Pengabdian masyarakat tidak lagi hanya sebuah rutinitas di dunia pendidikan tinggi, ini adalah upaya luar biasa yang menciptakan dampak positif di masyarakat. Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya (Untag Surabaya) dan Universiti Malaysia Perlis (UniMAP) menyatukan kekuatan mereka untuk memberikan kontribusi nyata kepada masyarakat di Mojokerto.Â
Ini adalah kisah nyata kolaborasi luar biasa antara kedua universitas di desa Kebontunggul, Hutan, Kec. Gondang, Kabupaten Mojokerto. Di mana dua institusi pendidikan tinggi bersatu untuk membuat dampak nyata bagi masyarakat. Kegiatan dilaksanakan selama 3 hari, pada tanggal 24 November sampai dengan 26 November 2023.
Kegiatan diawali dengan pemberangkatan rombongan kedua universitas, dari Surabaya ke Lembah Mbencriang, Mojokerto. Pada saat sampai di tempat lokasi, yaitu pada sore hari, kita disambut hangat oleh kepala desa dan masyarakat lokal disana.
Pada malam harinya kita diajak untuk melihat kesenian tari remong dan permainan alat musik gamelan. Dalam kegiatan ini mahasiswa belajar untuk mengenal, mengapresiasi warisan budaya yang dimiliki oleh suatu komunitas atau daerah, dan menciptakan kesempatan untuk berkumpul sekaligus berinteraksi dengan orang lain dalam suasana yang rukun.
Keesokan harinya adalah menanam bibit tanaman obat keluarga dan pohon. Cangkul di tangan dan semangat gotong-royong, mahasiswa dari kedua universitas bergabung dalam kegiatan menanam tersebut.Â
Tidak hanya sebuah aksi simbolis, tetapi juga komitmen nyata untuk meninggalkan jejak hijau di tanah Mojokerto dan hasil dari tanaman tersebut digunakan dikemudian hari. Melalui tangan-tangan mahasiswa, harapan untuk lingkungan yang lebih hijau dan berkelanjutan tumbuh, mencerminkan bahwa pengabdian bisa dimulai dari tanah yang subur.
Di sela-sela kegiatan pengabdian, mahasiswa menjalin keakraban dan kebersamaan melalui kegiatan water tubing yang ceria. Di atas perahu ban, mereka mengarungi aliran sungai Mojokerto dengan senyum dan tawa.Â
Water tubing bukan hanya sekadar rekreasi, tetapi juga peluang untuk melepaskan beban pikiran, mempererat ikatan antar-mahasiswa, dan menguji batas diri di tengah keindahan alam Mojokerto.Â
Penanaman bibit tanaman obat keluarga dan pohon, sekaligus water tubing bukan hanya kegiatan terpisah, melainkan sebuah gerakan bersama untuk menyelaraskan edukasi dan rekreasi seimbang.Â
Mahasiswa tidak hanya belajar tentang keberlanjutan lingkungan melalui penanaman bibit, tetapi juga mengapresiasi keindahan alam melalui kegiatan water tubing. Dalam harmoni antara aksi nyata dan kebahagiaan bersama, kolaborasi ini membuktikan bahwa pembelajaran bukan hanya di dalam kelas, tetapi juga di tengah kehidupan.
Kegiatan terakhir adalah perpisahan. Pertemuan di Mojokerto menjadi catatan keceriaan dan kolaborasi yang berarti. Dalam setiap aktivitas, mahasiswa Untag Surabaya dan UniMAP menciptakan jejak kegembiraan dan semangat bersama.Â
Dengan simpul tali persaudaraan yang kuat dan momen-momen berharga yang dibagikan, pertemuan ini tak hanya sekadar acara, melainkan peristiwa yang merefleksikan keindahan kebersamaan dan kegembiraan dalam belajar bersama.
Ini adalah cerminan bahwa belajar bersama bukan hanya tentang mengasah pengetahuan akademis, melainkan juga tentang menghargai perbedaan, menjalin hubungan yang berarti, dan tumbuh sebagai individu yang bertanggung jawab dalam masyarakat global.Â
Dengan begitu, pertemuan di Mojokerto tidak hanya menjadi titik puncak dari sebuah program, tetapi menjadi cikal bakal perjalanan panjang menuju pertemanan yang berkelanjutan dan kontribusi nyata bagi dunia luar kampus .
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H