Mohon tunggu...
David F Silalahi
David F Silalahi Mohon Tunggu... Ilmuwan - ..seorang pembelajar yang haus ilmu..

..berbagi ide dan gagasan melalui tulisan... yuk nulis yuk.. ..yakinlah minimal ada satu orang yang mendapat manfaat dengan membaca tulisan kita..

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Potret Buram Perlindungan Anak di Indonesia

23 Juli 2020   09:09 Diperbarui: 24 Juli 2020   05:58 593
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anak kecil berjualan cilok (boombastis.com)

Keluarga yang ekonominya mampu pun tidak terlepas dari permasalahan perlindungan hak anak. Ada yang orangtuanya sibuk bekerja, sehingga anak kurang mendapat kasih sayang. 

Contoh paling nyata adalah biasanya anak kecil lebih senang pada gadget hingga candu. Anak balita terlambat untuk mampu bicara. Anak-anak malah lebih dekat dengan bibik nya, yang sehari-hari membantu di rumah. 

Anak-anak remaja yang mulai mencoba merokok, lantas mencoba narkoba, hingga terjerumus didalamnya. Ini semata-mata karena kurangnya perhatian orangtua pada anaknya. 

Lingkaran potensi pelaku kekerasan di sekitar anak (Jurnal Kemsos 2013)
Lingkaran potensi pelaku kekerasan di sekitar anak (Jurnal Kemsos 2013)

Kasus aborsi janin yang terus terjadi, atau bayi dibuang ditempat sampah lalu meninggal. Tentu ini juga bentuk kekerasan anak yang sangat memprihatinkan.

Kekerasan banyak terjadi diluar rumah 

Ada anak yang dipekerjakan sebagai pengemis. Setiap hari dibawa dengan truk lalu disebar di tengah kota, menjelang malam dijemput kembali. Belum lagi ada penyewaan anak bayi untuk diajak mengemis, untuk membuat yang melihat merasa iba dan memberikan uang. Ini sungguh memprihatinkan.

Seorang anak yang mengemis tertidur sambil menggendong adiknya (solopos.com)
Seorang anak yang mengemis tertidur sambil menggendong adiknya (solopos.com)

Memang ada anak yang bekerja karena kemauan sendiri untuk menolong orangtuanya mendapatkan penghasilan tambahan. Ada yang ikut membantu ke sawah misalnya. Ada yang ikut memulung. 

Seorang anak dan ibu pada gerobak pemulungnya (boombastis.com)
Seorang anak dan ibu pada gerobak pemulungnya (boombastis.com)

Ada yang menjadi tukang semir sepatu. Ada yang ikut menjadi kenek atau kondektur pada angkot yang disupiri bapaknya. Ada yang menjadi kuli panggul di pasar. Dan seterusnya. 

Ini pun sebetulnya bukan usia mereka untuk memikul tanggung jawab itu. Mustinya mereka menikmati waktunya bermain sebagai anak seusianya dan mengecap bangku sekolah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun