Mohon tunggu...
Dava Azhilah Suaib
Dava Azhilah Suaib Mohon Tunggu... Mahasiswa - .

pharm stud

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Konflik dalam Kehidupan Organisasi Menciptakan Berbagai Paradigma, Bagaimana Penyelesaiannya?

9 Maret 2022   00:36 Diperbarui: 9 Maret 2022   00:42 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pada umumnya konflik adalah suatu pertarungan menang kalah antara kelompok atau perorangan yang memiliki kepentingan serta tujuan yang berbeda satu sama lain dalam organisasi. Dapat juga dikatakan bahwa konflik merupakan interaksi yang berupa pertentangan atau antagonistik antara dua atau lebih pihak. Munculnya konflik biasanya terjadi sebab masing-masing ingin membela nilai-nilai yang telah diyakini benar, dan memaksa pihak lain untuk mengakui nilai-nilai tersebut baik secara halus maupun keras.

Penyebab yang konflik sangat kompleks bisa saja dilatar belakangi oleh berbagai dimensi serta peristiwa sosial. Konflik bisa saja berlatar belakang ekonomi, politik, kekuasaan, budaya, agama, dan kepentingan sosial lainnya. sumber utama terjadinya konflik karena adanya ketidakadilan sosial, diskriminasi terhadap hak-hak individu dan kelompok, dan tidak adanya penghargaan terhadap keberagaman.

Maka dari itu untuk mengetahui adanya konflik, kita bisa melihat dari hubungan antar individu sebab hubungan yang tidak normal pada umumnya suatu gejala adanya konflik. Misalnya ketegangan dalam hubungan, kekakuan dalam hubungan, saling fitnah-menfitnah. 

Konflik dalam organisasi juga terkadang terjadi sebab kepribadian yang dimiliki masing-masing orang berbeda dimana terkadang seseorang salah presepsi terhadap perkataan maupun pendapat dari orang lain. Ketika banyak tipe kepribadian bekerja sama memungkinkan timbulnya kesalahpahaman tentang karakter.

Konflik yang timbul di organisasi kerap menjadi sangat parah sampai menimbulkan kericuhan yang merugikan orang sekitar dan bahkan diri sendiri. Padahal didalam organisasi kita memiliki tujuan yang sama dan merupakan keluarga namun terkadang individu melupakan hal tersebut demi egoismenya yang tinggi.

Organisasi kemahasiswaan pada saat ini sudah banyak melupakan eksistensinya sebagai kaum intelektual, seharusnya sebagai kaum intelektual mereka dapat berpikir kritis dan memikirkan sesuatu dengan baik sebelum melakukannya. 

Saat sebuah organisasi memiliki suatu konflik atau mereka tidak setuju dengan sesuatu yang tidak sesuai denga napa yang mereka mau, mereka langsung marah dan mereka selalu mengambil jalan lainyang tidak berguna dan merugikan seperti membuat kegaduhan seperti yang selalu terjadi dimana mereka akan turun kejalan membakar kayu dan ban bahkan tidak segan untuk menutup jalan protokol.

Saat berbuat seperti itu mereka hanya mementingkan egonya mereka berpikir dengan berbuat seperti itu mereka didengar atau orang-orang akan takut padahal sebaliknya dengan berbuat seperti itu disamping membuang-buang waktu mereka juga banyak merugikan orang.

Misalkan bagaimana jika ada ambulance yang membawa pasien yang sudah sangat parah sedangkan mereka menutup jalan protokol dan berbuat gaduh dan bagaimana jika ada seseorang yang sangat terburu-buru menuju tempat kerjanya karena ada hal yang sangat penting kemudian harus memutar jalan lebih jauh padahal apabila lewat jalan protokol tersebut kantornya lebih dekat. 

Disamping itu mereka juga merugikan seperti pedagang kecil yang berdagang dijalan protokol tersebut mengalami kerugian karena tidak ada pengguna jalan yang lewat atau para massa kericuhan memporak-porandakan tempat tersebut.

Padahal dengan berorganisasi adalah wadah untuk membuat dan menyalurkan hal yang positif, wadah untuk berporses, wadah untuk mengembangkan skill dan banyak sekali hal bermanfaat yang dapat dilakukan tapi sekarang sudah banyak yang masuk di organisasi kemahasiswaan yang memang sudah sering memiliki konflik dan terkenal membuat kericuhan karena mereka ingin ikut turun ke jalan, ingin berbuat ricuh dan kegaduhan.

Mereka merasa keren dan jago apabila turun kejalan dan berbuat seperti itu, mereka merasa orang akan takut dan segan padahal masyarakat akan lebih segan akan lebih mengapresiasi apabila dengan masuk organisasi tersebut mereka dapat berkontribusi baik dengan organisasi tersebut baik dengan masyarakat.

Banyak sekali organisasi mahasiswa saat ini yang menyalahgunakan nama organisasinya padahal masalahnya merupakan personal namun dengan anggota organisasi lain maka dari itu terkadang mereka ricuh dengan organisasi lain atau dengan sesama anggotanya karena masalah sepele. Banyak kasus yang telah terjadi sebab pemicu utama dari konflik merupakan perkelahian antar mahasiswa yang kadang hanya konflik perseorangan, tetapi dengan atas nama solidaritas kedaerahan maka konflik tersebut berlanjut menjadi seolah-olah merupakan konflik antar daerah, selain kerugian material, konflik tersebut tidak jarang menjatuhkan korban jiwa

 Konflik dalam organisasi kemahasiswaan juga banyak terjadi sebab adanya perbedaan pendapat antar fakultas  maupunkonflik akibat sentimen dan fanatik yang mayoritas melibatkan kalangan mahasiswa kampus. Karena hal seperti itu pula terkadang jatuh korban seperti yang telah terjadi di Makassar dimana dua organisasi ricuh dan bahkan menelan korban sampai-sampai korban mengalami luka berat dan kecacatan seumur hidup, maka dari itu walikota Makassar pun langsung turun tangan untuk meredam konflik antara dua organisasi ini.

Dari sudut pandang masyarakat hal tersebut membuat masyarakat menjadi takut  dan was-was dengan adanya konflik ini. Terlebih masyarkat yang merupakan pendatang yang juga berasal dari daerah yang sama dengan kedua organisasi kedaerahan ini. Sampai-sampai masyarakat ada yang takut keluar atau menggunakan plat tertentu karena organisasi ini memiliki unsur kedaerahan.

Jadi saat mereka mengetahui seseorang yang berasal dari daerah yang sama dengan organisasi yang berkonflik dengan mereka dimana dapat diketahui melalui plat motor mereka kemungkinan akan mencelakai orang yang tak bersalah karena mengira orang tersebut merupakan bagian dari organisasi yang konflik dengan mereka. Walikota Makassar pun menghimbau kepada masyarakat untuk tidak memprovokasi dan mudah terprovokasi dengan adanya kejadian itu.

Beberapa Organisasi Daerah (Organda) yang terdapat di Makassar dan yang sering menyebabkan kericuhan merasa organisasinya paling terbaik serta paling unggul diantara organda yang lain. Bukan hanya itu adanya doktrin serta motif balas dendam antar lembaga masing-masing menyebabkan konflik menjadi memanas. Kemudian, kurangnya komunikasi antar mahasiswa daerah, dan hal tersebut merupakan suatu stigma yang turun temurun.

Karena telah maraknya terjadi hal seperti itu juga bukan hanya di Makassar melainkan di seluruh Indonesia dari sudut pandang pemerintah sendiri sudah beberapa kali menyuarakan dan menindak hal ini bilamana organisasi yang sering terlibat diusulkan untuk dibubarkan saja. Beberapa orang dari ranah politik seperti DPR pun sudah turun tangan dan mendesak menteri dalam negeri untuk menertibkan sejumlah organisasi yang selalu terlibat bentrokan atau berbuat onar di jalanan.

Memang sepatutnya pemerintah menindak tegas hal tersebut seperti melakukan pembinaan maupun penertiban. Dengan kewenangan yang dimiliki juga seharusnya pemerintah dapat mengambil langkah tegas seperti melakukan pencabutan izin sebagai solusi yang paling efektif. Terlebih sekarang terjadi pandemic COVID yang dimana organisasi yang sering berbuat onar ini seharusnya turut membantu pemerintah dalam pencegahan COVID.

Aparat hukum yang selalu turun menerbitkan kericuhan dan kegaduhan yang dibuat oleh organisasi dari sudut pandangnya mengatakan bahwa konflik atau pertiakian yang terjadi di antara dua organisasi terkadang terjadi karena adanya berbagai faktor yang di antaranya adanya persaingan wilayah, adanya persaingan terhadap nilai-nilai ekonomis, dan adanya masalah internal atau eksternal yang kemudian membesar.

Aparat hukum sendiri juga menjelaskan terkait apa yang mereka dapatkan dari sudut pandang anggota organisasi yang sering berbuat ricuh, dimana kebanyakan dari mereka sedang mencari jati diri, kurangnya kegiatan sosial dalam masyarakat juga membuat mereka tertarik untuk bergabung dengan organisasi tersebut.

Kemudian orang-orang yang masih aktif berorganisasi adalah yang cenderung masih muda sebab mereka ingin menunjukkan aktualisasi diri mereka kepada orang banyak akan tetapi mereka tidak punya wadah untuk melakukan hal tersebut. Jadi dengan ikut sebuah organisasi banyak hal-hal yang dapat mereka lakukan baik yang terencana maupun tidak terencana seperti kumpul bersama namun dengan hal itulah terkadang timbul doktrin atau provokasi yang membuat timbulnya konflik pada suatu organisasi. Bahkan terkadang ada yang mengajak peminpin hingga terjadilah rivalitas.

Karena konflik dalam organisasi sangat rawan untuk terjadi dan dalam berorganisasi konflik pasti tidak dapat dihindari maka dari itu kita harus mampu mengelola manajemen konflik. Dimana manajemen konflik ini merupakan suatu pendekatan yang dapat dilakukan untuk mengelola konflik, berkomunikasi dengan pelaku konflik juga sangat perlu sebagai bentuk menjaga kepentingan bersama dalam suatu organisasi.

Namun manajemen konflik yang dapat dilakukan apabila ada konflik dalam sebuah organisasi harus dilakukan oleh pihak ketiga dimana harus menjadi penengah untuk melakukan penyelesaian konflik agar ketenangan dapat terciptakan. Sebelum melakukan manajemen konflik terlebih dahulu kita harus memahami permasalahan yang sedang terjadi pada sebuah organisasi, sebab mendeteksi masalah itu merupakan hal yang penting, saat kita tidak mampu untukmendeteksi masalah, bisa jadi proses pengelolaan konflik yang dilakukan menjadi gagal total.

Dalam organisasi juga sepatutnya ada seseorang yang dapat diandalkan yang memiliki kemampuan untuk mengendalikan konflik, maka dari itu untuk bisa mengelola konflik dengan baik organisasi perlu melakukan beberapa hal seperti melakukan kompromi yang merupakan penyelesaian konflik dengan melakukan negosiasi terhadap pihak-pihak yang berkonflik, dimana diharapkan dengan negosiasi yang dilakukan dapat menghasilkan solusi atau jalan tengah atas konflik yang sedang dihadapi.

Mengakomodasi anggota organisasi juga sangat penting untuk meminimalisir konflik dimana sepatutnya anggota tim harus mau mengutarakan pendapatnya terhadap yang terlibat konflik kemudian setelah itu barulah dicari jalan keluarnya dengan tetap mengutamakan kepentingan pihak lain atas dasar masukan yang sudah diperoleh.

Kolaborasi juga sangat dibutuhkan karena dengan kolaborasi pihak yang sedang memiliki konflik dapat memperoleh hasil yang memuaskan sebab mereka menjadi membangun kerja sama dalam menyelesaikan suatu persoalan, namun dengan syarat harus tetap memperhatikan pihak-pihak lain. Dengan hal tersebut pula pengelolaan konflik bisa menghasilkan kontribusi dalam kinerja berorganisai.

Untuk pascakonflik situasi diselesaikan dengan cara mengakhiri berbagai konfrontasi kekerasan untuk mengurangi ketegangan yang terjadi dan hubungan antara dua organisasi yang sedang berkonflik dapat menjadi normal. Namun apabila isu serta masalah yang timbul karena sasaran dari kedua belah pihak saling bertentangan dan tidak bisa di atasi dengan baik dapat sering kali berubah menjadi prakonflik atau menimbulkan permasalahan lagi.

 Maka dari itu untuk menghindari konflik dalam berorganisasi kita tidak boleh mudah terprovokasi dan terdoktrin oleh sesuatu, serta selau berpikiran mengarah ke positif dan tidak ikut campur apabila terjadi suatu masalah yang tidak ada hubungannya dengan kita. Disamping agar tidak merugikan orang lain juga tidak merugikan diri kita sendiri, sebab apabila kita bertindak gegabah dan tidak memikirkan kedepannya bukan hanya kita yang terkena dampak atas apa yang telah kita lakukan, namun keluarga kita dan orang-orang terdekat kita juga.

Karena sebagai  kaum intelektual sepatutnya kita dapat mengkritisi sesuatu hal terutama apabila terdapat konflik, namun kita mengkritisi sewajarnya dan sesuai batas saja jangan sampai terdapat sesuatu yang tidak dapat dikritisi namun kita langsung mengambil keputusan sendiri untuk mengkritisinya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun