"Kenapa?"
"Karena peri itu berubah menjadi arwah penasaran. Mereka adalah jiwa serakah yang terpancing mencari air terjun itu hingga mati."
Si pemuda melanjutkan.
"Dan setelah mati, mereka baru sadar kalau air terjun itu hanya jebakan. Sehingga mereka marah, dendam dan mengajak orang lain agar ikut mencari air terjun itu."
"Oh, jadi karena alasan itu, kau berpikir air ini tak nyata? Perlu kau tahu, sebenarnya aku juga bertemu dengan peri itu. Aku menolongnya dan sebagai gantinya dia mengantarku sampai ke tempat ini. Jadi kalau kau bilang mereka jahat, itu tidak benar!"
"Justru berkat bantuan mereka, aku bisa sampai sini!"
Lalu si turis mengeluarkan sebilah pisau.
"Aku pikir bukan mereka yang berniat jahat kepadaku. Tapi kau! Karena kau ingin air itu, kau mengelabuiku dengan cerita bohong itu kan? Agar aku bisa percaya kepadamu dan merebut air itu dariku."
 "Tunggu dulu. Aku beritahu lagi. Air itu jebakan. Aku sudah tak berminat mengambilnya lagi."
"Bohong! Kalau kau tidak ingin air itu, mestinya kau tidak kemari."
"Benar. Karena tujuanku kemari bukan karena air itu. Tapi karena aku ingin memberitahumu dan mengajakmu pergi dari sini."