Kemudian orang-orang yang masih aktif berorganisasi adalah yang cenderung masih muda sebab mereka ingin menunjukkan aktualisasi diri mereka kepada orang banyak akan tetapi mereka tidak punya wadah untuk melakukan hal tersebut. Jadi dengan ikut sebuah organisasi banyak hal-hal yang dapat mereka lakukan baik yang terencana maupun tidak terencana seperti kumpul bersama namun dengan hal itulah terkadang timbul doktrin atau provokasi yang membuat timbulnya konflik pada suatu organisasi. Bahkan terkadang ada yang mengajak peminpin hingga terjadilah rivalitas.
Karena konflik dalam organisasi sangat rawan untuk terjadi dan dalam berorganisasi konflik pasti tidak dapat dihindari maka dari itu kita harus mampu mengelola manajemen konflik. Dimana manajemen konflik ini merupakan suatu pendekatan yang dapat dilakukan untuk mengelola konflik, berkomunikasi dengan pelaku konflik juga sangat perlu sebagai bentuk menjaga kepentingan bersama dalam suatu organisasi.
Namun manajemen konflik yang dapat dilakukan apabila ada konflik dalam sebuah organisasi harus dilakukan oleh pihak ketiga dimana harus menjadi penengah untuk melakukan penyelesaian konflik agar ketenangan dapat terciptakan. Sebelum melakukan manajemen konflik terlebih dahulu kita harus memahami permasalahan yang sedang terjadi pada sebuah organisasi, sebab mendeteksi masalah itu merupakan hal yang penting, saat kita tidak mampu untukmendeteksi masalah, bisa jadi proses pengelolaan konflik yang dilakukan menjadi gagal total.
Dalam organisasi juga sepatutnya ada seseorang yang dapat diandalkan yang memiliki kemampuan untuk mengendalikan konflik, maka dari itu untuk bisa mengelola konflik dengan baik organisasi perlu melakukan beberapa hal seperti melakukan kompromi yang merupakan penyelesaian konflik dengan melakukan negosiasi terhadap pihak-pihak yang berkonflik, dimana diharapkan dengan negosiasi yang dilakukan dapat menghasilkan solusi atau jalan tengah atas konflik yang sedang dihadapi.
Mengakomodasi anggota organisasi juga sangat penting untuk meminimalisir konflik dimana sepatutnya anggota tim harus mau mengutarakan pendapatnya terhadap yang terlibat konflik kemudian setelah itu barulah dicari jalan keluarnya dengan tetap mengutamakan kepentingan pihak lain atas dasar masukan yang sudah diperoleh.
Kolaborasi juga sangat dibutuhkan karena dengan kolaborasi pihak yang sedang memiliki konflik dapat memperoleh hasil yang memuaskan sebab mereka menjadi membangun kerja sama dalam menyelesaikan suatu persoalan, namun dengan syarat harus tetap memperhatikan pihak-pihak lain. Dengan hal tersebut pula pengelolaan konflik bisa menghasilkan kontribusi dalam kinerja berorganisai.
Untuk pascakonflik situasi diselesaikan dengan cara mengakhiri berbagai konfrontasi kekerasan untuk mengurangi ketegangan yang terjadi dan hubungan antara dua organisasi yang sedang berkonflik dapat menjadi normal. Namun apabila isu serta masalah yang timbul karena sasaran dari kedua belah pihak saling bertentangan dan tidak bisa di atasi dengan baik dapat sering kali berubah menjadi prakonflik atau menimbulkan permasalahan lagi.
 Maka dari itu untuk menghindari konflik dalam berorganisasi kita tidak boleh mudah terprovokasi dan terdoktrin oleh sesuatu, serta selau berpikiran mengarah ke positif dan tidak ikut campur apabila terjadi suatu masalah yang tidak ada hubungannya dengan kita. Disamping agar tidak merugikan orang lain juga tidak merugikan diri kita sendiri, sebab apabila kita bertindak gegabah dan tidak memikirkan kedepannya bukan hanya kita yang terkena dampak atas apa yang telah kita lakukan, namun keluarga kita dan orang-orang terdekat kita juga.
Karena sebagai  kaum intelektual sepatutnya kita dapat mengkritisi sesuatu hal terutama apabila terdapat konflik, namun kita mengkritisi sewajarnya dan sesuai batas saja jangan sampai terdapat sesuatu yang tidak dapat dikritisi namun kita langsung mengambil keputusan sendiri untuk mengkritisinya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI