Mohon tunggu...
David F Silalahi
David F Silalahi Mohon Tunggu... Ilmuwan - ..seorang pembelajar yang haus ilmu..

..berbagi ide dan gagasan melalui tulisan... yuk nulis yuk.. ..yakinlah minimal ada satu orang yang mendapat manfaat dengan membaca tulisan kita..

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Ayah, Kami Bosan Belajar Online Tiap Hari!

27 Juli 2020   12:27 Diperbarui: 29 Juli 2020   04:45 1358
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seorang siswa belajar online menggunakan ponsel (Kompas.id)

Bagaimana cara memberi materi ajar sambil bermain, agar anak tetap merasa dilibatkan. Kurikulum pendidika  darurat untuk panduan semasa pandemi menjadi sangat penting dan mendesak untuk dibuat.

Belajar sambil bermain (edumor.com)
Belajar sambil bermain (edumor.com)

Bagaimana misalnya sekiranya Pemerintah memberikan bantuan gadget/laptop untuk belajar. Layanan internet digratiskan.

Tanggapan Komisi Perlindungan Anak Indonesia

Untungnya hal-hal yang jadi kekhawatiran para orangtua terhadap proses belajar online ini, ditangkap secara serius oleh Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI). 

Komisioner KPAI, Retno Listyarti, dalam diskusi PR Pendidikan di Hari Anak di Jakarta (Tempo/Friski Riana)
Komisioner KPAI, Retno Listyarti, dalam diskusi PR Pendidikan di Hari Anak di Jakarta (Tempo/Friski Riana)

Mencermati situasi dan banyaknya keluhan PJJ ini, KPAI telah mencatat dan memberi rekomendasi kepada Pemerintah:

  • Selama pelaksanaan belajar online dari rumah (PJJ) agar layanan internet diberikan secara gratis pada periode jam belajar siswa.
  • Mendorong agar jam belajar daring di rumah diperpendek. Karena prinsipnya PJJ bukan memindahkan kegiatan sekolah ke rumah.
  • Agar dilakukan evaluasi PJJ dan perbaikan PJJ.

Yang sabar ya anak-anak kami. Kita semua berharap bisa belajar dengan tatap muka langsung di kelas. Namun kita harus menyayangi nyawa keluarga kita. Kita tidak juga mau berduka, misalnya memaksakan sekolah dibuka, lalu ada anggota keluarga terinfeksi Covid-19 dan pergi selamanya.

Tautan referensi: 1, 2

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun