"Jadi itu sebabnya, cahaya kunang -- kunang itu redup?"
"Begitulah. Cahayanya dikalahkan oleh keserakahan, sehingga mereka tak bisa berpendar dengan terang."
"Kau tahu banyak rupanya."
"Hanya pengetahuan umum."
"Tapi kalau itu memang benar, kutukan itu pasti mengerikan. Sampai -- sampai membuat jiwa mereka tidak tenang."
"Ya. Untuk mereka lah kita ada disini."
"Terdengar seperti perjuangan yang hebat."
"Bukankah begitu?"
Lalu si turis dan si pemandu melewati semak -- semak. Mereka mulai melihat pohon -- pohon yang tinggi. Suasananya begitu rimbun, tapi gelapnya pepohonan itu mengundang penasaran.
"Ngomong -- ngomong, dimana kita bisa menemukan buah itu?"
"Peri itu bilang ada di hutan sini."