Mohon tunggu...
Dava Azhilah Suaib
Dava Azhilah Suaib Mohon Tunggu... Mahasiswa - .

pharm stud

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Konflik dalam Kehidupan Organisasi Menciptakan Berbagai Paradigma, Bagaimana Penyelesaiannya?

9 Maret 2022   00:36 Diperbarui: 9 Maret 2022   00:42 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Padahal dengan berorganisasi adalah wadah untuk membuat dan menyalurkan hal yang positif, wadah untuk berporses, wadah untuk mengembangkan skill dan banyak sekali hal bermanfaat yang dapat dilakukan tapi sekarang sudah banyak yang masuk di organisasi kemahasiswaan yang memang sudah sering memiliki konflik dan terkenal membuat kericuhan karena mereka ingin ikut turun ke jalan, ingin berbuat ricuh dan kegaduhan.

Mereka merasa keren dan jago apabila turun kejalan dan berbuat seperti itu, mereka merasa orang akan takut dan segan padahal masyarakat akan lebih segan akan lebih mengapresiasi apabila dengan masuk organisasi tersebut mereka dapat berkontribusi baik dengan organisasi tersebut baik dengan masyarakat.

Banyak sekali organisasi mahasiswa saat ini yang menyalahgunakan nama organisasinya padahal masalahnya merupakan personal namun dengan anggota organisasi lain maka dari itu terkadang mereka ricuh dengan organisasi lain atau dengan sesama anggotanya karena masalah sepele. Banyak kasus yang telah terjadi sebab pemicu utama dari konflik merupakan perkelahian antar mahasiswa yang kadang hanya konflik perseorangan, tetapi dengan atas nama solidaritas kedaerahan maka konflik tersebut berlanjut menjadi seolah-olah merupakan konflik antar daerah, selain kerugian material, konflik tersebut tidak jarang menjatuhkan korban jiwa

 Konflik dalam organisasi kemahasiswaan juga banyak terjadi sebab adanya perbedaan pendapat antar fakultas  maupunkonflik akibat sentimen dan fanatik yang mayoritas melibatkan kalangan mahasiswa kampus. Karena hal seperti itu pula terkadang jatuh korban seperti yang telah terjadi di Makassar dimana dua organisasi ricuh dan bahkan menelan korban sampai-sampai korban mengalami luka berat dan kecacatan seumur hidup, maka dari itu walikota Makassar pun langsung turun tangan untuk meredam konflik antara dua organisasi ini.

Dari sudut pandang masyarakat hal tersebut membuat masyarakat menjadi takut  dan was-was dengan adanya konflik ini. Terlebih masyarkat yang merupakan pendatang yang juga berasal dari daerah yang sama dengan kedua organisasi kedaerahan ini. Sampai-sampai masyarakat ada yang takut keluar atau menggunakan plat tertentu karena organisasi ini memiliki unsur kedaerahan.

Jadi saat mereka mengetahui seseorang yang berasal dari daerah yang sama dengan organisasi yang berkonflik dengan mereka dimana dapat diketahui melalui plat motor mereka kemungkinan akan mencelakai orang yang tak bersalah karena mengira orang tersebut merupakan bagian dari organisasi yang konflik dengan mereka. Walikota Makassar pun menghimbau kepada masyarakat untuk tidak memprovokasi dan mudah terprovokasi dengan adanya kejadian itu.

Beberapa Organisasi Daerah (Organda) yang terdapat di Makassar dan yang sering menyebabkan kericuhan merasa organisasinya paling terbaik serta paling unggul diantara organda yang lain. Bukan hanya itu adanya doktrin serta motif balas dendam antar lembaga masing-masing menyebabkan konflik menjadi memanas. Kemudian, kurangnya komunikasi antar mahasiswa daerah, dan hal tersebut merupakan suatu stigma yang turun temurun.

Karena telah maraknya terjadi hal seperti itu juga bukan hanya di Makassar melainkan di seluruh Indonesia dari sudut pandang pemerintah sendiri sudah beberapa kali menyuarakan dan menindak hal ini bilamana organisasi yang sering terlibat diusulkan untuk dibubarkan saja. Beberapa orang dari ranah politik seperti DPR pun sudah turun tangan dan mendesak menteri dalam negeri untuk menertibkan sejumlah organisasi yang selalu terlibat bentrokan atau berbuat onar di jalanan.

Memang sepatutnya pemerintah menindak tegas hal tersebut seperti melakukan pembinaan maupun penertiban. Dengan kewenangan yang dimiliki juga seharusnya pemerintah dapat mengambil langkah tegas seperti melakukan pencabutan izin sebagai solusi yang paling efektif. Terlebih sekarang terjadi pandemic COVID yang dimana organisasi yang sering berbuat onar ini seharusnya turut membantu pemerintah dalam pencegahan COVID.

Aparat hukum yang selalu turun menerbitkan kericuhan dan kegaduhan yang dibuat oleh organisasi dari sudut pandangnya mengatakan bahwa konflik atau pertiakian yang terjadi di antara dua organisasi terkadang terjadi karena adanya berbagai faktor yang di antaranya adanya persaingan wilayah, adanya persaingan terhadap nilai-nilai ekonomis, dan adanya masalah internal atau eksternal yang kemudian membesar.

Aparat hukum sendiri juga menjelaskan terkait apa yang mereka dapatkan dari sudut pandang anggota organisasi yang sering berbuat ricuh, dimana kebanyakan dari mereka sedang mencari jati diri, kurangnya kegiatan sosial dalam masyarakat juga membuat mereka tertarik untuk bergabung dengan organisasi tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun