Mohon tunggu...
David F Silalahi
David F Silalahi Mohon Tunggu... Ilmuwan - ..seorang pembelajar yang haus ilmu..

..berbagi ide dan gagasan melalui tulisan... yuk nulis yuk.. ..yakinlah minimal ada satu orang yang mendapat manfaat dengan membaca tulisan kita..

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Energi Surya Masa Depan Indonesia

14 Juni 2020   07:21 Diperbarui: 16 Juni 2020   07:11 1086
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Webinar backdrop (PPI Cambridge/dokpri)

Teknologi baterai sudah tersedia untuk kapasitas skala rumahan hingga skala grid. Baterai ini juga berperan penting dalam penyediaan listrik pada daerah terpencil atau off grid sebagai pelengkap sistem PLTS. Misalnya Indonesia telah menerapkan di Desa Merabu, Desa Teluk Sumbang, Desa Long Beliu di Kalimantan. Pulau Karampuang di Sulawesi. Pulau Pantar di NTT. Disana dipasangi PLTS yang dilengkapi baterai. 

Contoh di Indonesia (paparan Sarah/dokpri) 
Contoh di Indonesia (paparan Sarah/dokpri) 

Operation and Maintenance PLTS, oleh Edward Kosasih, mahasiswa Master, University of Cambridge

Paparan mengenai aspek pengoperasian dan pemeliharaan PLTS  ini disampaikan oleh Edward Kosasih. Master Student pada Univ of Cambridge. Selain teknologi pembuatannya, teknologi baterainya,  pengoperasian dan pemeliharaan PLTS juga penting dikuasai oleh SDM Indonesia. 

Berdasarkan pengalamannya di Alva Energy, pemeliharaan sangat penting untuk mempertahankan efisiensi PLTS, misalnya dengan sering membersihkan permukaan lembaran modul surya. PLTS yang sudah dibangun mesti dirawat. Jangan sampai terlantar seperti PLTS off-grid di Geranting atau di Sumba. Investasi yang besar harus dijaga sayang sekali jika dipasang, berfungsi sebentar, ditinggal, dan lantas rusak. 

Jika ingin awet maka sistem perlu dirawat dan dijaga

Pemeliharaan PLTS (paparan Edward/dokpri)
Pemeliharaan PLTS (paparan Edward/dokpri)

Untuk itu bisa dilakukan melalui telemetering atau remote monitoring, dan juga melatih tenaga lokal untuk mampu memelihara sistem PLTS. Jika ingin awet maka sistem perlu dirawat dan dijaga. Jiwa Raga, demikian papar Edward.

Energi Terbarukan Indonesia: Kini dan Nanti, oleh David F Silalahi, mahasiswa PhD pada Australian National University

David memaparkan kondisi pemanfaatan energi terbarukan di Indonesia yang masih rendah. Bauran nasional baru sekitar 9%, padahal target 2025 sebesar 23%. Sekitar lima tahun lagi. Kapasitas pembangkit listrik energi terbarukan hanya 10,2 Gigawatt dari total 69,1 Gigawatt. Hal ini menyebabkan bauran pembangkit listrik hanya 12%. Kapasitas terpasang PLTS (solar PV) dan tenaga angin (wind) masih sekirat 250 Megawatt. Padahal harga nya yang paling murah saat ini. 

Kedepan diharapkan Indonesia makin banyak membangun PLTS untuk kebutuhan energi listriknya. Dengan proyeksi optimis bahwa Indonesia akan menjadi negara maju, seperti tetangga kita Singapura saat ini di 2050 nanti, maka konsumsi listrik Indonesia yang saat ini baru 1084 kWh per kapita akan naik menjadi sebesar 9000 kWh per kapita. Ini artinya perlu lebih banyak pembangkit listrik yang dibangun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun