya
kepada diri sendiri, dan berguna bagi masyarakat serta negara.

Ada 5 butir yang dijadikan dasar pendidikan yaitu:


  1. Perubahan
    cara berpikir, ialah kesediaan jiwa berdasarkan pemikiran untuk mengubah
    cara berpikir dan bertindak dari kebiasaan lama yang kurang tepat, untuk
    mencapai tujuan pendidikan.
  2. Kemasyarakatan,
    artinya janganlah hanya mengembangkan aspek individu saja, melainkan juga
    aspek kemasyarakatan, agar pengembangan individu dan kemasyarakatan
    berimbang.
  3. Aktivitas,
    anak harus menggunakan aktiviotasnya sendiri untuk memperoleh pengetahuan.
    Dan harus pula
    melaksanakan serta mengamalkan semua hal yang telah diketahuinya.
  4. Kreativitas
    ialah untuk memperoleh kecakapan, keterampilan, dan kiat guna menghadapi
    situasi baru secara tepat dan cepat.
  5. Optimisme,
    anak-anak diberi keyakinan bahwa melalui pendidikan cita-cita mereka akan
    tercapai, asal dengan semangat dan berdedikasi mengerjakannya sesuai
    dengan yang digariskan oleh Tuhan.


Dan fungsi lembaga pendidikan ciptaan Ahmad Dahlan
adalah sebagai berikut :

a.       Sebagai alat dakwah, baik kedalam maupun
keluar anggota organisasi Muhammadyah.

b.      Tempat pembibitan dan pembinaan kader,
yang dilaksanakan secara sistematis dan selektif sesuai dengan kebutuhan.

c.       Merupakan wahana untuk melaksanakan amal
para anggota organisasi.

d.      Mensyukuri nikmat Tuhan, artinya apa pun
kemampuan anak-anak, pendidik harus memberi kesempatan berkembang, menjaga, dan
merawatnya dengan sebaik-baiknya.


  1. Willem Iskander


Willem Iskander adalah salah
satu diantara orang Indonesia pertama yang telah berhasil membuktikan
kemampuannya memimpin lembaga pendidikan yang penting. Liku-liku perjuangan
Willem Iskander mengangkat martabat bangsa melalui jalur pendidikan memang
penuh tantangan dan tanggung jawab. Ketekunannya bekerja keras, kreativitas
yang produktif dan semngat pembaharuan yang menyala-nyala telah berhasil
merubah cara berpikir orang Tapanuli Selatan untuk meraih kemajuan. Ini semua dilakukan Willem Iskander satu
perempat abad yang lalu, ketika sarana pendidikan dalam keadaan serba sederhana
dan kekurangan.

Pada tahun 1869 telah
direncanakan suatu tugan bagi Willem Iskander untuk membawa 8 orang guru muda
msing-masing 2 orang dari Mandailing, Sunda, Jawa dan Minahasa. Pada tahun 1873
sudah diketahui calon-calon penerima beasiswa itu. Tetapi ternyata bukan 8
orang. Yang berhasil memperoleh beasiswa itu hanya 3 orang, yakni Banas Lubis
dari Mandailing (Kweekschool), Ardi Sasmita dari Sunda (Kweekschool) da Raden
Mas Surono dari Jawa (Kweekschool Tanobato Surakarta). Jadi tidak benar apabila
ada keterangan yang selama ini kita dengar bahwa Willem Iskander dibuang
kenegeri Belanda. Yang benar adalah bahwa perjalanan ke negeri Belanda itu adalah
rencana matang yang telah lama dipersiapkan oleh Willem Iskander. Ia bukan saja
menghubungi pejabat-pejabat resmi di Indonesia, tetapi juga beberapa orang yang
berpengaruh di negeri Belanda untuk melicinkan jalan pelaksanaan rencana itu.
Antara lain dengan minta kesediaan mereka memberikan rekomendasi kepada
pejabat-pejabat yang menentukan di Hindia Belanda ketika itu. Orang yang
dihubungi antara lain D.Hekkar Jr, bekas gurunya di Oefenschool di Amsterdam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun