Mohon tunggu...
David Hidayat
David Hidayat Mohon Tunggu... Guru - mahasiswa uin ws

kenalilah dirimu sendiri terlebih dulu

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pendidikan Agama sebagai Pembentuk Karakter Hebat Bangsa

21 Oktober 2019   20:59 Diperbarui: 22 Oktober 2019   07:32 2251
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aristoteles menyebutkan pengertian karakter yang baik adalah kehidupan berprilaku baik dan penuh kebijakan, berprilaku baik terhadap pihak lain TuhanYang Maha Esa, manusia, alam semesta dan terhadap diri sendiri. Jonatan Webber dalam Jurnal Of Philosophy menjelaskan bahwa karakter adalah akumulasi dari berbagai ciri yang muncul dalam cara berfikir, merasa dan bertindak. Sikap pemberani atau pengecut seseorang dalam menghadapi sesuatu hal, merupakan contoh-contoh tentang krakter seseorang.

Demikian pula rumusan yang dikemukakan Victor Battistch dari Universitas Missouri St. Louis, dalam satu tulisannya berjudul Character Education, Prevention and Positive Youth Development bahawa karakter adalah konstelasi yang sangat luas antara sikap, tindakan, motivasi dan ketrampilan. Karakter mencakup sikap, cara berfikir, tindakan dan respon terhadap ketidak adilan, interpersonal, dan emosional, serta komitmen untuk melakukan sesuatu bagi masyarakat, bangsa, dan negaranya. Sebagaimana Webber, Battistich juga melihat, karakter selalu dihadapkan pada dilemma antara baik dan buruk, dilakukan atau tidak dilakukan seseorang. Melakukan yang baik berarti berkarakter bai dan ideal, sebaliknya melakukan yang buruk berarti berkarakter buruk.

Selain itu Katherine dalam tilisannya berjudul Analyzing character menegaskan bahwa orang-orang yang berkarakterlah yang bisa diharapkan akan bisa maju dan akan mampu membawa kemajuan adalah mereka yang memiliki ciri-ciri pokok, yakni, kejujuran, bisa dipercaya, setia, bijaksana, penuh kehati-hatian, antusias, berani, tabah, penuh integritas, dan bisa diandalkan.  Karakter terdiri dari tiga unjuk perilaku yang saling berkaitan yaitu: (1) tahu arti kebaikan (2) mau berbuatbaik (3) nyata berprilaku baik. Ketiga hal tersebut adalah indikator psikologis tentang kehidupan moral dan kematangan moral individu. Dapat di artikan bahwa karakter adalah kualitas diri seseorang.

Menurut dokuen Desain Induk Pendidikan Karakter terbitan Kementrian Pendidikan tahun 2010, Pendidikan katrakter didefinisikan sebagai pendidikan nilai, pendidikan budi pekerti, pendidikan moral, pendidikan watak. Jenis pendidikan ini ditunjukkan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik untuk mengambil keputusan yang baik, dan mewujudkan kebaikan itu dalam kehidupan sehari-hari dengan sepenuh hati.

Karakter dan agama  itu hamper tidak bisa dipisahkan karena keduanya sama-sama membicarakan tentang baik dan buruk, sama sama membicarakan moral dan kebijakan, akan tetapi keduanya memiliki perbedaan yaitu, agama bersumber pada Allah melalui Al Quran dan para Rasulnya, kalau karakter bersumber pada cara berfikir yang menmpengaruhi perkataannya, lalu perkataan menjadi sebuah tindakan, dan tindakan akan menjadi sebuah kebiasaan, kebiasaan tersebut akan menjadi karakter sseorang.

Pendidikan Agama Islam Sebagai Pembentuk Karakter

Pendidikan agama merupakan suatu hal yang harus di ajarkan kepada seseorang sejak kecil, bahkan di dalam agama islam ketika seorang ibu melahirkan anak, anak tersebut akan di azani terlebih dahulu, itudapat kita maknai bahwa ketika manusia lahir dia sudah I ajarkan agama terlebih dahulu karena agama merupakan pondasi yang paling kokoh untuk membentuk karakter seseorang. Selain itu agama islam adalah agama yang sangat lengkap, membaha hal-hal kecil sampai hal-hal yang kompleks, contohnya islam mengatur manusiamuali dai dia bangun tidur sampai dia tidur lagi, mulai dari cara mandi yang benar sampai cara memimpin sebuah negara.

Pendidikan agama tidak hanya tugas dari seorang guru agama akan tetapi juga tugas dari oang tua dan juga pemerintah dengan sistem yang dia buat untuk rakyatnya. Akan tetapi dari semua yang bertanggung jawab itu sekarang mulai banyak yang tidak perduli, sehingga penanaman cikal bakal karakter unggul seorang anak mulai terabaikan. Ada beberapa cara sebenarnya untuk menanamkan cikal bakal karakter yang unggul untuk menuju bangsa yang berperadaban dan mulia.

Menurut Moenir Nahrowi Tohir dalam bukunya Menjelajahi Eksitensi Tasawuf  mengatakan bahwa semua krisis sepiritual mengakibatkan banyak krisis yang ada di kehidupan ini mulai dari ekonomi, kesehatan, politik, teknologi, dan lain-lain. Dan bisa kita simpulkan bahwa karakter manusia tidak bisa di lepaskan dari sepiritual seseorang terhadap karakter orang tersebut.

Dengan pemahaman agama yang mendalam dan luas bisa menjadi pondasi yang kokoh untuk membentuk karakter unggul seseorang. Dalam hal ini ada dua faktor yang mempengaruhi karakter seseorang :

Faktor internal

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun