Pada Hari Kebangkitan Nasional, kita dipanggil untuk merenungkan kembali komitmen kita terhadap warisan dan kekayaan budaya yang dimiliki Indonesia.
Tahun ini, refleksi tersebut mendapat nuansa khusus dengan fokus pada kearifan lokal yang ada di tangan negara---sebuah simbol penghargaan terhadap keberagaman yang menjadi dasar dari cita-cita Indonesia Emas 2045.
Kearifan lokal, terutama budaya Betawi sebagai budaya inti dari Jakarta, berada di bawah sorotan khusus pasca-pengesahan UU DKJ 2024.
Undang-undang ini, yang dimaksudkan untuk memberikan otoritas lebih besar kepada Jakarta dalam mengelola kekayaan budayanya, sejatinya membuka peluang baru bagi pelestarian dan promosi budaya Betawi yang telah lama terpinggirkan.
Namun, peluang ini juga membawa tantangan.
Data terbaru menunjukkan penurunan drastis dalam partisipasi generasi muda dalam praktik budaya Betawi, dari bahasa hingga seni tradisional. Pemerintah telah berjanji untuk mengalokasikan dana dan sumber daya yang signifikan untuk revitalisasi budaya ini, tetapi apakah janji tersebut cukup untuk mengembalikan semangat kebudayaan di kalangan muda?
Hari ini, di Hari Kebangkitan Nasional, kita harus bertanya pada diri sendiri: Bagaimana kita, sebagai bangsa, dapat memastikan bahwa kearifan lokal tidak hanya bertahan tetapi juga berkembang?
Jawabannya mungkin terletak pada upaya bersama---kolaborasi antara pemerintah, komunitas lokal, pendidik, dan masyarakat luas. Kebijakan seperti UU DKJ harus didukung dengan implementasi yang kuat dan transparan.
Program-program pendidikan budaya di sekolah-sekolah harus diperkaya dan dibuat lebih menarik untuk menarik minat anak-anak muda.
Festival dan acara yang mempromosikan budaya Betawi perlu lebih dari sekadar perayaan tahunan; mereka harus menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari warga Jakarta.
Ketika kita melangkah menuju visi Indonesia Emas 2045, keberhasilan kita tidak hanya diukur dari kemajuan teknologi atau pertumbuhan ekonomi, tetapi juga dari bagaimana kita menghargai dan memelihara kekayaan budaya yang membuat Indonesia unik.