Mohon tunggu...
David Dwiyanto
David Dwiyanto Mohon Tunggu... Programmer - Mahasiswa

Coder Enthusiast

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Serunya Pengabdian Masyarakat Antara Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya dan Universiti Malaysia Perlis

13 Desember 2023   22:07 Diperbarui: 15 Desember 2023   16:41 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pengabdian masyarakat tidak lagi hanya sebuah rutinitas di dunia pendidikan tinggi, ini adalah upaya luar biasa yang menciptakan dampak positif di masyarakat. Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya (Untag Surabaya) dan Universiti Malaysia Perlis (UniMAP) menyatukan kekuatan mereka untuk memberikan kontribusi nyata kepada masyarakat di Mojokerto. 

Ini adalah kisah nyata kolaborasi luar biasa antara kedua universitas di desa Kebontunggul, Hutan, Kec. Gondang, Kabupaten Mojokerto. Di mana dua institusi pendidikan tinggi bersatu untuk membuat dampak nyata bagi masyarakat. Kegiatan dilaksanakan selama 3 hari, pada tanggal 24 November sampai dengan 26 November 2023.

Kegiatan diawali dengan pemberangkatan rombongan kedua universitas, dari Surabaya ke Lembah Mbencriang, Mojokerto. Pada saat sampai di tempat lokasi, yaitu pada sore hari, kita disambut hangat oleh kepala desa dan masyarakat lokal disana.

Sumber 2.0 : Dokumen Pribadi (Dokumentasi Tim Dokumenter Mahasiswa, Mojokerto)
Sumber 2.0 : Dokumen Pribadi (Dokumentasi Tim Dokumenter Mahasiswa, Mojokerto)

Pada malam harinya kita diajak untuk melihat kesenian tari remong dan permainan alat musik gamelan. Dalam kegiatan ini mahasiswa belajar untuk mengenal, mengapresiasi warisan budaya yang dimiliki oleh suatu komunitas atau daerah, dan menciptakan kesempatan untuk berkumpul sekaligus berinteraksi dengan orang lain dalam suasana yang rukun.

Sumber 3.0 : Dokumen Pribadi (Dokumentasi Tim Dokumenter Mahasiswa, Mojokerto)
Sumber 3.0 : Dokumen Pribadi (Dokumentasi Tim Dokumenter Mahasiswa, Mojokerto)
Keesokan harinya adalah menanam bibit tanaman obat keluarga dan pohon. Cangkul di tangan dan semangat gotong-royong, mahasiswa dari kedua universitas bergabung dalam kegiatan menanam tersebut. 

Tidak hanya sebuah aksi simbolis, tetapi juga komitmen nyata untuk meninggalkan jejak hijau di tanah Mojokerto dan hasil dari tanaman tersebut digunakan dikemudian hari. Melalui tangan-tangan mahasiswa, harapan untuk lingkungan yang lebih hijau dan berkelanjutan tumbuh, mencerminkan bahwa pengabdian bisa dimulai dari tanah yang subur.

Sumber 4.0 : Dokumen Pribadi (Dokumentasi Tim Dokumenter Mahasiswa, Mojokerto)
Sumber 4.0 : Dokumen Pribadi (Dokumentasi Tim Dokumenter Mahasiswa, Mojokerto)
Di sela-sela kegiatan pengabdian, mahasiswa menjalin keakraban dan kebersamaan melalui kegiatan water tubing yang ceria. Di atas perahu ban, mereka mengarungi aliran sungai Mojokerto dengan senyum dan tawa. 

Water tubing bukan hanya sekadar rekreasi, tetapi juga peluang untuk melepaskan beban pikiran, mempererat ikatan antar-mahasiswa, dan menguji batas diri di tengah keindahan alam Mojokerto. 

Penanaman bibit tanaman obat keluarga dan pohon, sekaligus water tubing bukan hanya kegiatan terpisah, melainkan sebuah gerakan bersama untuk menyelaraskan edukasi dan rekreasi seimbang. 

Mahasiswa tidak hanya belajar tentang keberlanjutan lingkungan melalui penanaman bibit, tetapi juga mengapresiasi keindahan alam melalui kegiatan water tubing. Dalam harmoni antara aksi nyata dan kebahagiaan bersama, kolaborasi ini membuktikan bahwa pembelajaran bukan hanya di dalam kelas, tetapi juga di tengah kehidupan.

Sumber 5.0 : Dokumen Pribadi (Dokumentasi Tim Dokumenter Mahasiswa, Mojokerto)
Sumber 5.0 : Dokumen Pribadi (Dokumentasi Tim Dokumenter Mahasiswa, Mojokerto)

Kegiatan terakhir adalah perpisahan. Pertemuan di Mojokerto menjadi catatan keceriaan dan kolaborasi yang berarti. Dalam setiap aktivitas, mahasiswa Untag Surabaya dan UniMAP menciptakan jejak kegembiraan dan semangat bersama. 

Dengan simpul tali persaudaraan yang kuat dan momen-momen berharga yang dibagikan, pertemuan ini tak hanya sekadar acara, melainkan peristiwa yang merefleksikan keindahan kebersamaan dan kegembiraan dalam belajar bersama.

Ini adalah cerminan bahwa belajar bersama bukan hanya tentang mengasah pengetahuan akademis, melainkan juga tentang menghargai perbedaan, menjalin hubungan yang berarti, dan tumbuh sebagai individu yang bertanggung jawab dalam masyarakat global. 

Dengan begitu, pertemuan di Mojokerto tidak hanya menjadi titik puncak dari sebuah program, tetapi menjadi cikal bakal perjalanan panjang menuju pertemanan yang berkelanjutan dan kontribusi nyata bagi dunia luar kampus .


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun