Sebelum kita membahas topik masalahnya, kita perlu tahu apa itu kultur jaringan. Kultur jaringan adalah suatu metode untuk mengisolasi bagian dari tanaman seperti sekelompok sel atau jaringan yang ditumbuhkan dengan kondisi aseptik, sehingga bagian tanaman tersebut dapat memperbanyak diri tumbuh menjadi tanaman yang lengkap kembali. Kata kultur jaringan sendiri berasal dari kata "kultur" yang artinya budidaya dan "jaringan" yang artinya sekelompok sel yang memiliki bentuk dan fungsi yang sama.
Prinsip yang dipakai dalam kultur jaringan adalah perbanyakan tumbuhan secara vegetatif. Teknik kultur jaringan dilakukan di lingkungan aseptik di dalam botol kultur dengan medium dan kondisi tertentu. Oleh karena dilakukan di dalam kaca, teknik ini juga disebut kultur in vitro. Dalam bahasa Latin, in vitro berarti "di dalam kaca". Sedangkan teori yang mendasari teknik kultur jaringan atau kultur in vitro adalah totipotensi. Totipotensi adalah kemampuan setiap bagian tumbuhan untuk memperbanyak diri menjadi individu yang lengkap karena setiap bagian tumbuhan terdiri dari jaringan -- jaringan dan sel -- sel hidup. Totipotensi ditemukan oleh Theodore Schwann dan Mathias Schleiden (1838).
Kuultur jaringan sudah sangat lama dilakukan dan mengalami beberapa perkembangan sejalan dengan perkembangan teknologi. Nah, berikut ini adalah sejarah perkembangan kultur jaringan :
 1.Tahun 1838
Schwann dan Schleiden mengungkapan teori totipotensi yang menyatakan bahwa sel mampu beregenerasi menjadi tanaman lengkap
 2.Awal abad 20
Haberlandt menungkapkan bahwa jaringan tumbuhan dapat dikultur hingga berkembang menjadi tanaman normal
 3.Tahun 1902
Usaha pertama aplikasi kultur jaringan tanaman
 4.Tahun 1904
Kultur embrio pertama kali pada tanaman Cruciferae