Mohon tunggu...
Dee Daveenaar
Dee Daveenaar Mohon Tunggu... Administrasi - Digital Mom - Online Shop, Blogger, Financial Planner

Tuhan yang kami sebut dengan berbagai nama, dan kami sembah dengan berbagai cara, jauhkanlah kami dari sifat saling melecehkan. Amin.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Hitta Sari Menggerakkan Donasi 2000 Nasi Bungkus per Hari

3 Mei 2020   09:51 Diperbarui: 3 Mei 2020   09:51 460
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hitta Sari seorang wanita lulusan Peternakan UGM yang membuka usaha katering Warung Kemepyar di Kebumen tempatnya bermukim, Selain itu dia juga berjualan tas online yang membuat saya berkenalan dengannya. 

Setiap Jum'at jauh sebelum pandemi Covid-19 berlangsung,  dia sudah menyelenggarakan donasi nasi bungkus gratis untuk anak-anak yatim dan kaum dhuafa. 

Kegiatannya ini didukung para donatur sesama alumni UGM maupun para buyer tas onlinenya, sekitar 100 bungkus nasi  terdistribusi setiap Jumatnya. 

Hingga suatu hari saat Corona sudah datang ke Indonesia, ada yang mengingatkan agar menyalurkan donasi nasi bungkus pada abang-abang becak yang kehilangan penghasilannya. 

Ketika Hitta Sari menyambangi serta membagikan nasi bungkus pada para abang becak, ia sungguh terharu menyaksikan para abang becak yang kelaparan itu. 

Hatinya tambah tersentuh demi melihat sikap para abang becak yang tidak serakah. Ditawarkan untuk membawa pulang nasi bungkus bagi keluarganya, mereka menolak karena khawatir temannya sesama tukang becak tak kebagian.

Semua kegiatannya ini diupdate di Facebooknya yang membuat para pembacanya tergerak untuk berdonasi. Dalam sekejap 100 nasi bungkus berkembang jadi 150 nasi bungkus dan terus berkembang menjadi 300 nasi bungkus. 

Tak lama kemudian tambah naik jadi 500 nasi bungkus dan yang tadinya hanya hari Jumat berkembang jadi setiap hari. Jumlah nasi bungkusnya pun terus meningkat jadi 750 bungkus, 1000 bungkus hingga puncaknya mencapai 2000 nasi bungkus setiap hari. 

Tak hanya abang becak yang jadi sasaran, kaum dhuafa lainpun dipersilahkan mengambil. Jumlah bungkusnyapun tak hanya satu, boleh beberapa karena ada keluarga di rumah yang butuh makan juga kan?

Namun tetap saja orang-orang yang susah ini tak pernah serakah, untuk makan berempat di rumah, seorang abang becak hanya mengambil 2 nasi bungkus seraya memastikan, "Sudah cukup segini, Bu. Yang penting besok masih ada kan program nasi bungkus ini?"

Begitu besar harapan para orang tak punya ini pada gerakan nasi bungkus hingga tiap pagi sudah ada yang antri untuk mengambil. Seorang nenek tertatih-tatih mengambil nasi bungkus untuk dirinya juga suaminya yang terbaring di rumah.

dok:HittaSari
dok:HittaSari

Donasi tidak selalu datang dari orang berlebihan, bakul tempe menyumbangkan tempe satu tampah. Bakul telur menyumbangkan berpeti telur. Dan pengemudi ojek online menawarkan diri untuk mendistribusikan nasi bungkus secara gratis, para pengemudi ojek online ini bahkan urunan untuk menyumbangkan dana maupun membeli daging. 

Sungguh sangat indah kan, gerakan menebar kebaikan yang dipelopori Hitta Sari bisa berkembang sedemikian rupa. Menggerakkan orang untuk berdonasi, berapapun sumber daya yang mereka miliki. Sungguh tepat sekali yang disampaikan Allah dalam surat Al Baqarah : 261,

"Perumpamaan orang-orang yang mendermakan (shodaqoh) harta bendanya di jalan Allah, seperti (orang yang menanam) sebutir biji yang menumbuhkan tujuh untai dan tiap-tiap untai terdapat seratus biji dan Allah melipat gandakan (balasan) kepada orang yang dikehendaki, dan Allah Maha Luas (anugrah-Nya) lagi Maha Mengetahui."

dok:HittaSari
dok:HittaSari

dok:HiitaSari
dok:HiitaSari

Gerakan menebar kebaikan yang telah berkembang menjadi 20 kali lipat besarnya ini mengingatkan saya pada lagu ketika masih TK dulu,

"Lingkaran kecil, lingkaran kecil, lingkaran besar. Lingkaran kecil, lingkaran kecil, lingkaran besar."

Orang-orang yang menyumbang dana secara regular juga banyak, dari Rp. 50 ribu, Rp. 100 ribu, Rp. 500 ribu hingga Rp. 5 juta tiap pekan. Ada juga yang rutin mengirimkan bahan-bahan mentah seperti  penjual tempe yang mengirim tempe. Pedagang ayam yang rutin mengirim ayam. Pedagang nasi dan sayur rutin kasih nasi bungkus dan gorengan. Banyak yang tak mau disebut namanya memberikan beras, minyak goreng,telur,nugget, bumbu -- bumbu, kurma dan sebagainya.

Bahkan beberapa hari lalu Hitta Sari menerima penawaran dari sebuah perusahaan untuk menerima dana CSR dari mereka sebesar Rp. 22 juta, itupun ditanyakan olehnya di sosial media,

"Bolehkah diterima mengingat perusahaan minta ada spanduk dan orang-orang yang menerima nasi bungkus dipotret di bawah spanduk?"

Yah, Hitta Sari memang biasanya memotret para penerima dari belakang atau dari kejauhan karena tidak ingin menyakiti hati yang menerima bantuan tapi dia juga perlu memberikan bukti pertanggung jawaban pada para donaturnya. 

Akhirnya sesuai saran yang ada disepakati bahwa spanduk yang akan diusung harus mencantumkan nominal sumbangan dari perusahaan terkait serta para penerima donasi memakai masker agar identitas tidak terlalu terbuka dan sesuai protocol Covid-19 untuk selalu memakai masker.

Total donasi yang sudah diterimanya: pada hari ke 35 berbagi untuk korban Covid-19

Total donasi :
166. 190.000

Total pengeluaran :
166.962.000

Masih ada beras 10 kg, kentang 5kg,kurma 5 karton,telur 3 peti,oncom 3 papan,buncis 1kg, bawang merah bawang putih @1kg.

Pada saat jumlah nasi bungkus yang dibagikan mencapai angka 2000, Hitta Sari mulai mencium adanya penumpang gelap berupa mahluk-mahluk non dhuafa mengaku dhuafa. 

Beberapa kali ia memergoki orang yang  memarkir motor keren bahkan mobilnya rada jauh dari warungnya demi meminta nasi bungkus. Himbauan halus berupa pemberitahuan di depan warung maupun di social media diabaikan oleh penumpang gelap hingga akhirnya dia membuat pendataan serta aturan yang lebih ketat:

1. Dhuafa / Miskin
2. Tidak punya bahan makanan lagi di rumahnya
3. Tidak ada yang bisa dijual untuk membeli bahan makanan.

Mereka akan diberikan kupon. Saat ini sudah ada sekitar 600 an orang yang terseleksi dengan ketat. Jumlah nasi bungkus selama Ramadan dikurangi menjadi 1200 bungkus dengan kualitas yang lebih baik dimana diberikan juga takjil, kurma serta buah.

Demikian juga seleksi dilakukan pada relawan di dapur umum karena mereka juga mendapat jatah nasi bungkus maka mereka harus menyerahkan fotocopy KTP, memenuhi kriteria bahwa tidak ada tetangga yang bisa membantu. Jika persyaratan sudah dipenuhi maka relawan juga akan mendapatkan kupon.

Demikianlah dia menerapkan seleksi yang cukup ketat serta tertib data sebab dia meyakini semua adalah amanah dari para donatur, bukan uangnya ia kami harus sangat berhati-hati hanya memberi kepada yang betul - betul membutuhkannya saja. Sebab di hari Akhir akan ada hisabnya, ia tidak ingin niat baik justru berat hisabnya kelak di Yaumil Akhir.

Program akan terus berlanjut di bulan Ramadhan.

Beberapa kali terjadi defisit anggaran. Namun bahan makanan masih saja ada yang mengirimkan,jadi masih bisa terus berlangsung.

Wajah-wajah penerima donasi nasi bungkus tak pernah lepas dari kenangannya. Belum lagi doa-doa yang selalu mereka panjatkan saat menerima nasi bungkus membuatnya makin yakin bahwa ini merupakan perniagaan dari langit. Begitu nasi diterima, doa dilafalkan oleh penerima:

"Maturnuwun, Mugi - Mugi Bapak/ Ibu ingkang nyumbang meniko diparingi rezeki kathah, kesehatan, Aamiin."

"Alhamdulillah aturaken ingkang nyumbang nggih Bu. Kulo sak keluarga maturnuwun. Mugi - mugi rezekinipun tambah kathah, nopo ingkang dipun kersake diijabah
"
Bahkan banyak juga doa yang kalau dicermati bikin ketawa, "Mugi ingkang maringi mboten kenging Corona."

Begitulah perniagaan dari langit sudah membuat lingkaran kecil menjadi lingkaran besar. Menggerakan hati nurani tiap insan untuk turut serta menebarkan kebaikan.

 

Keterangan: 

Semua Foto Dokumentasi oleh Hitta Sari yang dishare secara Publik

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun