Mohon tunggu...
Mikhsan Firdaus
Mikhsan Firdaus Mohon Tunggu... Tutor - Mahasiswa

Streaming, watching

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tantangan Geopolitikal Global dan Optimalisasi Geostrategi Indonesia

12 November 2022   16:20 Diperbarui: 12 November 2022   16:25 239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kutipan pesan Bung Karno tersebut terasa tepat ketika kita membicarakan pemulihan ekonomi dan reformasi struktural yang sedang kita kerjakan. Sampai saat ini kita masih dihadapkan pada pandemi covid-19 yang berdampak luas pada seluruh sektor kehidupan masyarakat, terutama pada sektor kesehatan dan perekonomian. Dampak dari pandemi Covid-19 yang berskala global, membuat setiap negara berupaya sekuat tenaga menghindari krisis yang berkepanjangan.

Pada fase pertama, yang akan kita hadapi adalah krisis kesehatan. Hingga akhir Februari kemarin, lebih dari 433 juta warga dunia dari 226 negara telah terpapar Covid-19, dan sekitar 6 juta jiwa diantaranya tidak terselamatkan. Demi keberpihakan kita pada kesehatan dan keselamatan masyarakat, kita “dipaksa” untuk membatasi aktivitas dan mobilitas masyarakat, sehingga berdampak pada melemahnya perpertumbuhan ekonomi dan pada akhirnya mengantarkan kita pada jurang resesi. Pada tahap inilah kita memasuki fase krisis ekonomi.

Dalam skala riil-nya, dampak resesi ekonomi terlihat dari meningkatnya pengangguran, turunnya pendapatan, meningkatnya angka kemiskinan, melebarnya angka ketimpangan, di samping banyaknya dunia usaha --termasuk UMKM sebagai sentra ekonomi rakyat-- yang terpaksa gulung tikar.
Jika tidak segera diatasi, yang terjadi berikutnya adalah terjadinya krisis sosial. Bahkan di negara maju sekelas Amerika Serikat, melemahnya aktivitas perekonomian dan PHK massal telah menjadi sumbu bom waktu, yang berujung pada kerusuhan massa dan penjarahan di berbagai negara bagian. Jika merujuk pada catatan sejarah, kita pun pernah memiliki catatan kelam ketika krisis ekonomi berujung pada krisis sosial pada tahun 1998.

Pada fase akhir, kegagalan mengendalikan krisis sosial akan mengantarkan pada fase berikutnya, yaitu krisis politik, yang akan mengancam keberlangsungan hidup berbangsa dan bernegara. Pada titik ini, kita menyadari bahwa ada hubungan kausalitas yang sangat erat antara stabilitas perekonomian dengan kondisi pertahanan dan keamanan suatu negara.

Dalam konteks inilah kita merasa bersyukur memiliki TINI dan POLRI, sehingga kita tidak sampai masuk pada krisis sosial dan krisis politik. Kiprah dan kontribusi TNI dan POLRI dalam penanggulangan pandemi Covid-19 dengan berbagai dampaknya, patut kita apresiasi. Peran TNI dan Polri tidak hanya kita rasakan melalui giat “cipta kondisi”, melainkan juga sebagai generator berbagai kebijakan penanggulangan pandemi, di samping berbagai aksi solidaritas dan bantuan kemanusiaan, baik yang dilakukan secara institusi kelembagaan, maupun secara pribadi dari personil-personil TNI dan Polri yang berjiwa patriot.

OPTIMALISASI GEOSTRATEGI INDONESIA DI SELAT MALAKA

  • Geostrategi Indonesia

Pada dasarnya geostrategi mempunyai definisi sebagai kemana arah geografis dari kebijakan luar negeri suatu negara. Lebih tepatnya, geostrategi memperlihatkan kemana negara memfokuskan militer power projection nya serta berbagai usaha diplomatik. Perlu diingat bahwa sumber daya yang dimiliki oleh negara adalah terbatas, sehingga penggunaan sumber daya ini harus hati – hati dan difokuskan kepada sektor yang memang krusial. Variabel utama dari geostrategi adalah batas negara, negara akan melakukan apapun untuk melindungi teritorinya dari serangan dan invasi dan batas negara adalah salah satu alat ukur yang tepat untuk keamanan teritori (Grygiel, 2006). Biasanya, fokus negara dalam melindungi teritorinya berada pada daratan dibandingkan dengan lautan. Namun, hal ini sebenarnya tergantung dari letak geografis negara itu sendiri. Lagipula negara dengan batas daratan seringkali berada dalam kondisi stabil, jika negara tetangganya mempunyai hubungan yang baik (Grygiel, 2006). Kesimpulannya, batas negara begitu mempengaruhi arah dari geostrategi suatu negara. batas negara terprovokasi, maka negara akan mengeluarkan segala usahanya dalam hal ini dan membatasi usaha kendali dari sumber daya dan rute perdagangan.

Di Indonesia, geostrategi didefinisikan sebagai sebuah cara yang digunakan untuk menentukan arah kebijakan serta arah penggunaan sarana dengan tujuan untuk mencapai tujuan bangsa dengan asas kemanusiaan dan keadilan sosial (Agus, 2015). Tujuan dari geostrategi Indonesia sendiri diarahkan kepada lima hal, yaitu: penegakan hukum dan ketertiban; perwujudan kesejahteraan dan kemakmuran; pertahanan dan keamanan; keadilan hukum dan sosial; serta kebebasan rakyat (Agus, 2015). Dalam pelaksanaannya, geostrategi Indonesia berusaha untuk diwujudkan lewat adanya konsep Ketahanan Nasional.

Ketahanan Nasional dapat didefinisikan sebagai suatu kondisi bangsa yang dinamis yang selalu dalam mempertahankan kedaulatannya dihadapkan oleh berbagai ancaman dan hal ini diupayakan dengan melalui pembangunan nasional di seluruh aspek kehidupan nasional (Suradinata, 2001). Aspek kehidupan nasional ini berdimensi Asta Gatra. Asta Gatra sendiri merupakan sebuah kehidupan nasional yang kompleks namun disederha-nakan sedemikian rupa, tapi tetap mencerminkan kehidupan nasional yang nyata (Suradinata, 2001). Asta Gatra terdiri dari dua aspek, yaitu tiga unsur yang terkandung dalam aspek ilmiah (Tri Gatra) dan aspek sosial yang berjumlah lima unsur (Panca Gatra) (Agus, 2015). Ketika dua aspek ini dijumlah maka berjumlah delapan unsur sehingga dinamakan Asta Gatra. Aspek ilmiah yang berjumlah tiga, terdiri dari geografi, demografi, dan sumber kekayaan alam. Sedangkan aspek sosial yang berisi lima unsur terdiri dari, ideologi, ekonomi, politik, sosial budaya, dan pertahanan dan keamanan (Mulyono, 2017). Keterkaitannya dengan geostrategi adalah, geostrategi dalam pelaksanaannya tergantung kepada pemberdayaan aspek ilmiah atau Tri Gatra yang ditujukan untuk meningkatkan ketahanan aspek sosial atau Panca Gatra.

  • Arti Penting Selat Malaka

Selat Malaka merupakan selat yang berada diantara Semenanjung Malaya dan Pulau Sumatera dengan panjang 800 km dengan lebar 65 km dan sedalam 22.5m (Fathun, 2019). Selat Malaka adalah jalur yang paling cepat dan tersingkat yang menghubungkan antara Asia dan India.Selat Malaka ini menjadi salah satu “choke point” perdagangan dunia yang menghubungkan Laut Cina dengan Samudera Hindia, dan dengan lebar tersempit hanya selebar 2.8km saja, menjadikan Selat Malaka sebagai salah satu selat dengan tingkat kemacetan yang signifikan di dunia (Evers & Gerke, 2011). Selat Malaka ini telah menjadi jalur distribusi barang dan energi dunia yang dibuktikan dengan jumlah kapal yang melintas di selat ini lebih dari 70.000 kapal, dan seringkali yang melintas adalah kapal berjenis kontainer maupun tanker dari Timur Tengah menuju Laut Cina Selatan maupun sebaliknya (Aldebaran, 2016).

Selat Malaka bagi negara littoral states (Indonesia, Malaysia, dan Singapura) mempunyai nilai penting tersendiri. Terlepas dari menjadi jalur perdagangan tersibuk di dunia, Selat Malaka juga menjadi salah satu sumber pangan penting bagi Indonesia dan Malaysia. Bagi Indonesia, Selat Malaka merupakan sumber penangkapan ikan terbesar kedua setelah Laut Jawa dan sedangkan bagi Malaysia dapat menghasilkan sebesar 60% dari total penangkapan ikan selama satu tahun (Kawengian, 2017).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun