Ada empat materi yang dibahas dalam webinar yang juga direkam untuk publik ini.Â
Solar Energy: Beyond Silicon, oleh Felix Kosasih, mahasiswa PhD, University of Cambridge.
Felix memaparkan potensi perovskite sebagai material masa depan panel surya. Potensi energi surya yang mencapai 23.000 TW per tahun sangatlah besar, dan mustinya dunia memanfaatkannya.Â
Panel surya itu harus mampu menjawab kebutuhan bahwa bahannya harus ringan, elastis dan mudah dipasang, dan pastinya efisien.
Harga panel surya juga sudah turun menjadi 2,7 cent USD per Watt yang sebelumnya 7,3 cent USD per Watt. Namun demikian, harga murah saja tidak cukup, ujar Felix. Panel surya itu harus mampu menjawab kebutuhan bahwa bahannya harus ringan, elastis dan mudah dipasang, dan pastinya efisien.Â
Perovskite yang masih diteliti dalam skala laboratorium ini akan mampu menjawab ketubuhan itu. Perovskite sangat potensial menggantikan bahan silikon di masa depan. Perovskite yang berupa lembaran tipis dan lentur sangat mudah diaplikaskan mengikuti permukaan dimana ditempatkan. Misalnya melengkung mengikuti bentuk arsitektur bangunan. Perovskite bisa dicetak seperti printer mencetak tulisan pada lembaran kertas.Â
Perovskite diharapkan segera bisa dikomersilkan dengan harga yang murah dan lifetime yang panjang. Untuk itu para peneliti di seluruh dunia bekerja keras untuk mewujudkannya.
Batterry: Complement to Solar Energy System, oleh Sarah Alya Fimadya, mahasiswa Master, University of Cambridge
Sarah memamparkan bagaimana baterai berfungsi mendukung renewable energy. Dia menjelaskan teknologi baterai sebagai solusi menyeimbangkan kebutuhan listrik dan produksi listrik yang dihasilkan PLTS. Baterai melengkapi sistem kelistrikan yang dipasok dari energi terbarukan, khususnya angin dan surya.Â