Namun sebelum si turis sempat menghabisi si pemuda, tiba -- tiba tanah di sekitar mereka bergetar. Lalu muncullah asap dan bayangan orang. Awalnya jumlahnya satu, namun lama -- lama mereka bertambah banyak. Â Mereka keluar dari dalam tanah. Lalu bayangan yang menyerupai wujud manusia itu bergerak perlahan, mendekati si turis dan si pemuda.
"Celaka! Arwah dari dunia kunang -- kunang itu kesini! Ayo kita pergi" kata si pemuda. Si pemuda melarikan diri, sementara si turis masih terkejut dan tak bergeming.
"Hei! Mereka akan membunuhmu! Ayo kita kembali!" Namun ajakan si pemuda tak digubris oleh si turis.
"Keabadian.. Aku tak ingin kembali ke dunia yang bolak -- balik itu. Aku ingin langgeng dalam keabadian!" Lalu si turis mundur dan berlari ke air terjun itu. Ia menyeburkan dirinya di aliran derasnya sambil mengangkat kedua tangannya.
Jumlah roh penasaran itu kian banyak. Sebagian mengejar si pemuda, dan si pemuda mampu mengusir mereka dengan mantra "Kdoo-Nyan". Sementara sebagian arwah lain, mengikuti si turis ke dalam air terjun itu. Mereka lalu menggotong tubuh si turis, masuk ke dalam aliran air terjun dan tak kembali.
Melihat kejadian itu, si pemuda merasa tak ada pilihan lagi. Ia pun mengeluarkan dua benih dari dalam sakunya. Dua benih yang saling menempel itu, ia pisahkan lagi, dan seketika benih itu berubah menjadi elang.
"Tolong antar aku kembali ke dunia langit!" kata si pemuda kepada elang. Lalu elang itu mengantarkan si pemuda kembali ke awan.
"Sudah kubilang, orang itu tak dapat ditolong. Tapi kau masih memaksa untuk kesini." Kata elang itu kepada si pemuda.
"Yah.. Aku pikir, karena aku sudah dijebak selama ini, aku tak ingin orang lain ikut terjebak lebih dalam." Kata si pemuda.
"Itulah yang membuatku mau menjemputmu. Kalau kau tidak punya niat seperti itu, aku akan membiarkanmu digotong oleh arwah penasaran itu."
"Kenapa kau tidak menolong orang itu juga?"