Mohon tunggu...
david sudarko
david sudarko Mohon Tunggu... -

peminat rohani, sosial, edukasi, moralitas, humaniora, dan segala hal yang bernilai kebaikan.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

{Blog Competition NOVAVERSARY} 5H, Kunci Mewujudkan Home Sweet Home, #BahagiaDiRumah

2 April 2016   11:09 Diperbarui: 2 April 2016   15:41 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

1.     H yang pertama adalah, Hidup Benar Sebagai Seorang Suami.

Suami yang hidup benar adalah suami yang takut akan Tuhan. Pengertian takut yang dimaksud adalah RASA HORMAT terhadap Tuhan. Seorang suami yang menghormati Tuhan, tidak akan sembarangan memperlakukan istri dan anak-anaknya. Dia juga tidak akan sembarangan bertindak dan menyia-nyiakan hidupnya. Seorang suami yang menghormati Tuhan, tidak akan berani berselingkuh, karena dia tahu bahwa istrinya adalah orang yang dicipta dan disayangi oleh Tuhannya. Dia juga tidak akan bertindak kasar terhadap istri dan anak-anaknya.

Suami yang menghormati Tuhan, akan bekerja dengan tulus ikhlas demi menafkahi dan membahagiakan seisi rumahnya. Dia akan memimpin dan membawa seisi rumahnya untuk beribadah dan mendekat kepada Tuhan. Sungguh alangkah bahagianya jika setiap suami bisa melakukan semua ini. Istri dan anak-anaknya pasti akan menikmati suasana sorga setiap hari.

2.  H yang kedua adalah;Hidup Benar Sebagai Seorang Istri
Tidak ubahnya dengan point di atas. Seorang istripun juga harus hidup benar di hadapan Tuhan. Hidup benar itu juga hidup yang penuh rasa HORMAT KEPADA TUHAN. Jika seorang istri hidup hormat kepada Tuhan, ia juga pasti akan hormat kepada suami sebagai kepala rumahtangganya. Istri akan tunduk kepada otoritas/kewibawaan suaminya. Bukan merendahkan, bukan merongrong melainkan menolong suaminya.

Seorang istri yang hidup benar, akan melakukan segala urusan tugas rumahtangganya dengan tulus ikhlas, dengan penuh rasa syukur dan limpahan kasih sayang. Merawat anak-anaknya dengan penuh perhatian dan pengorbanan diri. Dia akan selalu ada setiap waktu untuk anak-anaknya. Setia melayani dan menjaga cintanya untuk suami. Dengan demikian suami dan anak-anaknya akan disebut berbahagia. Alias menikmati sorga setiap hari.

3. H yang ketiga adalah;Hidup Benar Sebagai Seorang Anak.
Masih pada fokus hidup benar. Seorang anakpun sangat wajib untuk hidup HORMAT KEPADA TUHAN. Seorang anak yang takut/hormat akan Tuhan, akan berani taat kepada ortunya. Bukan berani melawan. Wujud dari ketaatan seseorang kepada Tuhannya adalah melalui ketaatan seorang anak terhadap orangtuanya. Karena bagaimanapun keadaan orangtua, mereka adalah wakinya Tuhan di bumi.

Anak akan dengan otomatis taat pada orangtua jika orangtua melakukan apa yang telah disebut diatas. Sehingga hubungan yang harmonis antara orangtua dengan anakpun akan tercipta dengan sendirinya. Dengan demikian, suasana “home” seperti sorga pun bisa dipastikan terjadi dalam keluarga.

4. H yang keempat adalah,Hidup Benar Dalam Bertindak
Jika semua anggota keluarga sudah memahami perannya masing-masing dengan menerapkan hidup benar di dalam keluarga, maka semua tindakannya akan berpusat kepada alasan yang mendasar itu. Sebab pada dasarnya, tindakan seseorang berdasarkan pemahamannya. Contoh; seorang ayah akan bertindak kasar terhadap istri dan anaknya, karena menurut pemahamannya seorang ayah berhak untuk melakukan itu. Seorang anak akan berani memberontak orangtuanya karena ia memahami bahwa anak berhak untuk melawan.

Sangat jelas bahwa pemahaman seseorang menentukan tindakannya. Dengan pemahaman yang benar, semua anggota keluarga akan bertindak dengan benar pula. Ini yang sangat berdampak.

5.     H yang kelima adalah,Hidup Benar Dalam Kasih dan Pengampunan

Tidak dapat dipungkiri bahwa manusia penuh dengan kesalahan. Bahkan kesalahan yang sama bisa terulang kembali. Itu yang memungkinkan orang lain menjadi kecewa, marah dan jengkel. Itu pula yang menyebabkan sakit hati. Namun ada baiknya jika semua anggota keluarga memiliki ruang MAAF di hati masing-masing. Saling mendahului untuk meminta maaf dan mudah memaafkan (mengampuni) juga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun